Idiopathic Hypersomnia (IH) adalah gangguan tidur neurologis kronis yang ditandai dengan rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari, meskipun sudah tidur cukup lama dan berkualitas di malam hari.


Berbeda dengan kelelahan biasa, individu dengan IH merasakan dorongan tidur yang sangat kuat dan terus-menerus sepanjang hari, yang berdampak besar pada kewaspadaan, fungsi kognitif, dan kegiatan sehari-hari mereka.


Meskipun tidur malam mereka bisa berlangsung hingga 9-14 jam, kualitas tidur siang mereka tetap terganggu.


Penyebab dan Mekanisme Idiopathic Hypersomnia


Penyebab pasti dari IH masih belum sepenuhnya dipahami. Penelitian mengungkapkan bahwa perubahan pada zat kimia otak yang mengatur kewaspadaan, seperti dopamin, serotonin, dan histamin, dapat berperan dalam gangguan ini. Berbeda dengan narkolepsi, IH tidak disertai dengan serangan tidur mendadak atau kehilangan tonus otot (katapleksi). Salah satu ciri khas IH adalah bahwa tidur siang atau tidur tambahan yang panjang tidak memberikan rasa segar.


Penyakit ini juga tampaknya memiliki komponen genetik, karena sering ditemukan riwayat keluarga dengan gangguan tidur serupa. Selain faktor genetik, beberapa faktor lain yang mungkin mempengaruhi adalah infeksi sebelumnya, cedera otak, atau kondisi yang menyertai seperti kecemasan atau depresi. Namun, meskipun berbagai penelitian telah dilakukan, penyebab pasti dari IH masih belum ditemukan.


Gejala Klinis Idiopathic Hypersomnia


IH umumnya muncul pada masa remaja atau dewasa muda. Gejala utamanya adalah rasa kantuk yang terus-menerus meskipun tidur malam sudah cukup lama, sering kali lebih dari 9 jam. Beberapa gejala khas yang biasanya muncul pada individu dengan IH adalah:


Kantuk berlebihan pada siang hari: Meskipun tidur malam cukup panjang, rasa kantuk yang luar biasa tetap ada.


Kesulitan bangun di pagi hari: Sering kali, penderita mengalami "inertial tidur" yang berkepanjangan, yaitu kondisi bingung, tidak terkoordinasi, dan sulit bangun setelah tidur.


Tidur siang yang tidak menyegarkan: Meskipun tidur siang dalam waktu yang cukup lama, tidur tersebut tidak mengurangi rasa kantuk atau membuat penderita merasa lebih segar.


Gangguan kognitif: Penderita sering mengalami gangguan dalam konsentrasi, kesulitan berpikir jernih, dan penurunan kecepatan berpikir.


Diagnosis Idiopathic Hypersomnia


Diagnosis IH tidaklah mudah dan memerlukan pemeriksaan mendalam untuk menyingkirkan kemungkinan gangguan tidur lain, seperti sleep apnea, narkolepsi, atau gangguan psikologis. Proses diagnosis biasanya dimulai dengan evaluasi klinis yang sangat rinci, diikuti dengan tes tidur objektif.


Salah satu metode tes yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis IH adalah Polysomnography, yang mencatat berbagai parameter tidur seperti gelombang otak, pergerakan mata, dan aktivitas otot saat tidur. Setelah itu, dilakukan Multiple Sleep Latency Test (MSLT) untuk mengukur seberapa cepat seseorang tertidur di siang hari dan untuk mengevaluasi pola tidur yang terjadi. Keberadaan katapleksi (hilangnya tonus otot) dan temuan arsitektur tidur yang spesifik dapat membedakan IH dari gangguan tidur lainnya.


Pengobatan dan Penanganan Idiopathic Hypersomnia


Sayangnya, hingga saat ini, IH belum memiliki pengobatan yang dapat menyembuhkan kondisi ini. Fokus utama pengobatan adalah untuk mengelola gejala, meningkatkan kewaspadaan, dan kualitas hidup penderita. Beberapa pengobatan farmakologis yang dapat digunakan meliputi:


Obat-obatan untuk meningkatkan kewaspadaan: Seperti modafinil, methylphenidate, dan agen terbaru seperti pitolisant serta solriamfetol yang dapat membantu mengurangi kantuk berlebihan.


Sodium Oxybate: Suatu garam oxybate yang terbukti efektif dalam mengurangi rasa kantuk yang berlebihan dan meningkatkan kualitas tidur pada penderita IH.


Dr. Emmanuel Mignot, seorang ahli tidur terkemuka, berpendapat, "Idiopathic Hypersomnia menantang konsep kebutuhan tidur normal, yang menunjukkan bahwa rasa kantuk yang berlebihan bisa sangat mengganggu meskipun waktu tidur yang panjang. Hal ini memerlukan penelitian lanjutan untuk memahami lebih dalam dasar neurobiologisnya."


Sementara itu, Dr. Lynn Marie Trotti, seorang otoritas di bidang gangguan tidur, menegaskan, "Penting untuk mengenali idiopathic hypersomnia sebagai gangguan neurologis yang terpisah agar diagnosis yang tepat dan pengobatan yang spesifik dapat diberikan. Gejalanya sangat mempengaruhi kognisi, suasana hati, dan fungsi keseluruhan."


Kesimpulan


Idiopathic Hypersomnia adalah gangguan tidur kronis yang ditandai dengan kantuk berlebihan pada siang hari meskipun tidur malam sudah cukup panjang. Patofisiologi yang mendasari IH melibatkan ketidakseimbangan neurokimia di otak, meskipun penyebab pastinya belum diketahui. Gejalanya meliputi kesulitan bangun di pagi hari, tidur siang yang tidak menyegarkan, serta gangguan kognitif yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Diagnosis dilakukan dengan evaluasi klinis dan tes tidur yang mendalam untuk membedakannya dari gangguan tidur lainnya. Meskipun belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan IH, pengelolaan gejala melalui obat-obatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu meningkatkan kewaspadaan dan kualitas hidup.