Begitu menjejakkan kaki di jantung Kathmandu, ibukota Nepal ini langsung menyambut dengan energi yang menggugah seluruh indera.


Jalanan sempitnya dipenuhi motor yang meraung, klakson yang bersahutan, serta teriakan ramah para pedagang yang menjajakan segala sesuatu, dari balsem harimau legendaris hingga kerajinan tangan khas daerah pegunungan.


Aroma masakan kaki lima yang menggoda menguar dari sudut-sudut kota, mengundang siapa pun untuk mencicipi kelezatannya. Suasana kota yang hidup dan padat ini begitu kontras dengan ketenangan tempat-tempat lain yang pernah dikunjungi sebelumnya. Namun, justru di situlah daya tarik Kathmandu: penuh kejutan dan energi yang tiada henti.


Penginapan & Kuliner: Liburan Seru Tanpa Bikin Kantong Bolong


Untuk urusan akomodasi, Kathmandu menawarkan berbagai pilihan sesuai anggaran. Penginapan hemat seperti wisma tamu lokal bisa didapat dengan harga antara 500 hingga 1500 NPR (sekitar Rp60.000–Rp180.000) per malam, biasanya berupa kamar kipas dan kamar mandi bersama. Hotel kelas menengah dengan fasilitas lebih lengkap seperti kamar mandi pribadi dan WiFi, dihargai antara 2000–5000 NPR (Rp240.000–Rp600.000). Ingin sesuatu yang lebih eksklusif? Penginapan butik bernuansa arsitektur tradisional khas Newar tersedia mulai 6000 NPR ke atas (sekitar Rp700.000).


Untuk urusan perut, tak perlu khawatir. Warung makan lokal menyajikan porsi besar dengan harga sangat bersahabat: sekitar 300–600 NPR (Rp35.000–Rp70.000) per sekali makan. Restoran yang lebih mewah mematok harga antara 800 hingga 2000 NPR (Rp95.000–Rp240.000), tetap tergolong ramah di kantong bagi wisatawan mancanegara.


Pendakian Menuju Kuil Klasik: Swayambhunath atau 'Monkey Temple'


Pagi hari adalah waktu terbaik untuk menaklukkan 365 anak tangga menuju Swayambhunath, yang populer dengan julukan Monkey Temple. Terletak di atas bukit berhutan, perjalanan menuju kuil ini memang menantang, namun terbayar lunas oleh pemandangan kota yang memukau dari ketinggian.


Kompleks ini dikenal dengan struktur ikonik berupa kubah putih besar yang menjulang, dihiasi menara emas dan mata Buddha yang mengawasi dari empat arah. Kawanan monyet ekor panjang berkeliaran bebas di sekitar area, memberikan suasana unik yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.


Tiket masuk untuk wisatawan asing berkisar 500 NPR (sekitar Rp60.000), dan untuk warga Asia Selatan lebih murah. Luangkan waktu sekitar 2–3 jam untuk mendaki dan menjelajahi kompleks bersejarah ini. Jika ingin kenyamanan, naik taksi dari kawasan Thamel hanya memerlukan 300–400 NPR (Rp35.000–Rp50.000).


Demam Momo: Camilan Wajib Para Petualang


Tidak lengkap menjelajah Kathmandu tanpa mencicipi momo, pangsit khas pegunungan Himalaya yang menggoda. Hidangan ini bisa ditemukan di hampir setiap sudut kota, baik digoreng maupun dikukus, dengan isian ayam cincang atau sayuran segar. Disajikan panas-panas bersama sambal tomat pedas atau saus wijen yang gurih, momo langsung menjadi favorit banyak pelancong.


Harganya sangat terjangkau: satu piring berisi 10–12 momo hanya dibanderol antara 150–300 NPR (sekitar Rp20.000–Rp35.000). Baik sebagai camilan cepat maupun makan siang ringan, momo adalah pilihan jitu yang lezat dan praktis.


Pusat Persiapan Pendakian: Surganya Perlengkapan Outdoor


Kathmandu, khususnya kawasan Thamel, adalah tempat terbaik untuk melengkapi perlengkapan sebelum bertualang ke rute legendaris Annapurna Circuit. Toko-toko di sepanjang jalan menjual perlengkapan lengkap – dari merek ternama hingga produk lokal dengan harga lebih terjangkau.


Beberapa perlengkapan penting yang umum dicari antara lain:


- Sleeping bag tahan cuaca dingin: sewa mulai 100–300 NPR per hari, atau beli mulai 5000 NPR;


- Trekking poles: 1000–4000 NPR;


- Tablet pemurni air: 200–500 NPR per botol.


Bagi pendakian singkat, menyewa jauh lebih hemat. Namun untuk ekspedisi rutin, membeli bisa menjadi investasi jangka panjang. Pastikan untuk menyisihkan setengah hari hingga sehari penuh untuk memilih perlengkapan terbaik, dan jangan lupa, tawar-menawar adalah hal biasa di sini.


Menuju Himalaya: Awal Petualangan Sejati


Menjelang fajar, banyak pelancong menaiki bus lokal menuju Besisahar, gerbang utama menuju Annapurna Circuit. Perjalanan selama 6–8 jam ini dihargai sekitar 600–800 NPR dan menyuguhkan pemandangan alam menakjubkan: ladang bertingkat, sungai deras, dan siluet pegunungan yang menjulang di kejauhan.


Sebelum berangkat, jangan lupa mengurus izin perjalanan seperti ACAP dan TIMS di Kathmandu, dengan total biaya sekitar 5000 NPR (sekitar Rp600.000). Izin ini wajib untuk semua pendaki dan dapat diperoleh dalam satu hari kerja.


Sebagai kota penuh warna dan dinamika, Kathmandu bukan sekadar titik awal perjalanan. Ini adalah pengalaman utuh yang mempersiapkan diri, baik mental maupun fisik untuk menjelajahi keagungan Himalaya. Dari jalanan yang sibuk hingga makanan yang menghangatkan, semuanya membentuk satu simfoni yang menggugah jiwa petualang.


Kathmandu bukan hanya kota. Ia adalah gerbang. Gerbang menuju pengalaman tak terlupakan. Siapkah Anda membuka pintunya dan menemukan keajaiban di baliknya?