Dalam lanskap investasi modern, strategi pasif telah menjadi fondasi utama dalam membangun kekayaan jangka panjang. Dua instrumen yang paling menonjol dalam strategi ini adalah index fund dan exchange-traded fund (ETF). Keduanya dirancang untuk memberikan eksposur luas terhadap pasar dengan biaya yang rendah.


Namun, di balik kemiripan tujuan tersebut, terdapat perbedaan mendasar dalam struktur, efisiensi pajak, hingga kemudahan akses yang bisa berdampak besar pada hasil investasi Anda dalam jangka panjang.


Struktur dan Cara Kerja yang Berbeda, Mana yang Lebih Cocok untuk Anda?


Index fund beroperasi sebagai reksa dana yang bertujuan meniru kinerja indeks pasar tertentu. Transaksi pembelian dan penjualan hanya dilakukan satu kali dalam sehari, yaitu pada saat penutupan pasar dengan harga nilai aktiva bersih (NAB). Ini sangat ideal bagi investor jangka panjang yang mengutamakan konsistensi dalam menabung tanpa harus terpengaruh fluktuasi pasar harian.


Di sisi lain, ETF memiliki struktur unik yang memungkinkan investor untuk membeli dan menjual unit ETF kapan saja selama jam perdagangan, mirip seperti saham di bursa efek. Hal ini memberikan fleksibilitas lebih tinggi dan membuka pintu bagi strategi perdagangan aktif yang lebih kompleks.


ETF Lebih Likuid, Tapi Apa Risikonya?


Salah satu keunggulan utama ETF adalah tingkat likuiditasnya yang tinggi. Karena dapat diperjualbelikan secara real-time, investor bisa dengan mudah memanfaatkan peluang pasar, melakukan order dengan harga limit, atau bahkan melindungi portofolio mereka dengan strategi seperti stop-loss.


Namun, kemudahan ini juga memiliki sisi lain. Likuiditas yang tinggi dan akses real-time dapat menjadi pedang bermata dua. Bagi investor yang belum berpengalaman atau mudah terpengaruh emosi, ini bisa mendorong keputusan yang tidak rasional seperti panic selling atau market timing yang salah. Maka dari itu, ETF lebih cocok bagi investor yang sudah memahami dinamika pasar dengan baik.


Keunggulan Pajak yang Tidak Banyak Diketahui


Salah satu alasan mengapa ETF semakin digemari adalah karena efisiensi pajaknya. Melalui proses redemption secara in-kind, ETF dapat mengganti aset yang mendasarinya tanpa menjualnya di pasar terbuka. Dengan demikian, potensi distribusi capital gain bisa ditekan seminimal mungkin, sehingga investor bisa menunda kewajiban pajak dan memaksimalkan pertumbuhan investasi bersih.


Sebaliknya, index fund cenderung mendistribusikan capital gain kepada seluruh pemegang unit ketika dana harus menjual aset untuk memenuhi penarikan dana. Ini bisa menyebabkan beban pajak yang tidak terduga, terutama jika terjadi arus keluar yang besar atau rebalancing dalam portofolio.


Biaya Rendah Tapi Tetap Perlu Teliti


Baik ETF maupun index fund sama-sama dikenal dengan biaya manajemen yang rendah, menjadikannya pilihan ekonomis bagi investor jangka panjang. Namun, ETF sering kali memiliki biaya pengelolaan yang sedikit lebih rendah karena persaingan yang tinggi di pasar.


Meski demikian, biaya total tidak hanya berasal dari expense ratio. Dalam ETF, ada tambahan biaya tersembunyi seperti spread bid-ask, kemungkinan transaksi di harga premium atau diskon dari NAB, serta biaya broker. Untuk investor yang sering melakukan transaksi, biaya-biaya ini bisa menggerus keuntungan.


Sementara itu, index fund biasanya membebaskan biaya transaksi jika dibeli langsung dari perusahaan pengelola. Namun, mereka mungkin memiliki minimum investasi awal yang lebih tinggi atau beban biaya operasional yang sedikit lebih mahal. Untuk investor pemula atau mereka yang ingin memulai dengan dana kecil secara bertahap, index fund bisa menjadi opsi yang lebih mudah dijangkau.


Aksesibilitas dan Otomatisasi: Penting untuk Disiplin Finansial


Salah satu keunggulan utama index fund adalah kemampuannya untuk menyokong strategi investasi otomatis. Dengan sistem pembelian berkala otomatis, investor bisa melakukan strategi dollar-cost averaging tanpa perlu campur tangan aktif setiap bulan. Ini sangat membantu menjaga disiplin finansial dan menghindari keputusan emosional.


David Tenerelli, seorang perencana keuangan bersertifikat, menyatakan bahwa: "Secara sistematis membeli investasi secara bertahap dari waktu ke waktu adalah metode yang terbukti untuk hasil jangka panjang yang sukses, karena membantu Anda mengabaikan hiruk pikuk berita keuangan dan jebakan upaya timing pasar."


Selain itu, banyak platform digital seperti robo-advisor kini menawarkan layanan berbasis algoritma yang memberikan saran keuangan dengan biaya lebih rendah dibandingkan penasihat keuangan tradisional. Ini menjadi solusi ideal untuk investor yang menginginkan pendekatan otomatis, efisien, dan berbasis data.


ETF juga kini mulai mengadopsi fitur otomatisasi di beberapa platform, namun tidak seumum index fund. Investor yang memilih ETF perlu lebih aktif dalam mengatur jadwal pembelian atau menggunakan fitur recurring buy dari broker yang menyediakannya.


Memilih antara index fund dan ETF bukanlah soal mana yang lebih baik secara mutlak, melainkan mana yang paling sesuai dengan gaya investasi, tujuan finansial, dan tingkat kenyamanan Anda dalam mengelola investasi. ETF menawarkan fleksibilitas, efisiensi pajak, dan akses ke strategi pasar yang lebih kompleks, cocok untuk investor aktif dan berpengalaman. Sementara itu, index fund memberikan kemudahan otomatisasi, disiplin finansial, dan kesederhanaan yang sangat ideal untuk investasi jangka panjang secara konsisten.


simak video "mengenal investasi ETF"

video by "CNBC Indonesia"