Coba ingat-ingat, kapan terakhir kali Anda memberi anak camilan manis seperti permen, kue, atau minuman bersoda? Mungkin jawabannya "baru tadi pagi" atau "kemarin sore". Tak bisa dimungkiri, makanan manis memang sangat disukai anak-anak dan terkadang, jadi senjata andalan orang tua saat ingin membuat anak senang.
Namun, di balik manisnya rasa, ternyata ada sejumlah risiko yang bisa mengintai kesehatan si kecil. Gula olahan yang sering ditemukan di makanan kemasan atau jajanan manis tidak memiliki kandungan gizi berarti. Bahkan, jika dikonsumsi berlebihan, bisa mengganggu tumbuh kembang anak.
Nah, agar lebih bijak dalam memberi makanan manis pada anak, yuk kenali lima efek samping yang sering luput dari perhatian:
1. Berat Badan Cepat Naik, Pertumbuhan Bisa Terganggu
Saat anak terlalu sering mengonsumsi gula, tubuh akan menyimpan kelebihan kalori dalam bentuk lemak. Camilan seperti donat, es krim, dan minuman manis memang menggoda, tapi jika dikonsumsi setiap hari, bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak sehat.
Obesitas di usia dini bisa menurunkan rasa percaya diri, membuat anak kurang aktif, dan bahkan menghambat pertumbuhan tinggi badan. Selain itu, tubuh yang kelebihan berat badan juga berisiko mengalami masalah kesehatan lebih awal.
2. Vitamin B Dalam Tubuh Terkuras Tanpa Disadari
Proses pencernaan gula di dalam tubuh memerlukan bantuan vitamin B, terutama B1 dan B2. Saat anak mengonsumsi gula berlebihan, tubuhnya akan menghabiskan stok vitamin B lebih cepat untuk mengolah energi dari gula tersebut.
Kalau tidak segera diganti melalui makanan bergizi, kekurangan vitamin ini bisa membuat anak cepat lelah, susah fokus, dan kehilangan semangat dalam beraktivitas sehari-hari, termasuk saat belajar.
3. Gigi Berlubang Jadi Masalah yang Tak Terelakkan
Makanan manis adalah ‘sahabat’ terbaik bakteri di mulut. Gula yang menempel di sela-sela gigi akan diubah oleh bakteri menjadi asam yang dapat merusak lapisan pelindung gigi (enamel). Inilah awal mula terbentuknya lubang pada gigi.
Jika tidak ditangani dengan baik, kerusakan gigi bisa menyebabkan rasa nyeri, infeksi, bahkan memengaruhi posisi tumbuhnya gigi tetap. Jadi, selain membatasi makanan manis, pastikan anak rutin menyikat gigi dua kali sehari, ya!
4. Anak Bisa Ketagihan Gula
Semakin sering anak diberi makanan manis, semakin tinggi keinginannya untuk mengonsumsinya lagi dan lagi. Ini karena gula bisa memicu rasa senang secara instan—mirip seperti “hadiah” bagi otak.
Namun, kalau dibiarkan, anak bisa jadi malas makan makanan utama dan hanya tertarik pada makanan manis. Dampaknya? Pola makan menjadi tidak seimbang, dan kebutuhan nutrisinya pun tidak terpenuhi dengan baik.
5. Lidah Anak Jadi Terbiasa dengan Rasa yang Kuat
Camilan kemasan umumnya tidak hanya manis, tapi juga mengandung garam dan lemak tinggi. Perpaduan rasa ini bisa ‘melatih’ lidah anak untuk terbiasa pada rasa-rasa ekstrem. Alhasil, makanan sehat seperti sayur, buah, atau makanan rumahan jadi terasa hambar di lidah mereka.
Kalau dibiarkan, anak akan sulit diajak makan sehat dan terus mencari makanan dengan rasa yang tajam, meski tidak menyehatkan.
Mengubah kebiasaan makan anak memang tidak bisa instan. Tapi kabar baiknya, Anda bisa mulai dari hal-hal sederhana: mengganti camilan manis dengan buah segar, memperkenalkan makanan rumahan yang kaya rasa alami, serta membatasi asupan gula secara bertahap.
Dengan pendekatan yang konsisten dan penuh kasih, anak bisa belajar mencintai makanan sehat tanpa merasa “tersiksa”. Yuk, mulai dari rumah, mulai dari sekarang!