Pernahkah Anda merasa sudah bekerja keras, melakukan segalanya dengan benar, bahkan membantu orang lain, tapi tetap merasa seperti tidak terlihat atau malah disukai oleh sedikit orang? Tenang, Anda tidak sendirian.


Kami dulu merasakannya, baik saat di sekolah maupun di kantor. Hal ini membingungkan kami cukup lama. Kenapa orang yang biasa-biasa saja sering kali lebih disukai daripada mereka yang selalu berusaha lebih?


Terlalu Cakap Bisa Menjadi Bumerang!


Kedengarannya aneh, tapi terkadang, ketika Anda terlalu efisien, terlalu mampu, atau selalu siap sedia, itu justru membuat orang lain merasa cemas atau bahkan menjauh dari Anda. Kami pernah mendengar komentar dari seorang rekan kerja, "Anda hebat, tapi kadang kami merasa seperti tidak melakukan apa-apa dibandingkan Anda." Itu bukan niat kami sama sekali.


Di sinilah kami pertama kali mendengar istilah presence management, dan ternyata ini mengubah cara kami berinteraksi dengan orang lain di sekitar kami.


Apa Itu Presence Management?


Presence management bukan berarti Anda harus mengecilkan diri atau berpura-pura kurang mampu. Sebaliknya, ini adalah tentang kesadaran terhadap bagaimana energi, keterampilan, dan tindakan Anda memengaruhi orang di sekitar Anda.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam presence management adalah:


- Mengetahui kapan saatnya berbicara dan kapan harus menahan diri


- Menjaga agar rasa percaya diri Anda tidak terlihat seperti kesombongan


- Membantu orang lain tanpa terkesan ingin mengambil alih


- Merayakan kemenangan orang lain, bukan hanya diri Anda sendiri


Secara sederhana, presence management adalah kesadaran emosional yang diwujudkan dalam tindakan sehari-hari.


Kami Belajar Ini dengan Cara yang Sulit


Ada masa ketika kami selalu mengangkat tangan pertama, selesai lebih cepat, dan memperbaiki kesalahan orang lain. Kami bukan bermaksud untuk pamer, hanya saja kami memang cenderung seperti itu.


Namun, apa yang terjadi kemudian cukup mengejutkan. Orang-orang mulai menghindari kami. Mereka enggan meminta bantuan atau bahkan berinteraksi.


Ketika kami mulai lebih hati-hati dalam pendekatan kami, dengan bertanya pada orang lain untuk saran, memberikan ruang bagi orang lain untuk bersinar, bahkan tertawa atas kesalahan kami sendiri, semuanya berubah. Kami mulai bekerja sebagai tim, bukan sebagai individu yang merasa paling mampu.


Excellence ≠ Kesendirian


Poin penting yang perlu Anda ingat adalah ini, Menjadi unggul bukan berarti Anda harus merasa sendirian. Keunggulan itu penting, tapi hubunganlah yang membuat orang lain ingat dan menghargai Anda. Jadi, jangan hanya fokus pada performa yang sempurna. Kelola juga presence Anda. Karena itulah yang benar-benar dirasakan oleh orang lain.


Pernahkah Anda Merasa "Terlalu Banyak"?


Kami ingin mendengar pandangan Anda! Apakah Anda pernah merasa harus menahan diri agar bisa masuk ke dalam kelompok? Atau mungkin Anda sudah belajar untuk menyeimbangkan antara kemampuan dan kemampuan untuk bersikap relatable? Bagikan cerita Anda di kolom komentar!


Anda berhak untuk bersinar dan juga untuk dilihat. Tapi ingat, pastikan orang lain juga merasa dilihat oleh Anda.