Pernahkah Anda penasaran bagaimana astronot buang air saat berada di luar angkasa?
Kita semua sering melihat video menakjubkan para astronot melayang bebas di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), memakan makanan yang melayang, atau melakukan salto di udara.
Tapi, ada satu hal yang jarang dibahas padahal sangat penting: bagaimana jika mereka tiba-tiba ingin ke toilet? Nah, hari ini kami akan mengajak Anda menyelami dunia yang unik, canggih, dan mungkin sedikit mengejutkan… tentang toilet luar angkasa! Siap? Yuk, kita mulai!
Di Bumi, buang air adalah hal biasa, tinggal duduk, siram, lalu beres. Tapi di luar angkasa, semua berubah total. Di sana tidak ada gravitasi. Artinya, air seni dan kotoran tidak akan "jatuh" seperti di toilet rumah Anda. Sebaliknya, semuanya akan melayang… dan tentu saja, tidak ada yang ingin kotoran melayang-layang di dalam pesawat luar angkasa, bukan?
Karena itulah, para insinyur harus menciptakan sistem toilet yang bisa bekerja di kondisi tanpa gravitasi. Toilet ini harus bisa menahan limbah, menjaga kebersihan kabin, dan pastinya nyaman digunakan oleh astronot yang sedang bertugas di orbit.
Di ISS, astronot menggunakan toilet yang dirancang khusus dan tidak memakai air untuk menyiram. Sebaliknya, sistem ini menggunakan aliran udara lembut untuk menyedot limbah ke dalam wadah tertutup. Untuk buang air kecil, astronot menggunakan corong yang terhubung ke selang vakum. Sedangkan untuk buang air besar, mereka duduk di kursi kecil dengan lubang dan sistem hisap yang memastikan semuanya tetap pada tempatnya.
Agar tidak melayang saat "bertugas", mereka harus mengikat tubuh mereka dengan tali khusus dan menggunakan penyangga kaki. Proses ini terdengar rumit, tapi sebenarnya mereka sudah dilatih dan terbiasa melakukannya dengan efisien.
Nah, ini bagian yang menarik. Urin para astronot tidak dibuang begitu saja. Sebaliknya, air seni akan difilter dan didaur ulang menjadi air minum yang bersih. Mungkin terdengar agak menjijikkan, tapi teknologi ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup di luar angkasa. Mengirim air dari Bumi ke luar angkasa sangat mahal dan memakan tempat. Jadi, setiap tetes benar-benar dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Seperti kata salah satu insinyur NASA, "Kopi kemarin, adalah kopi esok hari."
Limbah padat seperti feses tidak bisa didaur ulang (setidaknya belum). Jadi, setelah dikumpulkan, limbah ini disimpan dalam wadah khusus yang kedap udara. Setelah penuh, wadah-wadah ini dimasukkan ke dalam kapsul kargo bekas yang sudah tidak digunakan lagi. Kapsul itu kemudian dilepaskan ke luar angkasa dan akan terbakar habis saat memasuki atmosfer Bumi, mirip seperti bintang jatuh.
Jadi, secara teknis, limbah astronot "menghilang" di atmosfer. Unik dan sedikit aneh, tapi efektif!
Yap, kejadian ini pernah terjadi. Dan tentu saja, astronot sudah dilatih untuk memperbaiki toilet jika terjadi masalah. Tapi jika kerusakan cukup serius, mereka harus menggunakan alternatif darurat, seperti popok luar angkasa. Meskipun terdengar kuno, benda ini masih jadi perlengkapan penting dalam setiap misi.
Pada tahun 2020, NASA memperkenalkan toilet luar angkasa generasi baru yang katanya bernilai hingga 23 juta dolar. Mahal? Pasti. Tapi toilet ini lebih ringan, lebih hemat energi, lebih higienis, dan bisa digunakan oleh pria maupun wanita. Jadi, tiap sen yang dikeluarkan memang sepadan dengan teknologi canggih yang dibutuhkan.
Mungkin terdengar lucu membicarakan toilet di luar angkasa. Tapi kenyataannya, sistem sanitasi adalah salah satu aspek paling krusial dalam misi luar angkasa jangka panjang. Kesehatan dan kenyamanan para astronot bergantung pada sistem ini. Bahkan, jika suatu saat kita ingin tinggal di Bulan atau Mars, sistem daur ulang dan pengelolaan limbah harus jauh lebih efisien dari sekarang.
Betul! Para ilmuwan saat ini sedang mengembangkan teknologi yang bisa mengubah limbah padat menjadi kompos untuk menumbuhkan tanaman di luar angkasa. Bayangkan: buang air, lalu pupuknya dipakai untuk menumbuhkan selada segar yang kemudian dimakan oleh astronot. Kedengaran aneh, tapi teknologi ini sedang diuji dan punya potensi luar biasa untuk kehidupan manusia di planet lain.
Sekarang Anda tahu, di balik setiap senyuman astronot yang melayang di luar angkasa, ada sistem toilet yang bekerja keras agar mereka tetap sehat dan nyaman. Teknologi luar biasa ini membuktikan bahwa tidak ada hal yang terlalu sepele dalam dunia eksplorasi antariksa, bahkan soal ke toilet!
Jadi, Lykkers, lain kali Anda menyiram toilet di rumah, cobalah bayangkan seperti apa rasanya buang air sambil melayang. Berani coba toilet luar angkasa, atau lebih nyaman dengan kloset biasa di rumah? Tulis pendapat Anda di kolom komentar, kami ingin tahu!