Cinta itu indah, penuh dengan kebahagiaan dan kejutan. Namun, terkadang, dalam perjalanan cinta yang membahagiakan itu, kita bisa kehilangan diri kita sendiri.
Tanpa sadar, kita mulai mengubah kebiasaan, pendapat, bahkan impian kita hanya untuk menyenankan pasangan.
Proses ini tidak terjadi secara instan; perlahan-lahan, kita mulai menyesuaikan diri dengan ekspektasi orang lain. Dan tiba-tiba, kita bisa terbangun suatu hari, melihat cermin, dan bertanya, "Siapa kami sebenarnya?"
Sebelum memulai sebuah hubungan, hal yang sangat penting adalah mengetahui siapa diri kita sendiri. Ini bukan hanya soal memahami apa yang kita sukai, tapi juga tentang apa yang kita hargai dan apa yang kita inginkan dalam hidup. Tanpa pemahaman yang kuat tentang diri kita, sangat mudah untuk terbawa oleh keinginan dan harapan orang lain. Dengan mencintai diri sendiri terlebih dahulu, kita memiliki landasan yang kokoh sehingga tidak merasa perlu mengubah diri hanya untuk diterima.
Berbagi minat dengan pasangan itu wajar, namun bukan berarti kita harus meninggalkan hobi atau kegiatan yang kita cintai sebelumnya. Apakah itu menggambar, berlari, memasak, atau hanya menonton acara TV favorit sendirian, kegiatan ini memberikan kita kebahagiaan dan ketenangan. Ketika kita mulai mengabaikan hal-hal yang membuat kita merasa hidup dan utuh, kita berisiko kehilangan sebagian besar dari diri kita. Menjaga hobi tetap hidup adalah cara kita untuk tetap merasa seimbang dan mengingatkan kita tentang keunikan diri kita.
Jika kita terus diam hanya untuk menjaga keharmonisan hubungan, kita sebenarnya sedang tidak menjadi diri kita sendiri. Komunikasi yang jujur adalah kunci dari hubungan yang sehat. Terkadang, tidak ada salahnya untuk tidak setuju dengan pasangan atau untuk mengungkapkan ketidaknyamanan kita. Mengungkapkan perasaan bukan berarti kita sulit atau menuntut, tetapi itu menunjukkan bahwa kita peduli dengan hubungan tersebut dan ingin agar semuanya tetap sehat. Ketika kita berbicara dengan jujur, kepercayaan akan terbentuk dengan sendirinya.
Batasan bukanlah penghalang, melainkan garis yang membantu kedua belah pihak merasa dihargai. Kita sering berpikir bahwa cinta berarti harus selalu ada untuk pasangan, tetapi itu bisa menimbulkan kelelahan dan penyesalan. Misalnya, kita bisa menetapkan batasan terkait waktu pribadi yang dibutuhkan, cara mengelola keuangan, atau bagaimana kita mengatasi perbedaan pendapat. Dengan menghormati batasan pribadi, kita juga mengajarkan pasangan untuk memperlakukan kita dengan lebih baik dan penuh perhatian.
Kita semua butuh ruang pribadi, bahkan dalam hubungan yang paling bahagia sekalipun. Menghabiskan waktu bersama teman-teman, melakukan kegiatan solo, atau sekadar berjalan kaki sendirian memberikan kesempatan untuk menyegarkan diri. Ini juga membantu kita tumbuh sebagai individu. Ironisnya, ketika kita berkembang secara pribadi, kita justru bisa memberikan lebih banyak pada hubungan tersebut.
Kadang-kadang, kita perlu berhenti sejenak dan bertanya pada diri sendiri: "Apakah kami masih menjadi diri kami sendiri?" Jika kita merasa lelah terus-menerus, sering mengucapkan "ya" padahal sebenarnya ingin berkata "tidak," atau merasa semakin jauh dari diri sendiri, mungkin saatnya untuk melakukan introspeksi. Menulis di jurnal atau hanya merenung sejenak bisa membantu kita tetap terhubung dengan perasaan kita yang sejati.
Cinta yang sejati akan membuat kita merasa lebih menjadi diri kita sendiri, bukan malah menghapus siapa diri kita. Hubungan yang sehat akan memberi ruang bagi kita untuk berkembang, bukan malah membuat kita merasa terkekang. Jika kita merasa seperti berjalan di atas kulit telur atau kehilangan kegembiraan dalam hal-hal yang dulu kita nikmati, mungkin itu pertanda bahwa hubungan tersebut perlu dievaluasi. Cinta yang sejati memberikan ruang untuk bernapas dan menjadi diri kita yang sejati.
Pernahkah Anda merasa bahwa diri Anda mulai hilang dalam sebuah hubungan? Atau mungkin Anda melihat seorang teman yang melalui pengalaman serupa? Ingatlah, cinta memang indah, tetapi jangan sampai itu mengorbankan siapa diri kita sebenarnya. Kita berhak memiliki cinta yang tidak menghapus siapa kita. Mari kita berjanji untuk tetap mempertahankan suara, impian, dan semangat kita, meskipun kita sedang memegang tangan orang lain.
Kita bisa mencintai tanpa harus hilang. Cinta yang sejati tidak memaksa kita untuk menyerahkan identitas kita. Kita berhak untuk memiliki hubungan yang mendukung dan menghargai siapa kita sebenarnya. Jika kita merasa diri kita mulai hilang, saatnya untuk melangkah mundur, berpikir ulang, dan kembali menemukan jati diri kita. Karena cinta yang sesungguhnya akan selalu memberi kita ruang untuk tetap menjadi diri sendiri.
Cinta adalah perjalanan yang indah, namun kita harus ingat bahwa perjalanan itu dimulai dengan mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Jangan sampai kita kehilangan diri kita dalam prosesnya.