Selama ini banyak orang mengira rambut rontok hanya disebabkan oleh faktor keturunan. Namun, penelitian terkini mengungkap bahwa penyebab kerontokan rambut jauh lebih kompleks.
Rambut rontok ternyata merupakan kondisi multifaktorial yang melibatkan interaksi rumit antara sistem kekebalan tubuh, ketidakseimbangan hormon, kekurangan nutrisi, efek samping pengobatan, serta faktor lingkungan.
Salah satu penyebab utama kerontokan rambut non-genetik berasal dari gangguan autoimun. Kondisi seperti alopecia areata terjadi ketika sistem imun secara keliru menyerang folikel rambut, mengakibatkan rambut rontok dalam bentuk bercak hingga kebotakan total. Selain itu, penyakit autoimun sistemik seperti lupus dan rheumatoid arthritis juga bisa menyebabkan penipisan rambut merata akibat peradangan kronis di kulit kepala.
Kerusakan yang disebabkan oleh sistem kekebalan ini bukan hanya menghancurkan struktur folikel, tapi juga mengganggu siklus pertumbuhan alami rambut, sehingga pertumbuhan rambut baru menjadi terhambat. Menurut Dr. Jonathan Marshall, seorang ahli dermatologi, "Kerontokan rambut yang disebabkan oleh sistem imun merupakan kondisi klinis yang unik dan membutuhkan pendekatan imunomodulasi yang tepat untuk pengobatan efektif." Pemahaman baru ini memperkuat bahwa masalah rambut rontok tidak melulu soal gen, tetapi juga tentang keseimbangan imun dalam menjaga kesehatan folikel.
Perubahan hormon juga menjadi penyebab umum rambut rontok yang sering tidak disadari. Gangguan kelenjar tiroid, baik hipotiroid maupun hipertiroid, dapat mengacaukan siklus pertumbuhan rambut dan menyebabkan kerontokan merata. Sindrom ovarium polikistik (PCOS), yang ditandai dengan tingginya kadar hormon androgen pada wanita, dapat menyebabkan penipisan rambut di kulit kepala akibat miniaturisasi folikel secara hormonal.
Kondisi seperti sindrom Cushing, yang ditandai dengan produksi hormon kortisol berlebih, juga berkaitan erat dengan kerontokan rambut. Hormon stres ini memengaruhi aktivitas folikel serta keseimbangan kulit kepala secara menyeluruh. Dr. Laura Simmons, seorang ahli endokrin, menjelaskan, "Biologi folikel rambut sangat sensitif terhadap fluktuasi hormon, sehingga mengatasi gangguan endokrin mendasar sering kali menjadi kunci dalam menghentikan atau membalikkan kerontokan rambut non-genetik."
Kekurangan mikronutrien tertentu dapat menjadi biang kerok rambut rontok. Mineral seperti zat besi, seng, biotin, serta vitamin A dan D sangat penting untuk regenerasi sel dan sintesis keratin, komponen utama rambut. Jika asupan nutrisi tidak seimbang, fase pertumbuhan rambut (anagen) terganggu dan rambut lebih cepat masuk ke fase rontok (telogen effluvium).
Kebiasaan makan yang rendah antioksidan juga memperparah stres oksidatif pada folikel rambut, mempercepat proses kerontokan. Sebaliknya, pola makan kaya tanaman seperti diet Mediterania terbukti dapat meningkatkan kepadatan rambut dengan mengurangi peradangan dan mendukung metabolisme folikel.
Tak hanya itu, obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan rambut rontok sebagai efek samping. Beberapa jenis obat antikoagulan, psikotropika, hingga antihipertensi diketahui mengganggu aktivitas pembelahan sel di akar rambut, menyebabkan kerontokan yang bisa bersifat sementara tergantung durasi dan jenis obat.
Paparan zat kimia keras, radiasi ultraviolet, serta penggunaan alat pemanas rambut berlebihan dapat merusak batang rambut, membuatnya rapuh dan mudah patah, tanpa harus ada kerusakan pada folikel itu sendiri. Selain itu, gaya rambut yang menarik rambut secara terus-menerus seperti kuncir ketat atau kepang yang terlalu kencang, bisa menyebabkan traksi alopecia, salah satu jenis kerontokan yang bisa dicegah jika dikenali lebih awal.
Stres emosional dan fisik juga memainkan peran besar. Tekanan psikologis dapat mengaktifkan jalur neuroendokrin yang mengacaukan siklus pertumbuhan rambut. Ini menjelaskan mengapa banyak orang mengalami kerontokan rambut setelah menghadapi stres berat atau perubahan besar dalam hidup.
Di era sekarang, diagnosis kerontokan rambut semakin canggih. Pemeriksaan seperti biopsi kulit kepala, trikoskopi, hingga tes darah untuk mengidentifikasi kelainan sistemik membantu membedakan penyebab genetik dan non-genetik secara akurat.
Perawatan pun semakin personal. Terapi tidak lagi bersifat umum, melainkan disesuaikan dengan penyebab spesifik seperti regulasi hormon, perbaikan nutrisi, penghindaran pemicu lingkungan, hingga modifikasi imun jika diperlukan. Pendekatan holistik ini terbukti lebih efektif dalam menghentikan dan membalikkan kerontokan rambut.
Rambut rontok bukan hanya soal faktor keturunan. Kini terbukti bahwa penyebabnya bisa berasal dari gangguan imun, ketidakseimbangan hormon, kekurangan nutrisi, efek obat-obatan, hingga tekanan dari lingkungan dan gaya hidup. Mengenali berbagai faktor ini memungkinkan diagnosis yang lebih tepat dan perawatan yang benar-benar efektif sesuai kondisi setiap individu. Dengan pemahaman ini, Anda dapat lebih proaktif menjaga kesehatan rambut dan mencegah kerontokan sebelum terlambat.
simak video "kenali penyebab kerontokan rambut"
video by " SB30Health"