Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin memudahkan kita dalam merencanakan perjalanan.


Namun, seberapa efektif sebenarnya AI dalam membantu traveler di dunia nyata?


Dalam artikel ini, kami menguji kemampuan AI travel planner lewat pengalaman liburan akhir pekan di Tallinn, Estonia. Kami mencoba merancang itinerary yang hemat biaya sekaligus personal, sekaligus mengupas keuntungan dan tantangan yang muncul selama proses perencanaan.


AI Travel Planner: Tren Baru yang Bikin Liburan Makin Mudah


Beberapa tahun terakhir, berbagai aplikasi seperti ChatGPT, Vacay, dan GuideGeek semakin populer di kalangan traveler yang ingin menyusun rencana perjalanan tanpa repot. Dengan kecepatan dan kemudahan personalisasi, AI ini mampu menghasilkan jadwal lengkap hanya dalam hitungan detik.


Menurut laporan Omio NowNext 2024, hampir 44% traveler dari Eropa dan Amerika berencana memanfaatkan AI untuk booking dan perencanaan perjalanan tahun ini, angka ini naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Generasi Z dan milenial bahkan menganggap fitur seperti pengelolaan anggaran, rekomendasi aktivitas, tips personal, hingga bantuan terjemahan sebagai manfaat utama dari AI travel tools.


Kami pun penasaran, seberapa jitu AI ini bisa membantu? Pilihan jatuh pada kota Tallinn, Estonia, sebagai lokasi uji coba.


Hemat Waktu, Hemat Energi: Efisiensi AI dalam Merancang Itinerary


Dengan hotel sudah dipesan, kami memanfaatkan ChatGPT sebagai platform utama untuk membuat jadwal perjalanan hemat selama tiga hari dua malam. Tak lupa, Vacay dan GuideGeek juga kami coba sebagai pembanding. Hasilnya? Ketiga platform memberikan itinerary yang cukup mirip, dengan perbedaan minor pada pilihan restoran, aktivitas, dan waktu kunjungan. Semua ini disusun dalam hitungan detik, waktu yang biasanya bisa memakan berminggu-minggu jika dilakukan sendiri.


Menyelami Keindahan Tallinn Lewat Rekomendasi AI


ChatGPT menyarankan kami mengunjungi berbagai ikon wisata Tallinn, seperti Kota Tua yang menawan, Katedral Alexander Nevsky yang megah, Museum Kiek in de Kök, lorong Bastion Passages, taman hijau Kadriorg Park, istana Kadriorg Palace, dan pasar lokal Balti Jaam Market. Selama perjalanan, tempat-tempat tersebut benar-benar menyuguhkan pengalaman yang tak terlupakan, mulai dari menapaki sejarah di Kiek in de Kök hingga menikmati suasana tenang di Kadriorg Park.


Rekomendasi AI ini berhasil menangkap esensi Tallinn dengan sangat baik, membawa kami ke tempat-tempat yang benar-benar representatif dan memperkaya pengalaman selama di sana.


Tantangan yang Harus Dihadapi Saat Menggunakan AI


Meski hasilnya memuaskan, tidak semuanya berjalan mulus. Salah satu kendala utama yang kami alami adalah terkait preferensi makanan. Satu anggota rombongan memiliki selera yang cukup beragam, sementara yang lain punya batasan tertentu dalam memilih makanan. Rekomendasi restoran dari AI awalnya banyak menampilkan menu tradisional Estonia yang kurang sesuai dengan preferensi ini.


Kami perlu melakukan beberapa kali revisi dan memasukkan kriteria makanan yang lebih spesifik agar pilihan restoran menjadi lebih tepat. Hal ini sedikit mengganggu karena berdampak pada saran aktivitas yang harus disesuaikan kembali.


Perlu Diperhatikan: Data Lama dan Realita di Lapangan


Selain itu, ada beberapa info yang ternyata sudah tidak update, seperti tempat makan yang direkomendasikan ternyata sudah tutup. Situasi ini memaksa kami untuk melakukan penyesuaian cepat selama perjalanan.


Meski begitu, AI travel planner tetap sangat membantu sebagai titik awal penyusunan itinerary. Namun, kami menyarankan Anda untuk tetap melengkapi dengan riset pribadi agar jadwal perjalanan lebih sesuai dan menyenangkan.


Kesimpulan: AI Travel Planner, Sahabat atau Teman Seperjalanan?


AI memang memberikan kemudahan dan efisiensi dalam merencanakan liburan. Dari mulai menghemat waktu hingga menghadirkan rekomendasi yang beragam, AI travel planner jadi alat yang sangat membantu traveler masa kini. Namun, keterbatasan dalam informasi real-time dan penyesuaian personal membuat penggunaan AI sebaiknya menjadi pelengkap, bukan pengganti.


Dengan memadukan teknologi AI dan sentuhan riset pribadi, Anda bisa mendapatkan pengalaman liburan yang tidak hanya praktis tapi juga memuaskan dan sesuai dengan kebutuhan.


Kalau Anda ingin liburan yang terencana dengan baik tanpa pusing, mungkin sudah saatnya mencoba AI travel planner. Siap jelajahi Tallinn atau destinasi impian lainnya dengan cara baru yang cerdas?