Apakah Anda pernah menganggap aliran urine yang melambat sebagai tanda penuaan biasa?


Hati-hati, karena kanker prostat bisa menyerang satu dari delapan pria tanpa gejala yang jelas. Beruntung, jika dideteksi sejak awal, kanker ini bisa diobati dengan efektif.


Langkah 1: Ketahui Risiko Anda


Risiko terkena kanker prostat meningkat setelah usia 65 tahun. Sebanyak 60% kasus ditemukan pada usia ini. Jika ayah atau saudara pria Anda pernah terkena kanker prostat, risiko Anda bisa dua kali lebih tinggi. Selain itu, ada faktor genetik seperti mutasi BRCA2 yang bisa meningkatkan risiko hingga lima kali lipat. Pria dengan keturunan Afrika juga punya kemungkinan lebih tinggi untuk terkena dan meninggal akibat kanker prostat. Oleh karena itu, penting untuk membicarakan riwayat keluarga dan faktor genetik dengan dokter.


Langkah 2: Mulai Skrining dengan Diskusi Bersama Dokter


- Sebelum melakukan skrining, lakukan diskusi bersama dokter untuk memahami manfaat dan risiko.


- Untuk pria dengan risiko biasa, mulai diskusi skrining di usia 50 tahun.


- Untuk yang berisiko tinggi, seperti keturunan Afrika, riwayat keluarga kuat, atau mutasi genetik, mulai di usia 40-45 tahun.


Skrining biasanya dihentikan setelah usia 70 tahun atau jika perkiraan hidup kurang dari 10 tahun.


Langkah 3: Tes PSA (Prostate-Specific Antigen)


Tes PSA adalah tes darah sederhana untuk mengukur protein yang dihasilkan oleh prostat. Tes ini biasanya murah, sekitar 30-50 ribu rupiah. Kadar PSA yang tinggi bisa menandakan masalah pada prostat, tapi satu kali tes belum cukup untuk memastikan diagnosis. Kenaikan PSA yang terus berlangsung perlu diperiksa lebih lanjut.


Langkah 4: Pemeriksaan Prostat dengan Sentuhan (DRE)


Dokter juga bisa meraba prostat melalui anus untuk merasakan ada tidaknya benjolan atau perubahan bentuk. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi masalah, terutama saat hasil PSA tidak pasti.


Langkah 5: Pemeriksaan MRI untuk Detail Lebih Baik


Jika PSA tinggi atau ada temuan mencurigakan, dokter akan menyarankan MRI khusus untuk melihat jaringan prostat dengan jelas. Pemeriksaan ini cukup mahal, sekitar 500 ribu sampai 1 juta rupiah. Pemeriksaan ini membantu menemukan lokasi tumor yang tidak terlihat di pemeriksaan biasa.


Langkah 6: Biopsi Prostat Terpandu


Biopsi dilakukan dengan mengambil beberapa potong kecil jaringan prostat dari area yang dicurigai. Hasil biopsi akan dinilai dengan sistem Gleason, dari angka 6 sampai 10, untuk mengetahui seberapa ganas kanker itu dan menentukan pengobatan.


Langkah 7: Memahami Hasil Gleason


Skor Gleason 6: risiko rendah, bisa cukup dengan pemantauan aktif.


Skor Gleason 7: risiko sedang, pengobatan disesuaikan dengan kondisi pasien.


Skor Gleason 8 ke atas: risiko tinggi, dianjurkan terapi lebih agresif seperti operasi atau radiasi.


Langkah 8: Pilihan Pengobatan


Ada beberapa pilihan pengobatan:


- Operasi pengangkatan prostat dengan robot (biaya sekitar 10-15 juta rupiah) yang berusaha menjaga saraf agar fungsi seksual tetap baik.


- Terapi radiasi selama beberapa minggu dengan biaya 15-25 juta rupiah.


- Terapi yang menargetkan tumor secara spesifik, seperti HIFU atau pembekuan, dengan efek samping lebih ringan.


Diskusikan juga kemungkinan efek samping seperti sulit mengontrol kencing atau masalah ereksi, serta cara penanganannya.


Langkah 9: Pemantauan Aktif bagi Risiko Rendah


Bagi pasien risiko rendah, cukup dilakukan pemeriksaan PSA secara rutin setiap 3-6 bulan, MRI setahun sekali, dan biopsi ulang dalam waktu satu tahun. Cara ini menghindari efek samping pengobatan sambil memantau perkembangan kanker.


Langkah 10: Pola Hidup Sehat untuk Mendukung Pengobatan


Makan makanan sehat yang banyak sayur, protein tanpa lemak, dan biji-bijian sangat dianjurkan. Lakukan olahraga ringan selama 150 menit per minggu agar tulang dan jantung tetap sehat, terutama bagi pasien yang menjalani terapi hormon.


Langkah 11: Pantau Setelah Pengobatan


Setelah pengobatan, cek PSA secara rutin setiap 6-12 bulan penting untuk memastikan kanker tidak kembali. Jika PSA naik setelah operasi, dokter bisa memberikan radiasi tambahan. Jika ada tanda-tanda kekambuhan, dokter bisa memberikan terapi tambahan agar kondisi tetap terkontrol.


Kesimpulan


Kanker prostat bukan ancaman yang harus dibiarkan tanpa tindakan. Dengan mengenali risiko, melakukan skrining tepat waktu, dan memilih pengobatan sesuai kondisi, setiap pria bisa mengendalikan kesehatannya. Jadi, langkah mana yang akan Anda ambil hari ini untuk mencegah kanker prostat berkembang?