Hi, Lykkers! Kalau dulu banyak orang berlomba-lomba update foto di destinasi hits yang penuh keramaian, kini tren baru mulai muncul: JOMO Travel.
Istilah JOMO berasal dari Joy of Missing Out, lawan dari FOMO (Fear of Missing Out).
Bagi traveler modern, khususnya generasi muda di Indonesia, JOMO Travel berarti menikmati perjalanan tanpa harus mengejar popularitas atau destinasi mainstream, melainkan mencari ketenangan, healing, dan pengalaman personal yang lebih bermakna.
Dari FOMO ke JOMO
Beberapa tahun terakhir, tren traveling diwarnai dengan budaya FOMO. Banyak orang merasa harus ke destinasi yang sedang viral agar tidak ketinggalan. Hasilnya, tempat wisata populer sering dipadati pengunjung hingga kehilangan esensi keindahannya.
Namun, kini makin banyak traveler yang justru memilih jalan berbeda. Mereka tidak lagi sibuk mengejar foto Instagramable di tengah keramaian, melainkan lebih tertarik mencari tempat sunyi: desa terpencil, pantai sepi, atau gunung yang jarang dikunjungi. Inilah esensi JOMO Travel, merasakan joy karena tidak perlu ikut-ikutan.
Mengapa JOMO Travel Diminati?
1. Ketenangan Batin – Jauh dari keramaian, traveler bisa benar-benar melepaskan stres dan menikmati waktu untuk diri sendiri.
2. Koneksi dengan Alam – Banyak yang memilih JOMO Travel untuk lebih dekat dengan alam, tanpa gangguan kerumunan.
3. Lebih Otentik – Menjelajah tempat yang belum populer membuat pengalaman terasa lebih personal dan unik.
4. Detoks Digital – JOMO Travel sering diiringi dengan mengurangi aktivitas online, sehingga perjalanan lebih mindful.
Contoh Destinasi JOMO di Indonesia
1. Pulau Kei, Maluku – Pantai jernih nan sepi, cocok untuk menyepi dari hiruk pikuk.
2. Sembalun, Lombok Timur – Desa tenang di kaki Gunung Rinjani dengan pemandangan sawah dan pegunungan.
3. Bukit Bangkirai, Kalimantan Timur – Hutan tropis yang menawarkan suasana hening dan udara segar.
4. Desa Wae Rebo, Flores – Kampung tradisional di pegunungan yang menenangkan hati.
Tips Jadi Traveler JOMO
1. Pilih destinasi yang tidak terlalu ramai wisatawan.
2. Kurangi ekspektasi untuk update media sosial, nikmati momen apa adanya.
3. Fokus pada pengalaman, bukan hanya dokumentasi.
4. Coba interaksi lebih dalam dengan warga lokal untuk merasakan keaslian budaya.
JOMO Travel bukan sekadar tren, melainkan gaya hidup baru bagi traveler Indonesia. Di tengah dunia yang serba cepat dan penuh distraksi, memilih ketenangan justru jadi bentuk kemewahan. Jadi, kalau kamu merasa lelah dengan wisata mainstream yang padat, mungkin sudah saatnya mencoba JOMO Travel dan merasakan nikmatnya kehilangan keramaian.