Penyakit Osgood-Schlatter merupakan gangguan pertumbuhan tulang yang umum terjadi pada remaja, terutama mereka yang sedang mengalami percepatan pertumbuhan dan aktif secara fisik, seperti dalam olahraga atau aktivitas intens lainnya.


Kondisi ini ditandai dengan peradangan pada tonjolan tulang di bawah tempurung lutut, tepatnya di bagian tuberositas tibia, tempat melekatnya tendon patella.


Mekanisme Terjadinya Osgood-Schlatter: Stres Mikro yang Menumpuk


Osgood-Schlatter berkembang akibat tarikan berulang dari otot quadriceps ke bagian tulang yang masih dalam masa pertumbuhan. Pada masa remaja, apofisis tibial belum mengeras sepenuhnya, sehingga lebih rentan terhadap cedera akibat tekanan mekanis yang berulang. Menurut Prof. Anthony Marino dari Johns Hopkins University, ciri khas kondisi ini secara histopatologis adalah adanya peradangan jaringan tulang rawan berserat dan robekan kecil di tempat melekatnya tendon tempurung lutut. Gerakan seperti melompat atau menendang dapat memperparah kondisi ini, menyebabkan nyeri, pembentukan tulang kecil tambahan (ossicle), dan kadang tonjolan tulang permanen.


Studi pencitraan terbaru dengan MRI menunjukkan adanya edema di sekitar tendon dan pecahan tulang di area apofisis, menandakan adanya stres mekanis dan peradangan yang sedang berlangsung.


Gejala Klinis dan Diagnosis Banding: Jangan Salah Duga


Gejala utama dari Osgood-Schlatter adalah nyeri pada bagian depan lutut, tepat di area tuberositas tibia. Rasa nyeri ini akan semakin terasa ketika berlari, melompat, atau berlutut. Pembengkakan dan rasa nyeri saat ditekan juga umum terjadi. Menariknya, kondisi ini dapat terjadi di kedua lutut secara bersamaan dalam sekitar 25–30% kasus.


Namun, ada beberapa kondisi lain yang bisa menyerupai Osgood-Schlatter, seperti tendinopati patella, sindrom Sinding-Larsen-Johansson, dan bahkan fraktur avulsi pada tuberositas tibia. Dr. Maria Lopez, seorang konsultan kedokteran olahraga anak, menegaskan pentingnya pemeriksaan fisik yang teliti. Rasa sakit saat tekanan langsung di tulang tibia dan nyeri saat ekstensi lutut aktif merupakan indikator penting.


Jika gejalanya tidak khas atau berlangsung lama, pemeriksaan tambahan seperti pencitraan dan tes laboratorium perlu dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi tulang atau kelainan lain.


Peran Pencitraan Medis: Menentukan Tingkat Keparahan


Foto rontgen sering menunjukkan pecahan kecil atau perubahan bentuk pada tulang tibia, meskipun hasil ini tidak selalu menunjukkan adanya peradangan aktif. MRI menjadi pilihan utama untuk kasus yang sulit atau tidak merespons terapi awal karena mampu memperlihatkan peradangan jaringan lunak, status tulang rawan, dan pembengkakan di sekitar tendon.


Ultrasonografi juga bermanfaat sebagai alat pemeriksaan dinamis. Dengan tambahan teknologi Doppler, dokter dapat mendeteksi peningkatan aliran darah yang menjadi tanda peradangan aktif.


Pendekatan Terapi: Sesuaikan dengan Tahap Pertumbuhan dan Aktivitas Pasien


Pengobatan Osgood-Schlatter umumnya tidak membutuhkan pembedahan. Pendekatan konservatif menjadi andalan, dimulai dengan menghindari aktivitas yang memperparah gejala, seperti lari dan melompat. Terapi fisik sangat disarankan untuk memperkuat dan meregangkan otot quadriceps serta hamstring, sehingga tekanan ke area lutut bisa diminimalkan. Obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) dapat membantu meredakan nyeri dan bengkak, namun penggunaannya perlu diawasi untuk memastikan tidak mengganggu proses pertumbuhan tulang.


Terapi baru seperti gelombang kejut (ESWT) dan injeksi plasma kaya trombosit (PRP) sedang diteliti lebih lanjut. Sebuah uji klinis tahun 2023 yang dipimpin oleh Dr. Helen Kim dari Universitas Stanford menunjukkan hasil awal yang menjanjikan dari PRP, meskipun diperlukan penelitian berskala besar sebelum bisa dijadikan terapi rutin.


Operasi hanya dianjurkan dalam kasus langka, seperti jika nyeri terus berlanjut setelah pertumbuhan tulang selesai, atau jika terdapat fraktur avulsi pada tonjolan tibia.


Prognosis dan Komplikasi Jangka Panjang: Apa yang Bisa Diharapkan?


Sebagian besar remaja yang mengalami Osgood-Schlatter akan sembuh total seiring dengan berakhirnya masa pertumbuhan. Namun, banyak juga yang tetap memiliki tonjolan tulang di lutut, meski tidak mengganggu fungsi secara signifikan. Beberapa kasus tetap mengalami nyeri ringan jangka panjang, biasanya disebabkan oleh jaringan parut atau iritasi pada tulang kecil tambahan.


Penelitian lebih lanjut sedang menggali faktor genetik dan biomekanik yang memengaruhi kerentanan terhadap kondisi ini, serta mengapa beberapa pasien sembuh lebih cepat dari yang lain. Dengan kemajuan ilmu biologi molekuler, kemungkinan besar akan ada pendekatan pengobatan yang lebih personal di masa depan.


Osgood-Schlatter merupakan manifestasi dari ketidakseimbangan antara aktivitas fisik yang tinggi dan perkembangan struktur tulang yang belum matang. Pemahaman yang mendalam terhadap mekanisme terjadinya penyakit ini sangat penting bagi tenaga medis, terutama di bidang ortopedi anak dan kedokteran olahraga.


simak video "mengenal Osgood-Schlatter"

video by "dr. Yenni Thamrin, SpKFR, AIFO-K, MK"