Kita semua hidup di satu planet yang sama dan saat ini, planet kita sedang berubah drastis. Perubahan iklim bukan lagi isu masa depan. Ia terjadi sekarang, di depan mata kita.
Suhu yang terus meningkat, cuaca yang makin tak menentu, dan bencana alam yang makin sering terjadi adalah sinyal bahwa kita harus bertindak… sekarang.
Para ilmuwan dari seluruh dunia telah mengumpulkan bukti kuat yang menunjukkan bahwa suhu rata-rata permukaan Bumi telah meningkat sekitar 1,5°C dibandingkan era pra-industri. Kenaikan suhu ini sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama dari emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO₂) dan metana (CH₄). Gas-gas ini bekerja seperti selimut, memerangkap panas di atmosfer dan menyebabkan pemanasan global.
Yang mengkhawatirkan, laporan terbaru memperkirakan bahwa antara tahun 2025 hingga 2029, suhu global kemungkinan besar akan tetap berada di atas ambang batas 1,5°C. Angka ini bukan sembarang angka 1,5°C adalah batas yang disepakati secara internasional untuk mencegah dampak iklim yang paling berbahaya.
Yang lebih mencengangkan, wilayah Arktik memanas dua kali lebih cepat dibandingkan bagian lain di dunia. Hasilnya? Es mencair lebih cepat, permukaan laut naik, dan banyak wilayah pesisir di dunia, termasuk Indonesia berisiko tenggelam.
Perubahan iklim tak hanya soal angka suhu. Ini soal kehidupan kita sehari-hari. Kita menyaksikan cuaca ekstrem yang makin sering terjadi: gelombang panas, badai yang lebih kuat, kekeringan berkepanjangan, dan hujan tak menentu. Semua ini memengaruhi ekosistem, pertanian, hingga pasokan air bersih.
Misalnya, perubahan pola hujan bisa menyebabkan banjir besar di satu daerah, tapi kekeringan ekstrem di tempat lain. Ini berimbas langsung pada produksi pangan dan ketersediaan air untuk jutaan orang.
Tak hanya manusia yang terkena dampaknya, alam pun merasakan. Banyak satwa kehilangan habitatnya karena suhu yang makin panas. Terumbu karang, yang merupakan rumah bagi ribuan spesies laut, kini terancam oleh pemanasan laut dan pengasaman air. Semua ini menunjukkan bahwa perubahan iklim adalah ancaman nyata bagi keanekaragaman hayati dan ketahanan pangan global.
Kami sadar, manusia adalah bagian dari penyebab krisis ini. Namun, kami juga percaya bahwa manusia adalah bagian dari solusinya. Dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, beralih ke energi bersih, dan melindungi hutan, kita bisa memperlambat pemanasan global.
Pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat umum, semuanya punya peran penting. Perjanjian Paris adalah langkah awal yang baik, di mana negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sepakat untuk membatasi kenaikan suhu global dan mendorong pembangunan berkelanjutan.
Namun, komitmen saja tidak cukup. Kita butuh tindakan nyata, cepat, dan kolektif. Kita juga harus mendukung komunitas yang paling rentan terhadap dampak iklim agar mereka dapat beradaptasi dan membangun ketahanan menghadapi masa depan yang lebih panas dan tidak pasti.
Setiap langkah kecil berarti. Menggunakan transportasi umum, menghemat listrik, mendukung produk-produk ramah lingkungan, semua ini adalah bagian dari solusi. Dengan memilih secara bijak, kita bisa mengurangi jejak karbon dan ikut menjaga keseimbangan alam.
Edukasi juga sangat penting. Semakin banyak orang yang sadar dan peduli, semakin kuat pula gerakan untuk menyelamatkan Bumi. Teknologi juga memberikan harapan. Energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, serta teknologi penangkap karbon, bisa menjadi game-changer, asalkan didukung oleh kebijakan yang tepat dan berkeadilan.
Kita telah mengetahui fakta-fakta ilmiah, melihat dampak nyata, dan memahami urgensi untuk bertindak. Tapi pertanyaan utamanya adalah: Apa langkah yang siap Anda ambil mulai hari ini untuk membantu menjaga Bumi?
Ingat, perubahan besar selalu dimulai dari satu langkah kecil. Dari pilihan yang kita buat setiap hari. Dari keberanian untuk peduli dan menginspirasi orang lain.
Bumi ini rumah kita. Masa depannya ada di tangan kita. Mari mulai dari sekarang. Mari bergerak bersama. Karena kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?