Bayangkan ini: malam sudah larut, Anda sedang membuang sampah ke luar rumah. Udara terasa tenang, hingga tiba-tiba terdengar suara gemerisik halus dari arah pagar. Anda terdiam.
Dua mata bersinar menatap tajam dari kegelapan. Sosok bermasker muncul, bukan pencuri, melainkan seekor rakun dengan santainya membawa kulit pisang di mulut, lalu pergi begitu saja seolah-olah itu wilayah kekuasaannya.
Bagi warga kota besar seperti Jakarta, Bandung, Toronto, Seattle, atau Atlanta, kejadian seperti ini bukan hal asing lagi. Rakun, hewan yang dulunya hanya hidup di hutan, kini telah menjadi warga tetap kota-kota besar. Tapi bagaimana mereka bisa begitu sukses beradaptasi? Dan apakah ini sesuatu yang patut dikagumi… atau justru dikhawatirkan?
Artikel ini mengupas tuntas bagaimana rakun berhasil menjelma menjadi "penduduk kota" yang cerdas dan licik, serta apa dampaknya bagi kehidupan manusia di lingkungan urban.
Sekilas, kota tampak seperti tempat yang aneh untuk dihuni satwa liar. Namun bagi rakun, kota adalah surga penuh peluang.
1. Makanan di mana-mana
Rakun adalah pemakan segalanya dan sangat oportunis. Bagi mereka, tempat sampah, tumpukan kompos, mangkuk makanan hewan peliharaan, bahkan sisa makanan di trotoar adalah prasmanan tak berujung. Sebuah studi pada tahun 2022 dari University of Wyoming menemukan bahwa beberapa rakun bisa mengunjungi hingga 12 sumber makanan berbeda hanya dalam radius 5 blok setiap malam!
2. Hampir tak ada pemangsa
Di alam liar, rakun harus waspada terhadap predator seperti coyote atau burung pemangsa besar. Namun di kota, ancaman semacam itu sangat jarang, membuat angka kelangsungan hidup dan reproduksi mereka melonjak drastis. Di beberapa kota, jumlah rakun bahkan melampaui populasi mereka di daerah pedesaan sekitar.
3. Tempat tinggal melimpah
Rakun terkenal sebagai pemanjat ulung. Mereka dapat menjadikan cerobong asap, loteng, gorong-gorong, bahkan mesin penjual otomatis kosong sebagai sarang. Mereka tidak takut tinggal berdekatan dengan manusia dan seringkali manusia tidak menyadari mereka ada di sana hingga terjadi kerusakan.
Rakun bukan sekadar bertahan hidup di kota, mereka belajar, beradaptasi, dan bahkan memecahkan masalah rumit yang sulit dilakukan banyak hewan lain.
1. Tangan seperti pencuri profesional
Sebuah penelitian tahun 2017 dalam jurnal Animal Cognition menemukan bahwa rakun bisa mengingat cara membuka kunci rumit bahkan setelah lebih dari 3 tahun. Tak heran jika mereka bisa membuka pengait, melepas tali elastis, hingga menggeser penutup tempat sampah berat. Beberapa bahkan terekam kamera membuka pintu mobil yang tidak dikunci.
2. Paham lalu lintas kota
Di kota padat seperti Chicago, rakun terlihat menunggu di zebra cross atau menyesuaikan waktu menyeberang berdasarkan arus kendaraan. Proyek sains warga di Minneapolis mendokumentasikan perilaku rakun yang konsisten menggunakan jalur penyeberangan yang sama selama beberapa malam berturut-turut, tanda bahwa mereka punya ingatan rute dan pola belajar.
3. Menyesuaikan diri dengan manusia
Rakun kota cenderung lebih aktif di malam hari dibandingkan kerabat mereka di pedesaan. Studi kamera tersembunyi menunjukkan bahwa mereka menghindari manusia dengan mengatur ulang jam aktivitasnya. Ini bukti nyata bahwa mereka terus menyesuaikan diri dengan lingkungan manusia.
Meskipun rakun sering dianggap lucu dan menggemaskan, kehadiran mereka yang semakin dekat dengan manusia juga membawa sejumlah tantangan.
1. Kerusakan properti
Rakun bisa menyebabkan kerusakan serius saat mencoba bersarang di rumah manusia. Mereka dapat merobek atap, menggigit kabel, atau mencabik ducting AC. Menurut Asosiasi Pengendali Satwa Liar, satu ekor betina dengan anak-anaknya bisa menyebabkan kerusakan senilai lebih dari 30 juta rupiah hanya dalam beberapa minggu.
2. Risiko kesehatan
Meskipun tidak agresif, rakun bisa menjadi pembawa parasit seperti cacing gelang rakun (Baylisascaris procyonis) yang bisa membahayakan manusia jika area yang terkontaminasi tidak dibersihkan dengan benar. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan agar makanan hewan disimpan di dalam rumah dan menghindari kontak dengan kotoran rakun.
3. Konflik dengan hewan peliharaan
Meski jarang, rakun bisa melukai kucing kecil dalam perebutan sumber makanan atau tempat bersarang. Oleh karena itu, penting untuk meminimalkan interaksi mereka dengan hewan peliharaan.
Apa yang bisa dilakukan warga kota saat "pencuri lucu" ini muncul di halaman belakang rumah?
Berikut beberapa tips sederhana:
1. Gunakan tempat sampah anti-rakun
Pilih tempat sampah dengan penutup berat atau sistem kunci putar. Rakun memang kuat dan pintar, tapi biasanya menyerah setelah 1–2 kali gagal jika usaha tidak sepadan dengan hasilnya.
2. Tutup semua celah masuk
Segel ventilasi loteng, tutup cerobong asap, dan pasang kawat besi di area terbuka bawah rumah. Lakukan sebelum musim sarang tiba di awal cuaca hangat.
3. Singkirkan sumber makanan di luar
Jangan tinggalkan makanan hewan di luar. Bersihkan buah yang jatuh dari pohon dan pastikan kompos Anda disimpan dalam wadah tertutup.
4. Jaga jarak aman
Jika Anda melihat rakun di siang hari, jangan langsung panik. Bisa jadi itu induk yang sedang mencari makanan tambahan. Namun tetap hindari memberi makan atau mendekatinya, semakin terbiasa mereka dengan manusia, semakin besar risiko konflik.
Jika dipikir-pikir, apa yang dilakukan rakun tidak jauh berbeda dengan manusia. Mereka menggunakan kecerdasan dan kemampuan beradaptasi untuk bertahan dan berkembang di lingkungan yang berubah. Kota kita, pada dasarnya, adalah ekosistem baru dan rakun hanya menjadi bagian dari itu.
Seperti yang dikatakan oleh ahli ekologi urban Dr. Suzanne McClelland, "Rakun mengingatkan kita bahwa kota juga adalah habitat. Ketika kita memperlakukan mereka seperti tamu tak diundang, kita lupa bahwa lingkungan kota ini adalah hasil ciptaan kita sendiri yang kini mereka kuasai dengan cara mereka."
Jadi, saat Anda melihat rakun membuka tempat sampah dengan lihai, cobalah berhenti sejenak sebelum kesal. Mungkin yang Anda saksikan adalah evolusi dalam bentuk paling nyata, cerdik, gigih, dan sedikit usil.
Apakah rakun itu tetangga menggemaskan atau biang masalah? Jawabannya mungkin lebih tergantung pada cara Anda mengelola sampah… daripada pada si rakun itu sendiri.