Hai, Lykkers! Pernahkah Anda merasa lebih tenang hanya dengan menatap mata hewan peliharaan yang setia atau memeluk kucing yang mendengkur di pangkuan Anda? Di tengah tekanan hidup dan kesibukan sehari-hari, kehadiran makhluk kecil berbulu ini ternyata bisa menjadi penyelamat emosional yang tak terduga.
Hewan pendukung emosional (emotional support pets/ESP) adalah sahabat setia yang memberikan kenyamanan dan ketenangan kepada individu yang sedang menghadapi tekanan emosional atau tantangan kesehatan mental. Tidak seperti hewan layanan (service animals) yang memerlukan pelatihan khusus untuk membantu tugas-tugas fisik tertentu, ESP tidak membutuhkan pelatihan formal. Yang mereka perlukan hanyalah kehadiran, kasih sayang, dan ikatan emosional dengan pemiliknya.
hewan peliharaan, kucing, kelinci, hingga hewan kecil lainnya seperti marmut dan burung, mampu mengurangi stres, kecemasan, bahkan rasa kesepian hanya dengan berada di dekat Anda. Interaksi sederhana seperti membelai, bermain, atau sekadar duduk berdampingan bisa memberikan efek menenangkan yang luar biasa.
Peningkatan popularitas hewan pendukung emosional tidak lepas dari tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mental di tengah tantangan hidup yang semakin kompleks. Selain itu, peristiwa global seperti pandemi telah membuat banyak orang merasakan isolasi dan ketidakpastian. Dalam situasi seperti itu, kehadiran hewan peliharaan yang penuh kasih mampu memberikan rasa aman secara emosional.
Menurut American Psychological Association, interaksi dengan hewan dapat menurunkan kadar kortisol, hormon yang berhubungan langsung dengan stress secara signifikan.
Bukan hanya soal pelukan atau ekor yang bergoyang. Dampak terapeutik dari hewan pendukung emosional telah didukung oleh berbagai penelitian. Sebuah studi tahun 2021 dari Human-Animal Bond Research Institute (HABRI) mengungkapkan bahwa pemilik hewan peliharaan cenderung mengalami tingkat kecemasan yang lebih rendah dan merasa lebih puas dengan hidup mereka dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki hewan peliharaan.
Secara fisik, aktivitas sederhana seperti membelai hewan bisa merangsang pelepasan hormon oksitosin , hormon yang memperkuat ikatan emosional dan menumbuhkan rasa nyaman serta tenang. Bahkan hanya dengan melihat hewan peliharaan bermain atau tidur, seseorang bisa merasakan ketenangan.
ESP sangat bermanfaat bagi individu dengan gangguan kecemasan, depresi, PTSD (post-traumatic stress disorder), atau rasa kesepian kronis. Anak-anak dengan autisme, lansia yang tinggal sendiri, serta mahasiswa yang menghadapi tekanan akademik tinggi juga melaporkan adanya peningkatan regulasi emosi setelah berinteraksi dengan hewan pendukung emosional. Yang terpenting, ESP memberikan pendampingan tanpa penilaian, yang dapat menjadi bagian vital dari proses penyembuhan dan kestabilan emosional.
Meskipun hewan peliharaan dan kucing merupakan jenis ESP yang paling umum, hewan lain seperti kelinci, marmut, tikus kecil, bahkan burung juga dapat memberikan manfaat emosional serupa. Kuncinya terletak pada ikatan antara manusia dan hewan tersebut. Bagi mereka yang tinggal di rumah kecil atau memiliki alergi, kelinci dan ras hewan peliharaan hipoalergenik bisa menjadi pilihan yang ideal.
Penting untuk membedakan antara hewan pendukung emosional dan hewan layanan. Hewan layanan dilatih secara khusus untuk membantu menjalankan tugas-tugas fisik penting, seperti memandu penyandang tunanetra atau memberi peringatan kepada orang dengan gangguan pendengaran.Sementara itu, ESP tidak memerlukan pelatihan khusus dan tidak memiliki hak akses publik seluas hewan layanan.
Namun, dengan surat keterangan dari profesional kesehatan mental yang berlisensi, ESP dapat diperbolehkan tinggal di tempat tinggal yang melarang hewan peliharaan, atau mendampingi pemiliknya saat bepergian dengan pesawat, sesuai regulasi yang berlaku.
Undang-Undang Perumahan Adil (Fair Housing Act) di Amerika Serikat melindungi hak individu dengan ESP. Pemilik properti wajib memberikan akomodasi yang wajar, bahkan di bangunan yang memiliki kebijakan larangan hewan peliharaan.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak maskapai penerbangan telah mengubah kebijakan mereka terkait hewan pendukung emosional. Oleh karena itu, pemilik ESP perlu memeriksa kebijakan terbaru sebelum melakukan perjalanan. Biasanya diperlukan dokumentasi dari tenaga kesehatan mental sebagai bukti peran hewan tersebut.
Meskipun ESP tidak perlu pelatihan khusus, tanggung jawab sebagai pemilik tetap penting. Hewan harus sehat, bersih, dan berperilaku baik agar tidak menimbulkan stres atau gangguan bagi orang lain. Membangun hubungan yang stabil dan saling percaya antara pemilik dan hewan juga memerlukan waktu, kesabaran, dan perhatian penuh. Agar hubungan ini berhasil, baik hewan maupun pemilik harus merasakan manfaat dari kebersamaan mereka.
Inti dari kehadiran hewan pendukung emosional adalah ikatan luar biasa antara manusia dan hewan. Ikatan ini sangat kuat dan bisa sangat menyembuhkan, terutama saat seseorang merasa terisolasi atau tidak dipahami.
Seekor hewan tidak menyela saat Anda bercerita, ia tetap berada di sisi Anda saat sedih, dan ikut berbagi kebahagiaan dalam keheningan. Dukungan tanpa kata itu bisa menjadi perubahan besar dalam hidup seseorang.
Dr. Aubrey Fine, seorang psikolog dan peneliti terapi berbasis hewan, menyebut bahwa hewan bisa menjadi "pelumas sosial" yang membantu individu merasa lebih terbuka dan terhubung. Penelitiannya, bersama sejumlah studi yang dipublikasikan dalam jurnal seperti Anthrozoös, memperkuat gagasan bahwa kehadiran hewan dalam kehidupan seseorang dapat menjadi pelengkap yang efektif dalam rencana perawatan kesehatan mental. Para ahli menegaskan bahwa hewan tidak boleh menggantikan terapi profesional, namun dapat meningkatkan daya tahan emosional secara signifikan.
Tidak semua orang membutuhkan atau siap memiliki hewan pendukung emosional. Penting untuk mempertimbangkan gaya hidup, alergi, kemampuan finansial, serta waktu yang dapat Anda berikan untuk merawat hewan.
Namun, jika Anda sering merasa stres, mengalami tekanan emosional, dan menyukai pendampingan tanpa penilaian, mempertimbangkan kehadiran ESP mungkin bisa menjadi langkah awal menuju keseimbangan emosional yang lebih baik.
Pernahkah Anda merasa jauh lebih baik hanya dengan memeluk hewan peliharaan atau mendengar kucing Anda mendengkur? Hewan pendukung emosional memang tidak berbicara dalam bahasa manusia, tetapi mereka mampu berbicara langsung ke hati.
Apakah Anda pernah mempertimbangkan untuk memiliki hewan pendukung emosional dalam hidup Anda? Atau mungkin Anda sudah memilikinya? Silakan bagikan cerita Anda , karena terkadang, jejak kaki kecil bisa memberikan dampak paling besar dalam kehidupan kita.