Pernahkah Anda penasaran mengapa begitu banyak hewan tampaknya tertarik pada capybara?
Baik sedang bersantai di air, makan rumput, atau sekadar berjalan-jalan, capybara selalu menjadi pusat perhatian hewan-hewan lain.
Dari burung hingga monyet, banyak hewan yang suka duduk, beristirahat, atau hanya sekadar berkumpul di sekitar hewan pengerat terbesar di dunia ini. Ya, benar! Kami sedang berbicara tentang capybara, hewan luar biasa yang memiliki berat mencapai 66 kilogram (145 pon). Dalam artikel ini, kami akan mengupas tuntas karakteristik unik dari capybara, mengapa banyak hewan merasa tertarik padanya, serta apa yang menjadikan makhluk lembut ini sangat menarik di dunia hewan.
Capybara adalah anggota keluarga Caviidae yang terkenal sebagai hewan pengerat terbesar di dunia. Dikenal karena tubuhnya yang besar, capybara sering dibandingkan dengan hewan-hewan besar lainnya. Nama ilmiah capybara, Hydrochoerus hydrochaeris, mencerminkan gaya hidupnya yang berhubungan dengan air. Kata "hydro" berarti air dan "choerus" berarti hewan yang mirip babi, yang mengarah pada kebiasaan berenang dan penampilannya yang menyerupai babi. Sedangkan, nama "capybara" berasal dari bahasa Tupi di Amerika Selatan, di mana "ka`apiuara" berarti "pemakan rumput", yang merujuk pada pola makan capybara yang mayoritas terdiri dari tumbuhan.
Capybara dapat ditemukan di seluruh wilayah Amerika Selatan, terutama di daerah-daerah yang dekat dengan air, seperti sungai, danau, dan rawa-rawa. Mereka memiliki ciri khas seperti kepala besar, moncong berat, kaki pendek, dan bulu kasar yang berwarna coklat kemerahan, coklat kekuningan, atau coklat gelap.
Capybara adalah hewan sosial yang hidup dalam kelompok, biasanya dipimpin oleh satu pejantan dominan. Kelompok ini terdiri dari beberapa betina dan anak-anaknya. Salah satu hal yang paling menarik dari capybara adalah perilaku sosialnya. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk saling merawat dan membersihkan diri, yang membantu mengurangi parasit seperti kutu dan tikus. Rutinitas mereka sangat bergantung pada air. Di pagi hari, mereka biasa beraktivitas di sekitar air, sedangkan di siang hari yang panas, mereka lebih sering beristirahat. Capybara menjadi lebih aktif pada sore dan malam hari ketika mereka mulai mencari makanan.
Seperti rodentia lainnya, capybara memiliki kebiasaan yang disebut "koprofagi", yaitu memakan kotoran mereka sendiri untuk membantu proses pencernaan. Kotoran ini berasal dari sekum mereka, yang mengandung bakteri dan enzim yang membantu mengurai serat tumbuhan yang keras. Dengan cara ini, capybara dapat memaksimalkan nutrisi yang diperoleh dari makanan mereka.
Capybara mengonsumsi sekitar 3 kilogram (6,5 pon) rumput segar setiap hari, dan mereka sangat menyukai tanaman air seperti eceng gondok, bahkan tanaman pertanian seperti padi dan tebu. Pola makan berbasis tumbuhan ini sangat penting untuk kesehatan dan energi mereka.
Capybara adalah perenang alami berkat kaki mereka yang sedikit berselaput. Kaki yang berselaput ini membuat mereka sangat cocok hidup di daerah rawa, tempat mereka bisa bergerak dengan mudah melalui air. Mereka bahkan dapat bertahan di bawah air hingga lima menit. Ketika merasa terancam, capybara bisa menyelam ke dalam air dengan hanya menyisakan lubang hidung dan mata mereka yang tampak di permukaan. Selain itu, mereka juga berkomunikasi dengan suara, mulai dari dengusan, peluit, hingga desisan.
Capybara biasanya berkembang biak di sekitar air. Setiap tahun, mereka melahirkan 4 hingga 5 anak. Anak-anak capybara dilahirkan dengan mata terbuka dan sudah bisa mulai makan rumput dalam beberapa hari. Mereka menyusui selama sekitar 16 minggu, menjadikannya sangat mandiri sejak usia dini. Di alam liar, capybara bisa hidup antara 7 hingga 10 tahun, tetapi di penangkaran, mereka dapat hidup hingga 15 tahun.
Salah satu hal yang paling unik tentang capybara adalah julukannya sebagai "sofa alam" atau "bantal hidup" bagi hewan-hewan lain. Banyak hewan, mulai dari burung hingga monyet, sangat suka duduk atau beristirahat di dekat capybara. Saat capybara sedang makan rumput atau beristirahat, hewan-hewan kecil sering kali memanfaatkan punggung capybara sebagai tempat duduk atau tempat membersihkan diri. Burung, misalnya, sering kali hinggap di kepala capybara untuk memakan parasit seperti kutu atau kutu rambut.
Bahkan ada laporan yang menyebutkan bahwa capybara sering kali berbaring miring, memberikan perut mereka kepada burung yang ingin membersihkan diri. Hal ini juga terlihat ketika beberapa burung, seperti burung berwarna kuning, membersihkan telinga capybara dengan memakan kuman dan parasit di dalam saluran hidung mereka.
Hubungan saling menguntungkan antara capybara dan hewan-hewan lain memang menarik. Di kebun binatang, bukan hanya burung yang dekat dengan capybara; monyet-monyet, terutama monyet laba-laba, sering terlihat menunggangi punggung capybara atau merawatnya. Sifat capybara yang damai dan toleran terhadap hewan lain menjadikannya teman yang ideal bagi banyak spesies. Meskipun capybara dan monyet tidak secara alami berbagi habitat yang sama di alam liar, mereka tetap dapat menjalin hubungan dekat di lingkungan yang lebih terkontrol, seperti kebun binatang.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di kebun binatang. Di dunia maya, Anda bisa menemukan berbagai video yang memperlihatkan berbagai hewan, mulai dari bebek hingga kucing, yang duduk atau berbaring di atas capybara. Sifat capybara yang tenang dan ramah menjadikannya tuan rumah yang sempurna untuk interaksi semacam ini.
Capybara benar-benar makhluk yang luar biasa. Tidak hanya karena ukuran dan kemampuan berenangnya, tetapi juga karena hubungan spesial yang mereka bentuk dengan hewan-hewan lain. Baik itu menawarkan tempat untuk burung bertengger, memberikan kenyamanan bagi monyet, atau hanya menjadi diri mereka yang tenang, capybara pantas mendapatkan julukan "sofa alam." Jadi, ketika Anda bertemu capybara, ingatlah bahwa mereka bukan hanya hewan biasa, mereka adalah raksasa yang damai dengan hati sebesar tubuh mereka!