Gangguan menimbun, yang ditandai dengan kesulitan yang berkelanjutan dalam membuang barang-barang, tanpa memandang nilai atau fungsinya.
Kini semakin diakui bukan hanya sebagai masalah kesehatan mental, tetapi juga sebagai masalah kesehatan masyarakat yang signifikan.
Akumulasi barang yang berlebihan ini dapat menyebabkan bahaya fisik yang parah, penurunan kesehatan mental, dan dampak sosial yang luas, menjadikannya gangguan yang kompleks dengan konsekuensi yang jauh jangkauannya.
Berbeda dengan sekadar berantakan, gangguan menimbun melibatkan ikatan emosional yang luar biasa terhadap benda-benda tertentu, di mana pemikiran untuk membuang barang-barang tersebut dapat memicu kecemasan yang sangat besar. Rasa sakit emosional ini sering kali berasal dari ketakutan akan kehilangan sesuatu yang dianggap berharga atau berpotensi berguna di masa depan, yang pada akhirnya memperburuk siklus akumulasi. Penyumbatan ruang hunian menghalangi penggunaannya secara normal dan menciptakan lingkungan yang berbahaya.
Secara klinis, gangguan menimbun menyebabkan gangguan atau penurunan fungsi dalam aspek sosial, pekerjaan, atau keselamatan, yang membedakannya dari sekadar mengoleksi atau ketidakteraturan. Perlu dicatat pula bahwa gejala gangguan menimbun berbeda dengan gejala gangguan obsesif-kompulsif (OCD) atau psikotik, dan tidak dapat dijelaskan oleh cedera otak fisik.
Gangguan menimbun dapat meningkatkan risiko besar bagi kesehatan fisik dan keselamatan. Rumah yang penuh dengan barang menjadi tempat yang subur bagi berbagai situasi berbahaya. Bahaya kebakaran menjadi hal utama, karena barang-barang mudah terbakar yang terakumulasi di dekat sumber panas atau soket listrik meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran yang cepat menyebar.
Selain itu, jalur yang terhalang meningkatkan risiko terjatuh, terutama bagi orang tua yang memiliki tantangan mobilitas. Hal ini bisa menyebabkan cedera serius seperti patah tulang atau trauma kepala yang dapat berdampak jangka panjang. Dr. Alan R. Matthews, seorang spesialis kesehatan lingkungan, menegaskan, "Gangguan menimbun bukan hanya masalah kesehatan mental; ini menciptakan bahaya fisik yang nyata dan mendesak, mulai dari risiko kebakaran hingga ruang yang tidak dapat dilalui, yang membahayakan individu dan petugas penyelamat."
Selain dampak fisik, gangguan menimbun juga menimbulkan beban psikologis yang mendalam. Mereka yang terdampak seringkali merasakan kecemasan yang luar biasa terkait dengan tindakan membuang barang, yang kemudian memicu akuisisi dan penyimpanan barang-barang secara kompulsif. Stres kronis yang terus berlanjut ini seringkali memicu depresi dan isolasi sosial, karena rasa malu dan rasa takut diejek menghambat interaksi sosial serta keinginan untuk mencari dukungan.
Psikiater Dr. Karen L. Jefferson menyatakan, "Siklus gangguan menimbun mengaitkan distress emosional dengan bahaya lingkungan fisik, mengisolasi individu dan memperburuk tantangan kesehatan mental mereka. Perawatan yang komprehensif harus mencakup kedua aspek ini untuk memutuskan pola destruktif ini."
Jalur yang terhalang dan ruang yang penuh barang juga menghambat akses bagi petugas darurat, yang dapat memperlambat waktu respons dalam situasi kritis dan meningkatkan risiko fatalitas. Kebakaran atau keadaan darurat medis yang berkaitan dengan gangguan menimbun bisa berkembang dengan cepat karena kesulitan akses ini. Selain itu, gangguan menimbun juga dapat memperburuk masalah kesehatan masyarakat dengan meningkatkan kemungkinan wabah hama dan kualitas udara yang buruk, yang dapat mempengaruhi penduduk di sekitar rumah yang terpengaruh.
Mengatasi gangguan menimbun memerlukan perawatan yang terkoordinasi antara profesional kesehatan mental, pekerja sosial, dan badan kesehatan masyarakat. Intervensi yang efektif menggabungkan terapi psikoterapi yang berfokus pada perilaku, seperti terapi perilaku kognitif yang bertujuan mengatasi perilaku menyimpan barang, dengan bantuan praktis dalam membersihkan dan mengembalikan kondisi hunian yang aman.
Gangguan menimbun merupakan masalah kesehatan yang serius dan tidak hanya terbatas pada penumpukan barang. Gangguan ini sangat mengancam keselamatan melalui bahaya kebakaran, risiko terjatuh, serta kondisi sanitasi yang buruk, sekaligus berdampak besar pada kesejahteraan mental dan sosial individu. Mengakui gangguan menimbun sebagai tantangan kesehatan yang bersifat multifaset memungkinkan pencegahan, respons, dan dukungan yang lebih efektif, yang pada akhirnya dapat melindungi individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Gangguan menimbun bukanlah fenomena yang bisa dianggap sepele. Dampaknya tidak hanya pada individu yang mengalaminya, tetapi juga pada orang-orang di sekitar mereka, serta masyarakat secara umum. Dengan mengenali tanda-tanda gangguan menimbun sejak dini, kita bisa mencegah bahaya fisik dan mental yang lebih besar. Pendidikan, dukungan sosial, dan pendekatan multidisiplin dalam pengelolaan gangguan ini akan sangat membantu dalam memutus siklus akumulasi yang merusak, serta membawa perubahan positif bagi individu dan komunitas.