Lykkers, pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana Bumi dan Mars terbentuk?
Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kedua planet ini kemungkinan besar tercipta dari tabrakan dahsyat antara embrio-embrio planet besar di bagian dalam Tata Surya.
Proses ini benar-benar menakjubkan dan penuh kejutan. Yuk, kita telusuri bagaimana kejadiannya dan apa saja petunjuk ilmiah yang berhasil ditemukan oleh para peneliti!
Sekitar 5 miliar tahun yang lalu, awan padat berisi debu dan gas di Galaksi Bima Sakti mulai runtuh karena tarikan gravitasi. Proses ini memicu kelahiran Matahari, dan sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, Matahari telah terbentuk sepenuhnya. Sisa gas dan debu membentuk piringan raksasa yang berputar di sekelilingnya, disebut cakram akresi.
Cakram ini menyimpan bahan mentah pembentuk planet, dan di sanalah semua cerita besar ini dimulai.
Segalanya bermula dari partikel debu kecil yang saling menempel akibat gaya tarik lemah. Lama kelamaan, partikel ini membentuk butiran yang lebih besar, lalu kerikil, hingga akhirnya menjadi objek berukuran kilometer yang disebut planetesimal. Namun, tak semua tabrakan menghasilkan pertumbuhan. Jika benturan terlalu keras, benda-benda ini bisa hancur berkeping-keping. Tetapi saat tumbukan terjadi secara lembut, mereka menyatu dan tumbuh menjadi lebih besar.
Setelah jutaan tahun, Tata Surya kita mulai stabil dengan delapan planet utama. Empat planet terdekat dengan Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars, dikenal sebagai planet berbatu. Hal ini karena angin Matahari menghembuskan gas dari wilayah dalam, menyisakan inti planet yang padat dan berbatu. Sebaliknya, planet-planet luar seperti Jupiter dan Saturnus tetap menjadi raksasa gas karena jaraknya yang jauh membuat gas dan es tetap bertahan.
Para ilmuwan telah lama mencoba menjawab pertanyaan besar: bagaimana planet-planet berbatu ini terbentuk? Dua teori utama muncul:
• Teori 1: Tabrakan Antar Embrio Planet
Teori lama ini menyatakan bahwa planet terbentuk dari embrio planet, benda besar yang terbentuk dari debu dan mineral. Di awal Tata Surya, embrio planet sebesar Bulan terbentuk dan saling bertabrakan hingga membentuk planet seperti yang kita kenal sekarang.
• Teori 2: Akresi Kerikil dari Luar Tata Surya
Teori terbaru ini mengusulkan bahwa planet terbentuk dari pengumpulan kerikil kecil berukuran milimeter yang melayang dari bagian luar Tata Surya. Proses yang disebut "akresi kerikil" ini memungkinkan benda kecil untuk perlahan-lahan menjadi besar dan akhirnya membentuk planet.
Keduanya terdengar masuk akal, bukan? Namun, sebuah studi baru yang dipimpin oleh Christoph Burkhardt dari Universitas Münster, Jerman, memberi bukti kuat bahwa Bumi dan Mars kemungkinan besar terbentuk dari tabrakan embrio planet di bagian dalam Tata Surya.
Untuk mencari tahu asal-usul Bumi dan Mars, tim peneliti ini mempelajari 17 meteorit dari Mars. Mereka menganalisis isotop, variasi unsur seperti titanium, zirkonium, dan molibdenum yang menjadi "sidik jari" kimia dari mana bahan tersebut berasal. Hasilnya? Hanya sekitar 4% dari bahan pembentuk Bumi dan Mars berasal dari luar Tata Surya. Artinya, hampir seluruh materi pembentuk kedua planet ini berasal dari wilayah dalam Tata Surya!
Meski studi ini memperkuat teori tabrakan untuk planet berbatu, bukan berarti teori akresi kerikil salah total. Faktanya, banyak ilmuwan meyakini bahwa Jupiter dan Saturnus, planet gas raksasa kemungkinan besar terbentuk dari akresi kerikil yang berlangsung jauh lebih efisien di wilayah luar Tata Surya.
Para peneliti juga menduga bahwa Jupiter memainkan peran penting dalam pembentukan Tata Surya. Kemungkinan besar Jupiter terbentuk lebih awal dan bertindak seperti perisai raksasa, mencegah materi dari bagian luar masuk ke wilayah dalam dan mengganggu proses pembentukan planet berbatu. Bahkan, ada yang percaya bahwa Jupiter membantu melindungi Bumi dari banyak objek luar angkasa yang berpotensi berbahaya.
Mengetahui bagaimana Bumi dan Mars terbentuk bukan hanya tentang memahami masa lalu, tapi juga membuka wawasan tentang bagaimana planet lain di alam semesta bisa terbentuk. Jika teori ini benar, mungkin banyak sistem bintang lain yang juga memiliki planet berbatu kecil seperti Bumi karena pengaruh dari planet raksasa seperti Jupiter.
Lykkers, penelitian ini adalah langkah besar dalam memecahkan misteri asal-usul planet. Namun, cerita ini belum selesai. Para ilmuwan akan terus meneliti meteorit dan menjalankan simulasi komputer canggih untuk memahami lebih dalam bagaimana planet-planet terbentuk.
Siapa tahu, rahasia lain dari Tata Surya masih menunggu untuk ditemukan. Apakah Anda percaya bahwa Bumi dan Mars lahir dari tabrakan dahsyat embrio planet, ataukah kerikil kecil dari jauh memainkan peran lebih besar? Mari terus jelajahi kosmos dan temukan jawabannya bersama!