Selamat datang, Lykkers! Pegunungan Alpen selalu menjadi simbol keagungan dan keindahan alam Eropa.
Di balik puncak-puncaknya yang menjulang tinggi, tersimpan harta karun es abadi, gletser. Namun kini, gletser-gletser itu tidak lagi setangguh dahulu. Dalam beberapa dekade terakhir, mereka menjadi rapuh, menyusut drastis, dan sebagian besar bahkan telah menghilang.
Melalui kampanye “Carovana dei Ghiacciai” tahun 2024 yang dipimpin oleh Legambiente, bekerja sama dengan CIPRA Italia dan Komite Glasial Italia, kondisi gletser di kawasan Alpen dipantau secara intensif. Dari 7 titik pengamatan dan 12 gletser yang diawasi di Italia dan negara tetangga, terungkap fakta mencengangkan tentang percepatan pencairan es yang mengkhawatirkan.
Alarm Bahaya: Gletser Eropa Menuju Kepunahan!
- Prediksi Ilmiah yang Mengkhawatirkan:
Jika suhu global terus meningkat hingga 2,7°C pada tahun 2100, seluruh gletser di Eropa Tengah diperkirakan akan lenyap sepenuhnya. Saat ini pun, Pegunungan Alpen menunjukkan tanda-tanda yang sangat serius. Sejak awal 2000-an, pencairan es semakin cepat, menggantikan lanskap putih menjadi hamparan batu dan puing-puing.
- Dampak Lingkungan yang Serius:
Kehilangan gletser tidak hanya mengubah panorama alam, tapi juga membuat pegunungan menjadi tidak stabil. Lereng yang sebelumnya tertambat oleh es kini lebih rentan terhadap longsor dan aliran puing, terutama saat cuaca ekstrem terjadi. Lingkungan gunung menjadi semakin tidak terduga dan berbahaya.
Fakta Mengejutkan dari Lapangan: Gletser yang Menghilang
- Mer de Glace dan Flua: Hilang dalam Diam
Di kawasan Mont Blanc, gletser ikonik Mer de Glace telah kehilangan ketebalan 300 meter dalam kurun waktu 174 tahun. Di Monte Rosa, gletser Flua benar-benar menghilang sejak 2017. Dahulu luasnya setara 112 lapangan sepak bola, kini hanya tersisa batu-batu kering.
- Valpelline, Aosta Valley: Kemunduran yang Mengerikan
Di Lembah Aosta, gletser-gletser menyusut lebih cepat akibat cuaca ekstrem. Sejak 1850, gletser utama di wilayah ini telah mundur sejauh 7 kilometer. Gletser Grand Murrailles sendiri telah memendek 1,3 kilometer sejak 2005, sementara ujung esnya bergeser 500 meter ke arah atas. Gletser Tza de Tzan pun kehilangan 1,2 kilometer sejak 2002.
- Danau Baru dari Gletser Fellaria
Di wilayah Lombardy, gletser Fellaria kehilangan hampir separuh permukaannya sejak 1850. Pencairan yang drastis menciptakan sebuah danau glasial yang luasnya kini setara 30 lapangan sepak bola, yang mulai terbentuk setelah tahun 2003.
- Marmolada: Menuju Titik Nol
Dulunya membentang seluas 500 hektare, gletser Marmolada kini kehilangan lebih dari 80% luas dan 94% volume sejak tahun 1888. Selama cuaca panas ekstrem, kecepatan pencairannya bisa mencapai 7 cm per hari. Diperkirakan semua gletser di bawah ketinggian 3.500 meter akan lenyap sebelum tahun 2040.
Kondisi Kritis: Gletser Alpen Timur Juga Terancam
- Canin dan Triglav: Tinggal Nama
Di Alpen Julian, gletser Canin di wilayah Friuli Venezia Giulia menyusut dari 9,5 hektare menjadi hanya 1,4 hektare. Gletser Triglav di Slovenia yang dulunya seluas 40 hektare pada 1946, kini hanya menyisakan 0,2 hektare saja pada 2022.
- Secercah Harapan: Gletser Montasio
Meskipun kabar buruk mendominasi, ada secercah harapan. Gletser Montasio mencatat penumpukan salju setinggi 8 meter selama musim cuaca dingin 2023–2024. Ini menjadi momen langka yang memberikan sedikit optimisme.
- Gletser Forni dan Suhu Ekstrem
Gletser Forni mencair terus-menerus dari Juli hingga awal Agustus akibat suhu panas tinggi. Laju pencairan mencapai 4–8 cm per hari di atas ketinggian 2.600 meter, dengan total kehilangan ketebalan mendekati 2 meter di area depan.
Apa yang Bisa Dilakukan? Inilah 5 Solusi Mendesak!
Berdasarkan temuan kampanye ini, Legambiente menyarankan lima langkah penting untuk menyelamatkan sisa gletser:
- Penerapan rencana adaptasi iklim tingkat nasional dan lokal.
- Promosi pariwisata pegunungan berkelanjutan guna mengurangi jejak manusia.
- Edukasi dan kampanye kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan pegunungan.
- Perlindungan terhadap ekosistem baru yang muncul akibat pencairan es.
- Penghapusan struktur bangunan yang terbengkalai di kawasan gunung.
Penelitian dan Tanggung Jawab Bersama
Para peneliti menggunakan kombinasi data historis dan observasi langsung di lapangan untuk mengukur panjang, ketebalan, dan luas permukaan gletser yang semakin berkurang. Hal ini penting untuk memahami dampaknya terhadap keanekaragaman hayati, sumber air, dan kestabilan alam sekitar.
Para ahli menekankan bahwa investasi pada ilmu pengetahuan dan tata kelola lingkungan yang berkelanjutan sangat krusial. Peningkatan suhu, pergeseran garis beku, dan frekuensi cuaca ekstrem merupakan sinyal peringatan yang harus segera ditanggapi.
Gletser Alpen bukan hanya tumpukan es kuno, tetapi indikator vital perubahan iklim global dan penyimpan cadangan air tawar yang sangat berharga. Jika tidak segera diambil tindakan, kita bukan hanya kehilangan keindahan alam, tetapi juga mengancam kehidupan masyarakat lokal dan keseimbangan lingkungan.
Mari, Lykkers, bergandengan tangan untuk menyuarakan perlindungan terhadap gletser. Lewat pilihan hidup yang berkelanjutan, kebijakan yang tepat, dan kesadaran bersama, kita masih bisa menyelamatkan sisa keagungan es di Pegunungan Alpen, untuk masa depan yang lebih baik.