Pernahkah Anda mengalami penglihatan tiba-tiba buram, bahkan hanya pada salah satu mata, disertai rasa nyeri saat menggerakkan bola mata?
Kondisi ini bisa menjadi tanda awal dari penyakit neurologis serius yang dikenal sebagai multiple sclerosis (MS).
Salah satu sinyal awal yang paling sering muncul adalah optic neuritis (ON) atau peradangan saraf optik. Fenomena ini banyak dijumpai pada usia muda, terutama wanita, dan sering kali menjadi pengalaman pertama sebelum seseorang didiagnosis MS. Gejala awalnya bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, namun jika dikenali sejak dini, perawatan yang tepat mampu membantu memperlambat perburukan penyakit.
Optic neuritis terjadi ketika lapisan pelindung saraf optik yang disebut mielin mengalami kerusakan akibat peradangan. Akibatnya, aliran sinyal dari mata ke otak terganggu. Inilah yang memicu gangguan penglihatan, mulai dari sekadar kabur ringan hingga kehilangan penglihatan yang signifikan.
Selain penglihatan yang menurun mendadak, pasien biasanya mengeluhkan nyeri di sekitar mata yang semakin terasa saat mata digerakkan. Gejala khas lainnya meliputi:
- Dyschromatopsia atau kesulitan membedakan warna, terutama warna merah.
- Penurunan sensitivitas terhadap kontras cahaya.
- Defek lapang pandang, misalnya munculnya bintik gelap di tengah penglihatan (centrocecal scotoma).
- RAPD (Relative Afferent Pupillary Defect) yang dapat ditemukan saat pemeriksaan dengan senter oleh tenaga medis.
Menariknya, meskipun serangan ini berlangsung dalam hitungan hari hingga minggu, sebagian besar penderita biasanya mengalami pemulihan spontan sebagian. Namun, tidak jarang kerusakan sisa tetap bertahan, seperti berkurangnya ketajaman penglihatan atau gangguan warna yang menetap.
Bagi banyak penderita, ON bukanlah masalah mata semata, tetapi alarm dini terhadap risiko MS. Data menunjukkan sekitar 15-20% pasien MS pertama kali mengalami ON, dan hampir 50% pasien MS akan mengalami ON di salah satu fase perjalanan penyakitnya.
Pemeriksaan MRI otak sangat penting karena dapat mendeteksi adanya lesi demielinasi, yaitu bercak pada jaringan otak yang khas pada MS. Kehadiran lesi ini sangat erat kaitannya dengan peningkatan risiko berkembangnya multiple sclerosis klinis.
Selain MRI, metode diagnostik lain yang mendukung meliputi:
- Visual Evoked Potentials (VEP): mengukur kecepatan sinyal listrik dari mata ke otak.
- Optical Coherence Tomography (OCT): menilai penipisan lapisan serabut saraf retina akibat kerusakan permanen pascainflamasi.
- Pemeriksaan untuk menyingkirkan penyebab lain seperti infeksi atau toksin tertentu.
Seorang ahli saraf, Dr. Laura J. Balcer, menekankan bahwa ON sering kali menjadi petunjuk pertama menuju diagnosis MS, sehingga evaluasi dengan MRI sangat penting untuk memetakan risiko. Senada dengan itu, Dr. Frederik Barkhof, pakar neuroradiologi, menegaskan bahwa identifikasi dini ON memberikan "jendela emas" untuk intervensi sebelum penyakit berkembang lebih jauh.
Hingga saat ini, kortikosteroid dosis tinggi intravena masih menjadi terapi utama pada fase akut ON. Obat ini berfungsi mempercepat pemulihan penglihatan, meski tidak menjamin hasil jangka panjang.
Lebih jauh, pemantauan ketat pasien ON sangat penting untuk menentukan kapan harus memulai terapi penyakit-modifikasi (Disease Modifying Therapies/DMTs). Obat-obat DMT terbukti mampu menurunkan frekuensi kekambuhan MS sekaligus memperlambat kerusakan saraf.
Di samping itu, penelitian terbaru sedang berfokus pada strategi neuroproteksi dan remielinisasi. Tujuannya adalah melindungi sel saraf dari kerusakan lebih lanjut serta mendorong proses penyembuhan mielin yang rusak. Walaupun masih dalam tahap pengembangan, pendekatan ini memberi harapan besar bagi penderita MS di masa depan.
Pendekatan yang ideal tidak hanya mengandalkan obat, tetapi juga mencakup rehabilitasi visual, dukungan neurologis, hingga konseling psikologis. Kombinasi multidisipliner ini terbukti meningkatkan kualitas hidup pasien dalam menghadapi perjalanan penyakit jangka panjang.
Optic neuritis bukanlah sekadar peradangan mata biasa, melainkan indikator penting dari gangguan neurologis serius. Gejala khas berupa penglihatan buram mendadak, nyeri mata, serta gangguan warna harus menjadi peringatan agar segera mencari bantuan medis.
Diagnosis yang cepat, didukung pemeriksaan MRI dan tes penunjang lain, memungkinkan dokter mengambil langkah pencegahan sebelum MS berkembang lebih jauh. Meskipun kortikosteroid hanya mempercepat pemulihan jangka pendek, keberadaan terapi baru serta upaya riset berkelanjutan memberi harapan bagi penderita untuk menjalani hidup lebih baik.
simak video "mengenal tanda optik neuritis"
video by "TribunnewsWIKI Official"