Susu nabati atau susu non-dairy adalah minuman yang terbuat dari bahan tumbuhan dan dirancang untuk meniru tekstur serta rasa dari susu sapi.
Beberapa pilihan yang paling populer mencakup susu almond, oat, kedelai, kelapa, beras, dan mete.
Minuman ini semakin digemari oleh berbagai kalangan, termasuk mereka yang mengalami intoleransi laktosa, alergi terhadap produk susu, mengikuti pola makan berbasis tumbuhan, atau hanya ingin mengurangi konsumsi produk hewani. Namun, penting untuk diketahui bahwa kandungan nutrisi dari setiap jenis susu nabati bisa sangat bervariasi tergantung dari bahan dasarnya dan proses produksinya.
Tren beralih ke susu nabati bukan tanpa alasan. Salah satu faktor utamanya adalah intoleransi laktosa, yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Bagi mereka, mengonsumsi susu sapi bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Selain itu, semakin banyak orang yang peduli dengan apa yang masuk ke tubuh mereka. Susu nabati sering dianggap lebih alami dan minim tambahan zat-zat sintetis.
Tak kalah penting, faktor lingkungan juga turut mendorong peralihan ini. Proses produksi susu nabati umumnya membutuhkan lebih sedikit air, lahan, dan menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan peternakan sapi perah.
Susu almond menjadi salah satu pilihan paling populer di dunia. Terbuat dari almond yang direndam dan diblender bersama air, lalu disaring hingga menghasilkan cairan ringan dengan rasa kacang yang lembut. Cocok untuk campuran kopi, sereal, smoothie, dan bahkan dalam resep kue.
Namun, susu almond memiliki kandungan protein yang rendah jika dibandingkan dengan susu sapi. Karena itu, banyak produsen yang memperkaya produknya dengan kalsium, vitamin D, dan vitamin E agar nilai gizinya tetap seimbang.
Jika Anda pencinta kopi, susu oat bisa jadi favorit baru Anda. Teksturnya yang kental dan kemampuan untuk menghasilkan buih membuatnya disukai para barista. Dibuat dari oat yang direndam dan diblender bersama air, susu ini mengandung serat larut beta-glukan yang terbukti mampu menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan menjaga kesehatan jantung.
Dari sisi lingkungan, produksi susu oat tergolong sangat efisien. Tanaman oat membutuhkan air dan lahan yang jauh lebih sedikit daripada bahan baku susu lain.
Menurut Dr. Martin Schreiber, seorang ahli gizi dan pertanian berkelanjutan, "Susu oat memberikan keuntungan nutrisi melalui kandungan serat larutnya yang dapat mendukung kesehatan jantung dan metabolisme lemak."
Susu kedelai adalah pelopor dalam dunia susu nabati dan tetap menjadi pilihan utama karena kandungan proteinnya yang tinggi. Proses pembuatannya melibatkan perendaman dan penggilingan kacang kedelai, kemudian direbus dan disaring.
Susu ini memiliki profil protein yang sangat mirip dengan susu sapi, menjadikannya pilihan tepat bagi Anda yang membutuhkan asupan protein untuk menjaga massa otot dan kekuatan tulang. Meski sempat muncul kekhawatiran terkait kandungan isoflavon dalam kedelai, penelitian terbaru menyatakan bahwa konsumsi dalam jumlah wajar tetap aman dan bermanfaat.
Jika Anda mencari susu dengan rasa tropis yang khas, susu kelapa bisa menjadi pilihan yang tepat. Dibuat dari daging kelapa yang diblender dengan air, susu ini kaya akan minyak alami yang memberi tekstur creamy dan rasa lezat.
Susu kelapa sangat cocok digunakan dalam masakan seperti kari, dessert, dan minuman segar. Namun, karena rendah protein dan kalsium, sebaiknya dikombinasikan dengan jenis susu lain untuk memenuhi kebutuhan gizi harian.
Susu beras dikenal sebagai alternatif paling aman bagi mereka yang memiliki alergi terhadap kacang-kacangan atau kedelai. Teksturnya ringan dengan rasa yang agak manis, tetapi kandungan proteinnya sangat rendah dan tinggi karbohidrat.
Sementara itu, susu mete hadir dengan tekstur yang kaya dan rasa yang lebih manis dibanding almond. Meski belum sepopuler susu almond atau oat, susu mete memberikan variasi rasa yang menarik dan cocok untuk smoothie atau kopi.
Beberapa jenis susu berbasis biji-bijian juga mulai dikenal, seperti susu biji bunga matahari atau susu chia, yang kaya akan omega-3 dan protein sedang.
Tidak semua susu nabati diciptakan sama. Beberapa produk mengandung gula tambahan, pengental, atau bahan stabilizer yang bisa mengubah nilai gizinya. Pastikan untuk selalu membaca label dengan cermat, pilih versi tanpa tambahan gula, dan utamakan produk yang diperkaya dengan kalsium dan vitamin D.
Jangan lupa untuk mengocok kemasannya sebelum digunakan, karena bahan alami cenderung mengendap saat disimpan.
Meski susu nabati cocok untuk banyak orang, ada juga yang perlu lebih cermat memilih. Anak-anak, misalnya, memerlukan kalori dan protein lebih tinggi untuk tumbuh kembangnya. Untuk itu, penting berkonsultasi dengan dokter sebelum mengganti susu mereka.
Orang dewasa dengan alergi kacang juga harus menghindari susu almond atau mete. Selain itu, bagi yang memiliki sistem pencernaan sensitif, sebaiknya memilih susu tanpa tambahan serat sintetis atau zat pengental.
Menurut ulasan dalam Journal of Nutrition and Dietetics tahun 2023, susu nabati dapat menjadi bagian dari pola makan sehat asalkan dipilih dengan bijak. Dr. Lara James, ahli gizi terdaftar, menyarankan, "Anggap susu nabati sebagai bahan pelengkap, bukan pengganti total. Pilih sesuai dengan kebutuhan gizi, selera, dan cara penggunaannya."
Tidak perlu bingung memilih susu nabati. Setiap jenis punya keunikan rasa dan manfaatnya sendiri. Apakah Anda mencari susu tinggi protein, rendah alergi, atau hanya ingin kopi yang lebih lembut dan creamy, ada pilihan yang pas untuk Anda.
Jadi, mana yang jadi favorit Anda? Sudah pernah coba susu mete atau oat latte? Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar! Siapa tahu, Anda menemukan susu nabati yang jadi favorit baru keluarga Anda!