Air keran di rumah terlihat jernih dan segar, tetapi benarkah air tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi?
Meski sistem penyediaan air publik telah diatur dan diawasi, kenyataannya air bisa saja mengandung zat berbahaya yang tidak terlihat, seperti logam berat, bakteri, atau tingkat keasaman (pH) yang tidak normal.
Salah satu aspek penting yang sering diabaikan dalam menjaga kualitas air adalah pengujian terhadap kandungan logam berat. Padahal, keberadaannya bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan.
Logam berat seperti timbal, arsenik, merkuri, dan kadmium sangat beracun meskipun jumlahnya sangat kecil. Zat-zat ini bisa masuk ke dalam air keran melalui pipa tua yang sudah berkarat, polusi industri, atau dari kandungan alami dalam tanah dan batuan di bawah permukaan bumi.
1. Timbal (Pb)
Timbal sering ditemukan di kota-kota yang memiliki sistem perpipaan tua. Kontaminasi timbal bisa menyebabkan kerusakan sistem saraf, terutama pada anak-anak. Zat ini juga memengaruhi perkembangan otak dan bisa mengganggu fungsi organ vital.
2. Arsenik (As)
Arsenik bisa muncul secara alami di air tanah atau berasal dari limbah industri. Paparan jangka panjang terhadap arsenik dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker serta gangguan pada sistem kardiovaskular.
Yang mengejutkan, logam berat tidak memiliki rasa atau warna. Artinya, meskipun air terlihat jernih dan tidak berbau, kandungan logam berat tidak bisa dideteksi tanpa bantuan alat uji.
Untungnya, dunia sains telah menyediakan teknologi canggih untuk mendeteksi logam berat dalam air dengan tingkat akurasi sangat tinggi. Dua metode paling umum yang digunakan adalah:
1. Spektroskopi Serapan Atom (AAS)
Metode ini mendeteksi berapa banyak cahaya yang diserap oleh sampel air untuk mengetahui jumlah logam tertentu. Keunggulannya adalah mampu mendeteksi logam dalam konsentrasi sangat kecil, bahkan hingga bagian per miliar (ppb).
2. Spektrometri Massa Plasma Terinduksi (ICP-MS)
ICP-MS lebih sensitif dibanding AAS. Teknik ini bekerja dengan mengionisasi sampel air, lalu mengukur rasio massa terhadap muatan ion untuk mendeteksi logam-logam berbahaya dengan presisi tinggi.
Pengujian ini digunakan oleh otoritas pengelola air untuk memastikan apakah kandungan logam di bawah batas aman yang ditetapkan oleh lembaga seperti EPA (Badan Perlindungan Lingkungan) atau WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).
Selain logam berat, dua parameter penting lainnya yang menentukan apakah air aman dikonsumsi adalah tingkat pH dan kebersihan mikrobiologis.
Tingkat pH
pH menunjukkan seberapa asam atau basa air. Idealnya, air minum memiliki pH antara 6,5 hingga 8,5. Air yang berada di luar kisaran ini bisa merusak pipa, melarutkan logam seperti timbal, dan mempengaruhi rasa.
Uji Mikroba
Air juga harus diuji untuk mengetahui apakah mengandung bakteri, virus, atau parasit. Salah satu indikator utama adalah keberadaan bakteri koliform, yang menunjukkan kemungkinan kontaminasi limbah. Pengujian dilakukan melalui metode penyaringan membran dan kultur mikroba di laboratorium.
Di banyak negara, penyedia air publik biasanya melakukan pengujian secara rutin, mingguan atau bulanan. Namun, data dari penyedia layanan belum tentu mencerminkan kualitas air yang keluar dari keran di rumah Anda, karena:
- Kualitas air bisa berubah setelah melewati jaringan perpipaan rumah.
- Korosi pipa dan peristiwa kontaminasi lokal bisa terjadi sewaktu-waktu.
- Para ahli menyarankan, jika terdapat kekhawatiran tentang kualitas air di rumah, Anda bisa melakukan dua langkah penting:
- Gunakan alat uji air rumah tangga yang sudah tersertifikasi untuk skrining awal.
- Kirim sampel ke laboratorium pengujian yang terakreditasi untuk hasil yang lebih akurat.
Langkah ini bisa membantu mendeteksi masalah lebih awal dan menentukan tindakan yang perlu diambil, seperti pemasangan filter atau penggantian pipa.
- Biarkan air mengalir selama 1 menit sebelum digunakan, terutama jika air tidak digunakan selama semalaman. Ini membantu mengurangi akumulasi logam dari air yang mengendap di pipa.
- Gunakan filter air bersertifikat yang mampu menyaring logam berat dan mikroba. Pastikan produk memiliki sertifikasi seperti NSF/ANSI.
- Pantau laporan kualitas air lokal dan waspadai adanya pengumuman atau peringatan dari instansi terkait.
Menurut Dr. Jennifer Smulian, pakar kesehatan lingkungan, pengujian air secara rutin adalah langkah penting untuk mengambil keputusan terbaik terkait kesehatan. Dengan mengetahui apa saja yang terkandung dalam air keran, Anda bisa memilih filter yang tepat, atau bahkan mendorong adanya perbaikan sistem distribusi air di lingkungan tempat tinggal.
Di wilayah perkotaan yang tua maupun daerah terpencil, sistem distribusi air bisa menghadapi tantangan khusus. Oleh karena itu, memahami ilmu di balik pengujian air, terutama terhadap ancaman tak terlihat seperti logam berat adalah langkah nyata untuk melindungi keluarga dan diri sendiri.
Apakah Anda pernah menguji air keran di rumah? Apakah hasilnya mengejutkan? Mari bagikan pengalaman dan pelajari bersama bagaimana menjaga air tetap aman dan sehat setiap hari.