Sarcopenia adalah kondisi yang berkembang secara bertahap seiring bertambahnya usia, ditandai oleh hilangnya massa otot rangka, kekuatan, dan kemampuan fisik, terutama menyerang mereka yang berusia di atas 65 tahun.
Kondisi ini bukan sekadar proses penuaan biasa, melainkan masalah serius yang berdampak besar pada kehidupan lansia. Hilangnya massa otot membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap kejatuhan, patah tulang, kecacatan, dan bahkan meningkatkan risiko kematian.
Istilah "sarcopenia" berasal dari bahasa Yunani, yaitu "sarx" yang berarti daging dan "penia" yang berarti kehilangan, menegaskan inti masalahnya, yaitu menurunnya massa otot secara signifikan.
Sarcopenia muncul karena berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring bertambahnya usia, ukuran dan jumlah serat otot mengecil, khususnya serat otot tipe II (fast-twitch) yang berperan dalam gerakan cepat dan kekuatan. Sebaliknya, serat tipe I (slow-twitch) relatif lebih tahan terhadap perubahan ini. Otot pun perlahan-lahan digantikan oleh jaringan fibrosa yang kurang elastis, dan terjadi perubahan metabolik serta stres oksidatif di dalam tubuh.
Perubahan hormonal juga berperan besar. Hormon seperti testosteron, hormon pertumbuhan, dan insulin-like growth factor 1 (IGF-1) yang mendukung kesehatan otot mengalami penurunan signifikan, memperparah atrofi otot. Ditambah lagi dengan gaya hidup yang kurang aktif dan asupan nutrisi yang tidak memadai, terutama protein, mempercepat proses kehilangan otot.
Dalam beberapa kasus, muncul kondisi yang dikenal sebagai “sarcopenic obesity,” di mana seseorang kehilangan massa otot tapi mengalami peningkatan massa lemak tubuh. Kondisi ini berisiko lebih besar dibandingkan hanya obesitas atau sarcopenia sendiri, karena menyebabkan komplikasi kesehatan yang lebih kompleks.
Awal mula sarcopenia sering kali sulit dikenali karena gejalanya muncul secara perlahan. Namun, tanda-tanda yang patut diwaspadai antara lain kelemahan otot yang signifikan, kecepatan berjalan yang menurun, kesulitan bangun dari kursi, penurunan daya tahan fisik, dan penurunan berat badan akibat kehilangan massa otot.
Penurunan fungsi otot ini menyebabkan gangguan keseimbangan dan mobilitas, sehingga risiko jatuh dan patah tulang meningkat drastis. Pada akhirnya, hal ini berdampak buruk pada kemandirian dan kualitas hidup para lansia.
Untuk memastikan seseorang mengalami sarcopenia, diperlukan evaluasi menyeluruh yang mengukur kekuatan otot, jumlah massa otot, dan performa fisik secara keseluruhan. Tes kekuatan genggaman tangan (grip strength) dan tes berdiri dari kursi (chair-stand test) merupakan metode praktis untuk menilai fungsi otot. Selain itu, kecepatan berjalan (gait speed) juga dipakai sebagai alat skrining sederhana.
Pengukuran massa otot dapat dilakukan dengan teknologi pencitraan seperti DEXA (dual-energy X-ray absorptiometry), CT scan, atau MRI. Alternatif lain yang lebih mudah adalah bioelectrical impedance analysis (BIA), walau tingkat ketepatannya lebih rendah. Diagnosis ditegakkan dengan membandingkan hasil pengukuran terhadap nilai acuan orang muda yang sehat.
Penanganan sarcopenia tidak bisa hanya mengandalkan satu cara saja. Inti dari perawatan adalah latihan resistensi yang terfokus pada peningkatan kekuatan dan keseimbangan otot. Program olahraga teratur sangat penting untuk memperlambat perkembangan sarcopenia dan memperbaiki fungsi tubuh.
Selain itu, nutrisi yang tepat adalah kunci. Asupan protein harus ditingkatkan sesuai kebutuhan tubuh, ditambah dengan kalori yang cukup untuk mendukung regenerasi otot. Mengelola penyakit kronis yang berkontribusi pada sarcopenia dan menyeimbangkan kadar hormon juga bagian dari pendekatan menyeluruh.
Para ahli di bidang geriatrik menekankan bahwa sarcopenia secara fundamental mengancam kemandirian lansia. Oleh karena itu, upaya menjaga kesehatan otot harus menjadi prioritas utama baik melalui perubahan gaya hidup maupun pengawasan medis yang ketat. Penanganan dini dan tepat dapat secara signifikan mengurangi dampak buruk sarcopenia serta mendukung lansia menjalani masa tua dengan lebih sehat dan aktif.
Sarcopenia bukan sekadar kehilangan otot biasa, melainkan tantangan kesehatan serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera. Jangan tunggu sampai gejalanya parah! Mulailah langkah pencegahan dengan aktif bergerak dan perbaiki pola makan agar kekuatan dan kualitas hidup Anda tetap terjaga hingga usia lanjut.