Banyak orang mengira mengelola 401(k) adalah hal yang sederhana, cukup daftar, pilih dana investasi, dan biarkan berkembang. Namun kenyataannya, ada sejumlah kesalahan umum yang sering dilakukan tanpa disadari, dan ini bisa berdampak besar terhadap masa depan keuangan Anda.
Jika ingin menikmati masa pensiun yang nyaman dan bebas kekhawatiran, penting untuk mengetahui dan menghindari kesalahan-kesalahan ini sejak sekarang. Berikut 5 jebakan yang sering menjebak investor 401(k) dan cara mudah menghindarinya!
1. Tidak Menyumbang Cukup untuk Mendapatkan "Bonus Gratis" dari Perusahaan
Bayangkan ada uang gratis yang ditawarkan setiap bulan, namun Anda tidak mengambilnya. Itulah yang terjadi saat tidak menyumbang cukup untuk mendapatkan kontribusi maksimal dari perusahaan.
Banyak perusahaan menawarkan “match” misalnya 50% dari kontribusi hingga 6% dari gaji. Jika hanya menyumbang 3%, artinya Anda hanya mendapatkan separuh dari insentif yang sebenarnya bisa Anda dapatkan. Padahal, kontribusi perusahaan ini akan tumbuh bersama investasi Anda selama bertahun-tahun.
Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah menyumbang setidaknya sebesar batas maksimal yang akan dimatch oleh perusahaan. Ini adalah cara termudah untuk melipatgandakan tabungan tanpa biaya tambahan dari kantong Anda sendiri.
2. Tidak Memanfaatkan Batas Maksimal Kontribusi dan Keuntungan Pajak
Tahun 2025, batas kontribusi karyawan untuk 401(k) naik menjadi $23.500, dengan tambahan $7.500 bagi yang berusia di atas 50 tahun. Sayangnya, banyak yang berhenti menyumbang setelah memenuhi batas match perusahaan, padahal masih ada ruang besar untuk mengoptimalkan pertumbuhan investasi secara bebas pajak.
Gabungan antara kontribusi pra-pajak dan Roth bisa membantu mengelola beban pajak secara lebih efisien. Kontribusi pra-pajak mengurangi penghasilan kena pajak saat ini, sementara Roth memberikan pertumbuhan bebas pajak untuk masa depan. Beberapa perusahaan bahkan mengizinkan kontribusi setelah pajak dengan konversi ke Roth secara internal, strategi canggih yang sebaiknya dibahas dengan penasihat keuangan.
3. Pilihan Investasi yang Buruk dan Terlalu Bergantung pada Default
Banyak yang membiarkan dana 401(k) mereka ditempatkan di opsi default seperti target-date funds. Meskipun praktis, dana ini belum tentu mencerminkan kebutuhan dan toleransi risiko pribadi Anda. Beberapa bahkan memiliki biaya tersembunyi yang cukup tinggi.
Di sisi lain, terlalu berhati-hati, misalnya dengan menaruh semua dana di instrumen konservatif seperti money market fund dapat menyebabkan kerugian daya beli karena inflasi. Sebaliknya, terlalu agresif mendekati masa pensiun juga berbahaya karena dapat memperbesar kerugian jika pasar jatuh.
Solusinya? Buat portofolio yang terdiversifikasi dan disesuaikan dengan usia, profil risiko, serta tujuan pensiun Anda. Jangan lupa lakukan review dan rebalancing secara berkala untuk menjaga keseimbangan investasi tetap optimal.
4. Penarikan Dini dan Pinjaman yang Tidak Terkontrol
Mengambil dana dari 401(k) sebelum usia 59½ biasanya dikenai penalti 10% ditambah pajak penghasilan. Ini bisa sangat merugikan, apalagi jika dilakukan berkali-kali. Meminjam dari 401(k) mungkin tampak sebagai solusi cepat, tapi bisa mengganggu pertumbuhan jangka panjang dan menjadi beban jika terjadi perubahan pekerjaan.
Menyiapkan dana darurat di luar akun pensiun sangat disarankan agar Anda tidak tergoda menarik dana yang seharusnya digunakan untuk masa depan. Biarkan dana 401(k) bekerja tanpa gangguan demi masa pensiun yang lebih stabil.
5. Mengabaikan Rollover dan Peluang Konsolidasi
Pernah berpindah kerja dan meninggalkan saldo 401(k) di tempat lama? Anda tidak sendirian. Namun meninggalkan dana di berbagai akun bisa membuat pengelolaan menjadi rumit, terkena biaya lebih tinggi, dan kehilangan peluang pertumbuhan yang lebih terkontrol.
Melakukan rollover ke 401(k) baru atau IRA bisa menyederhanakan manajemen keuangan dan mungkin menurunkan biaya. Tapi, pastikan proses ini dilakukan dengan benar untuk menghindari kesalahan pajak yang merugikan.
Mengonsolidasikan dana pensiun bukan hanya soal kepraktisan, tapi juga tentang strategi membangun kekayaan secara efisien dan terstruktur.
401(k) bukan sekadar fasilitas dari kantor, itu adalah mesin kekayaan jangka panjang. Sayangnya, banyak yang membiarkannya berjalan autopilot dan kehilangan kesempatan untuk tumbuh secara optimal.
Seperti dikatakan oleh pakar keuangan Michael Kitces, "Perencanaan keuangan bukan hanya soal angka, tapi tentang mengarahkan perilaku ke arah yang lebih baik.” Artinya, pemahaman teknis sangat penting agar Anda bisa mengambil keputusan cerdas di sepanjang perjalanan menuju pensiun.