Pasar keuangan tradisional biasanya beroperasi dalam waktu yang terbatas.
Mereka hanya buka pada jam kerja tertentu dan tutup pada akhir pekan atau hari libur. Namun, pasar cryptocurrency (kripto) berbeda.
Mereka beroperasi tanpa henti, tidak peduli pukul berapa, bahkan pada hari libur atau saat terjadi krisis global. Apa yang membuat pasar kripto tetap beroperasi tanpa jeda ini? Jawabannya lebih dalam dari sekadar kecanggihan teknologi, ada landasan struktural dan ekonomi yang mendasarinya.
Penyebab utama di balik operasional pasar kripto yang terus berjalan terletak pada arsitektur desentralisasinya. Pasar keuangan tradisional terikat pada infrastruktur fisik, kendali terpusat, dan regulasi yang ketat. Sebaliknya, jaringan kripto berjalan dengan protokol berbasis blockchain yang terdistribusi secara global. Sistem desentralisasi ini menghilangkan kebutuhan akan perantara seperti lembaga kliring atau bursa terpusat yang mengatur jam operasional.
Di pasar kripto, transaksi divalidasi oleh node yang tersebar di berbagai belahan dunia, para penambang mengamankan jaringan, dan kontrak pintar (smart contracts) menjalankan kesepakatan, semuanya berlangsung tanpa mengenal waktu.
Pasar kripto bersifat global dan tanpa batas. Berbeda dengan bursa saham tradisional yang terkait dengan ekonomi nasional tertentu, kripto diperdagangkan oleh pengguna dari berbagai zona waktu yang berbeda. Sebagai contoh, ketika sebagian besar wilayah dunia sedang tidur, wilayah lain tengah aktif bertransaksi. Hal ini menciptakan volume perdagangan yang terus berjalan, meskipun jamnya telah berganti.
Misalnya, pengumuman bank sentral di Tiongkok dapat memengaruhi harga Bitcoin, bahkan saat mayoritas trader di Barat masih offline. Siklus berita, regulasi, dan spekulasi yang saling tumpang tindih ini menyebabkan pasar kripto selalu hidup, dengan seseorang selalu membeli, menjual, atau berspekulasi kapan pun.
Teknologi juga memainkan peran besar dalam membuat pasar kripto terus bergerak. Proses perdagangan yang otomatis, melalui kontrak pintar (smart contracts), bot trading, dan bursa desentralisasi (DEX), memungkinkan transaksi berlangsung tanpa campur tangan manusia. Platform DeFi (Decentralized Finance) misalnya, menghilangkan perlunya pengawasan manusia. Dari kumpulan likuiditas hingga protokol pinjaman, semua transaksi diproses secara otomatis berdasarkan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya dan masukan real-time.
Selain faktor teknis dan struktural, ada juga faktor psikologis yang mendorong pasar kripto untuk tetap aktif. Para trader, baik individu maupun institusional, dipengaruhi oleh sentimen pasar, narasi di media sosial, dan siklus berita yang cepat. Faktor-faktor ini tidak mengenal waktu. Ketakutan akan kehilangan peluang (FOMO), rasa takut akan kerugian, dan spekulasi berisiko mendorong banyak investor untuk bertindak pada jam-jam yang tidak biasa, terutama pada saat pergerakan harga ekstrem.
Arus data yang terus menerus memicu perilaku reaktif dari investor, membuat pasar terus bergerak meskipun pasar tradisional sedang beristirahat. Pasar kripto, dengan volatilitasnya yang tinggi, mengundang ketegangan dan ketidakpastian yang memicu aksi cepat dari para pelaku pasar.
Pasar saham tradisional dilengkapi dengan mekanisme pengaman seperti pemutus sirkuit untuk menghentikan perdagangan saat terjadi volatilitas ekstrem. Sayangnya, pasar kripto tidak memiliki mekanisme ini secara universal. Meskipun bursa tertentu mungkin menghentikan perdagangan dalam kondisi luar biasa, jaringan blockchain yang mendasari tetap berjalan.
Ketidakhadiran kontrol terpusat ini berarti tidak ada mekanisme untuk menghentikan pasar, bahkan pada saat terjadinya kejatuhan besar atau krisis. Hal ini menciptakan lingkungan yang volatile dan cepat berubah, yang bisa menjadi peluang sekaligus risiko besar.
Seperti yang disampaikan oleh Eswar Prasad, Profesor Senior Kebijakan Perdagangan di Cornell University, "Pasar kripto yang beroperasi sepanjang waktu tanpa pemutus sirkuit atau penghentian perdagangan memberikan sedikit perlindungan bagi investor di tengah volatilitas ekstrem. Hal ini berarti pergerakan harga bisa jauh lebih besar dan lebih sering, serta investor tidak memiliki perlindungan dari keruntuhan pasar mendadak."
Diskusi mengenai regulasi pasar kripto semakin berkembang, dengan pihak regulator dan pengawas keuangan mulai berupaya untuk mengatur kripto layaknya aset tradisional. Namun, untuk mengimplementasikan jam perdagangan yang terbatas, dibutuhkan kerja sama global dan perubahan infrastruktur yang sangat mendasar. Mengingat sifat blockchain yang tanpa batas, regulasi semacam ini akan sulit diterapkan.
Selain itu, adopsi institusional yang semakin meningkat pada kripto justru didorong oleh fleksibilitas dan akses yang tidak terbatasi oleh waktu. Sebagian besar trader dan investor mencari kesempatan di pasar yang bisa diakses kapan saja, yang menjadikan pasar kripto menarik bagi mereka.
Saat ini, siklus perdagangan 24/7 masih menjadi ciri khas pasar kripto, sebuah daya tarik bagi para trader yang mencari kecepatan, otonomi, dan kesempatan yang tidak pernah berhenti. Cryptocurrency bukan hanya pasar yang terus beroperasi, tetapi juga cermin dari arah finansial modern: desentralisasi, demokratisasi, dan keterlibatan global.
Bagi mereka yang terjun ke pasar ini, memahami mengapa pasar kripto tidak pernah tidur bukan hanya sekadar trivia, ini adalah kunci untuk bertahan dan sukses dalam dunia keuangan masa depan yang semakin mengglobal.