Ketika Anda membuka daftar pemain tim nasional Argentina, satu nama hampir selalu muncul tanpa absen: Lautaro Martinez. Bukan Messi, bukan Dybala, apalagi Icardi.
Justru penyerang bertinggi 1,74 meter inilah yang terus menerus menunjukkan konsistensi luar biasa dalam ajang-ajang besar.
Banyak yang bertanya-tanya: Seberapa hebat sebenarnya Lautaro Martinez? Apakah dia hanya penyerang yang cocok dalam sistem tertentu? Atau justru predator ulung yang memanfaatkan setiap peluang? Apakah dia pantas disebut sebagai bintang Eropa sejati atau hanya nama besar yang sedikit dilebih-lebihkan? Mari kita bedah secara mendalam dan temukan mengapa Lautaro lebih dari sekadar nama di atas kertas.
Lahir pada tahun 1997 dan bermain sebagai penyerang tengah sekaligus sayap, Lautaro kini memegang ban kapten di klub raksasa Italia, Inter Milan. Hingga tahun 2024, ia telah mencatat lebih dari 60 penampilan bersama tim nasional Argentina dan mencetak lebih dari 20 gol. Di level klub, kontribusinya mencapai lebih dari 200 gol, baik sebagai pencetak maupun penyedia assist.
Statistik ini mungkin tidak membuat semua orang terkagum-kagum secara instan, tetapi performa Lautaro di momen-momen penting adalah alasan utama mengapa ia selalu dipercaya turun di lapangan.
Bersama Argentina:
- Juara Copa América 2021: Membuka skor di semifinal melawan Kolombia dan dengan tenang mengeksekusi penalti dalam adu tos-tosan.
- Juara Piala Dunia 2022: Meski bukan top skor, mentalnya diuji saat melawan Belanda di perempat final dan ia berhasil.
- Juara Finalissima 2022: Berkontribusi besar saat Argentina menundukkan Italia.
Bersama Inter Milan:
- Juara Serie A 2020–21: Duet maut "L+L" bersama Lukaku menghasilkan 41 gol kombinasi yang ditakuti seantero Italia.
- Finalis Liga Europa 2022–23: Meskipun gagal juara, Lautaro tampil sebagai pemain paling konsisten di lini depan.
- Top Skor Serie A 2023–24: Menorehkan 24 gol dengan efisiensi luar biasa, ia bukan hanya pencetak gol, tapi pemimpin sejati di lapangan.
1. Naluri Gol yang Tajam
Lautaro bukan pemain tercepat atau paling penuh trik, tapi ia punya satu senjata utama: insting gol kelas dunia. Sedetik ruang kosong di kotak penalti sudah cukup baginya untuk mengubah peluang jadi gol.
2. Kuat Meski Tak Tinggi
Dengan tubuh yang kompak dan pusat gravitasi rendah, ia mampu menantang bek-bek jangkung dan seringkali menang dalam duel.
3. Penyerang Serbaguna
Tak hanya jadi target man, Lautaro bisa turun jadi second striker, bahkan melebar untuk membangun serangan. Lebih dari 30% kontribusinya di Inter Milan berasal dari pergerakan cerdas dan serangan tahap kedua.
Lautaro bukan penyerang yang cuma nunggu bola datang. Ia adalah pemain yang selalu bekerja keras, baik saat tim menyerang maupun bertahan.
Dalam fase tanpa bola, dia aktif melakukan pressing dan menutup ruang lawan.
Saat menguasai bola, ia bisa menahan bola, mengoper, atau langsung melepaskan tembakan dengan pemahaman taktik yang matang.
Bersama pemain teknikal seperti Messi dan Di María, Lautaro tampil sebagai pelengkap sempurna.
Tak heran jika dalam skema pelatih seperti Lionel Scaloni (Argentina) maupun Simone Inzaghi (Inter), Lautaro hampir selalu jadi starter.
Tentu, Lautaro bukan pemain tanpa cela:
Ia pernah tampil kurang tajam di fase grup Piala Dunia 2022.
Kadang ia terlalu bergantung pada suplai dari lini tengah dan kurang dominan secara individu seperti Mbappé atau Haaland.
Bila dibandingkan dengan striker meledak seperti Higuaín atau Agüero, Lautaro mungkin kalah gemerlap, tapi unggul dalam konsistensi dan kerja tim.
Lautaro Martinez bukan pemain yang akan masuk highlight setiap minggu, tapi justru itulah keistimewaannya. Ia selalu muncul di saat penting, memberikan yang terbaik ketika dibutuhkan.
Dalam dunia sepak bola modern yang sering kali lebih menghargai gemerlap dan viralitas, Lautaro membuktikan bahwa kerja keras, kecerdasan bermain, dan keandalan tak kalah penting.
Lautaro Martinez adalah bukti hidup bahwa Anda tak perlu menjadi pemain paling mencolok untuk menjadi pemain paling penting. Ia adalah motor kemenangan yang jarang terlihat tapi selalu bekerja, membantu Argentina dan Inter Milan melaju jauh.
Jadi, saat Anda menyaksikan pertandingan berikutnya, coba perhatikan pemain bernomor 22 ini lebih dekat.
Lihat bagaimana ia membuka ruang, bagaimana ia membaca permainan, dan bagaimana ia menjadi solusi saat tim membutuhkan jawaban.