Di zaman sekarang, menjadi bintang olahraga bukan hanya soal performa di lapangan atau di lapangan basket.
Pertanyaannya adalah: jika seorang atlet tidak muncul di feed media sosial Anda, apakah mereka benar-benar superstar?
Mari kita kupas bagaimana sosok seperti Lionel Messi, Kylian Mbappé, dan Stephen Curry telah mengubah wajah budaya olahraga, bukan hanya lewat keahlian mereka, tapi lewat sentuhan jari di layar ponsel mereka.
Dulu, liputan olahraga dikuasai oleh TV dan media cetak. Sekarang? Platform seperti TikTok dan Instagram telah mengubah semua itu. Atlet tak perlu lagi menunggu wartawan untuk mengisahkan perjalanan mereka, mereka sendiri yang jadi narator, langsung, real-time, dan menjangkau jutaan penggemar.
Lihat saja Lionel Messi. Ketika ia bergabung dengan Inter Miami pada tahun 2023, jumlah pengikut akun Instagram klub tersebut melejit dari kurang dari 1 juta menjadi lebih dari 15 juta dalam waktu kurang dari dua bulan. Messi tidak hanya membawa keahliannya ke Major League Soccer, ia membawa perhatian dunia bersamanya. Yang mengejutkan? Semua itu dipicu oleh satu unggahan selamat datang yang mendapat lebih dari 12 juta likes!
1. Messi: Sosok Pendiam, Dampak Dahsyat
Messi bukan tipe yang sering muncul di media sosial. Namun, ketika ia memutuskan untuk berbicara, walau hanya lewat satu foto atau video, dampaknya luar biasa. Akun Instagram-nya (@leomessi) kini memiliki lebih dari 500 juta pengikut per 2025, menjadikannya salah satu yang terbesar di dunia.
Kenapa ini penting? Karena pengaruh digitalnya lebih besar dari banyak merek global. Sponsor tidak hanya membayarnya untuk apa yang ia lakukan di lapangan, mereka membeli akses langsung ke setengah miliar calon konsumen. Satu unggahan Messi bisa bernilai jutaan bagi para brand besar.
2. Mbappé: Raja Digital Generasi Baru
Kylian Mbappé adalah gambaran sempurna dari atlet masa kini: cepat, penuh gaya, dan terkoneksi penuh. Berbeda dari Messi, Mbappé sangat aktif di dunia digital. Di Instagram dan TikTok, ia membagikan momen latihan, pemotretan fashion, hingga candaan santai dengan rekan setim.
Salah satu contoh paling viral adalah ketika ia mengunggah klip no-look pass saat latihan di TikTok tahun 2024. Hanya dalam waktu singkat, video tersebut ditonton lebih dari 80 juta kali! Hebatnya lagi, setelah video itu viral, pendaftaran ke akademi muda PSG melonjak dua kali lipat. Inilah bukti bahwa pengaruhnya bukan sekadar angka, tapi juga membentuk masa depan.
3. Steph Curry: Cerita Personal yang Menjual
Jika sepak bola mendominasi dunia, maka Steph Curry adalah bukti bahwa bintang basket juga bisa menguasai jagat digital lewat kepribadian. Curry dikenal bukan hanya sebagai penembak tiga angka andal, tetapi juga sebagai ayah yang suka berdansa, gamer yang akrab dengan penggemar, dan sosok humoris di balik layar.
Istrinya, Ayesha Curry, juga berperan besar dalam membangun ekosistem digital mereka. Bersama-sama, mereka menciptakan sebuah brand yang memadukan gaya hidup sehat, keluarga, dan inspirasi. Akun media sosial Curry bukan cuma tentang basket, tapi juga tentang kehidupan yang bisa menginspirasi siapa saja.
Sekarang, penggemar tak lagi hanya menonton pertandingan. Mereka mengikuti proses pemulihan cedera, latihan, pesta ulang tahun, hingga peluncuran sepatu. Ini menciptakan ikatan emosional yang lebih dalam dan efeknya? Penggemar berubah jadi pembeli setia.
Berikut tiga pergeseran besar yang sedang terjadi:
1. Monetisasi Langsung
Atlet kini bisa mendapatkan penghasilan langsung dari audiens mereka melalui konten sponsor, produk eksklusif, hingga merchandise digital. Klub dan liga harus beradaptasi atau ketinggalan zaman.
2. Penyebaran Global Lebih Cepat
Momen spektakuler tak butuh waktu lama untuk menjadi viral. Cukup 15 detik di TikTok, dan dunia langsung tahu. Ini membuat momen olahraga lebih cepat menjadi bagian dari budaya pop.
3. Kontrol Narasi Sepenuhnya di Tangan Atlet
Dulu, atlet bergantung pada media untuk berbicara. Sekarang? Mereka bisa menyampaikan langsung ke penggemar. Ketika mereka menang, kalah, atau menghadapi isu, mereka bisa bicara tanpa filter. Hasilnya: kepercayaan yang lebih besar dari pengikut mereka.
Meski fokus artikel ini adalah Messi, Mbappé, dan Curry, tidak lengkap rasanya tanpa menyebut Cristiano Ronaldo. Ia adalah orang pertama yang mencapai 600 juta pengikut di Instagram. Ia rutin membagikan momen latihan, gaya hidup, dan kegiatan sehari-hari.
Menariknya, meskipun Ronaldo lebih sering mengunggah konten, Messi justru memiliki engagement per post yang lebih tinggi. Ini menunjukkan dua gaya yang berbeda: satu berdasarkan frekuensi (Ronaldo), satunya lagi berdasarkan dampak (Messi). Dua-duanya berhasil, dua-duanya mengubah cara dunia melihat atlet.
Jawabannya: harus berubah atau hilang.
Stasiun TV mulai menyisipkan konten media sosial atlet dalam tayangan mereka. Namun pertanyaannya: jika para pemain bisa menceritakan kisah mereka sendiri dengan lebih menarik, apakah kita masih butuh perantara?
Bahkan atlet muda yang belum terkenal bisa membangun basis penggemar dari nol lewat TikTok. Tanpa sponsor besar. Tanpa media besar. Ini membuka pintu kesempatan lebih luas bagi semua kalangan.
Kesimpulannya: media sosial bukan pelengkap bagi atlet, tapi justru pusat dari brand, bisnis, dan koneksi mereka dengan penggemar.
Bagi Anda yang penggemar, pemasar, atau bahkan atlet muda yang punya mimpi besar, ini pelajaran penting: pertandingan sesungguhnya ada di dunia digital. Dan jika Anda tahu cara bermainnya, pengaruh Anda bisa menjangkau seluruh dunia.
Sekarang, giliran Anda. Siapa yang paling menginspirasi?
Messi dengan pesonanya yang kalem? Mbappé dengan gayanya yang segar? Atau Curry dengan kehangatan dan ceritanya yang menyentuh?
Yuk, berbagi pendapat Anda!