Hai, Lykkers! Pernahkah Anda membayangkan terbangun suatu pagi dan menyadari bahwa Bumi tiba-tiba berhenti berputar? Tidak ada lagi matahari terbit. Tidak ada lagi rotasi. Pada awalnya Anda mungkin tidak menyadarinya, kecuali Anda sedang melayang di udara dengan kecepatan lebih dari 1.600 km/jam (1.000 mph).


Ini bukan sekadar eksperimen dramatis, melainkan cara untuk memahami betapa dalamnya kehidupan kita bergantung pada planet yang berputar. Bentuk lautan, ritme waktu kita, semuanya digantungkan pada rotasi Bumi. Jadi, apa yang sebenarnya akan terjadi jika rotasi Bumi mendadak terhenti? Mari kita telusuri sainsnyadan konsekuensinya.


1. Bencana Instan: Inersia Tidak Mau Mengalah


Bumi berotasi sekitar 1.670 km/jam (1.037 mph) di khatulistiwa. Kecepatan ini menciptakan keseimbangan yang halus. Tapi jika Bumi tiba tiba berhenti, segala sesuatu yang tidak terikat erat pada bumi akan tetap bergerak.


Apa artinya jika Bumi tiba-tiba berhenti berputar? Air laut akan langsung terdorong ke daratan, menciptakan gelombang tsunami besar, terutama di wilayah khatulistiwa, tempat kecepatan rotasi paling tinggi. Selain itu, angin kencang berkecepatan supersonik akan menyapu daratan, meratakan hutan dan menghancurkan kota-kota. Pesawat terbang akan keluar dari jalurnya, satelit bisa jatuh dari orbit, dan berbagai benda yang sebelumnya diam akan berubah menjadi proyektil berbahaya yang meluncur tak terkendali.


Bayangkan seperti menghentikan secara tiba tiba wahana karnaval yang berputar, hanya saja ukurannya 20.000 km melintasi seluruh permukaan Bumi.


2. Satu Hari Sama Dengan Enam Bulan


Jika rotasi Bumi melambat secara bertahap alih-alih berhenti secara tiba-tiba, kehancuran instan mungkin bisa dihindari. Namun, dampaknya terhadap kehidupan tetap akan sangat besar. Tanpa rotasi, Bumi masih akan mengelilingi Matahari setahun sekali, tetapi setiap sisi planet akan menghadap Matahari selama kurang lebih enam bulan penuh. Akibatnya, satu sisi Bumi akan terus-menerus disinari Matahari, menyebabkan suhu yang sangat tinggi hingga tanaman dan sumber air sulit bertahan. Sementara itu, sisi lainnya akan mengalami kegelapan berkepanjangan selama enam bulan, memicu cuaca dingin ekstrem yang membuat sebagian besar makhluk hidup kesulitan untuk bertahan.


Daur ekosistem akan berubah drastis. Tanaman tak bisa fotosintesis normal. Hewan yang bergantung pada ritme biologis (burung, serangga) kehilangan tanda perilaku mereka. Ke mana pun kita melihat, manusia harus merancang ulang cara mengukur waktu, bercocok tanam, bahkan tidur.


3. Lautan Mengalir ke Kutub


Rotasi Bumi menyebabkan tonjolan di khatulistiwa. Hilangnya putaran ini membuat gravitasi mendistribusikan ulang air: semuanya tertarik ke kutub, di mana gravitasi sedikit lebih kuat.


Akibat dari berhentinya rotasi Bumi, kawasan pantai di sekitar khatulistiwa akan mengering secara drastis karena air laut tertarik menuju daerah kutub. Di sisi lain, permukaan laut di wilayah kutub akan naik tajam, berpotensi menenggelamkan kota-kota besar di belahan bumi utara. Lautan yang sebelumnya luas di daerah tropis bisa menyusut menjadi gurun, sementara lautan baru kemungkinan terbentuk di wilayah yang sebelumnya kering. Perubahan ini akan sepenuhnya mengubah peta geografi dan iklim global. Geografi dan iklim Bumi akan berubah total, dan tak lagi bisa dikenali.


4. Tanpa Medan Magnet, Tanpa Perlindungan


Putaran Bumi juga menjadi motor bagi efek dinamo di inti besi cairnya—yang menghasilkan medan magnet Bumi. Medan ini melindungi kita dari radiasi matahari dan partikel kosmik.


Jika rotasi Bumi berhenti, medan magnet yang melindungi kita dari radiasi matahari kemungkinan besar akan melemah atau bahkan runtuh. Akibatnya, manusia dan sistem elektronik akan lebih rentan terhadap paparan radiasi tinggi, yang dapat meningkatkan risiko kanker dan merusak perangkat teknologi. Fenomena aurora, yang biasanya tampak indah di langit utara dan selatan, justru akan menjadi tanda bahaya karena meningkatnya aktivitas partikel bermuatan. Dalam jangka panjang, atmosfer Bumi pun bisa terkikis secara perlahan, mirip dengan yang terjadi pada planet Mars.


Singkatnya, tanpa medan magnet kita menjadi rentan terhadap angin matahari dan radiasi kosmik.


5. Gaya Gravitasi Bakal Berbeda


Saat ini rotasi Bumi sedikit menahan gaya gravitasi di khatulistiwa. Anda memang tidak merasakannya, tapi Anda sebenarnya memiliki berat sedikit lebih ringan di sana dibanding kutub.


Jika Bumi berhenti berputar maka semua orang akan "berat" sekitar 0,3 % lebih berat (beberapa ons saja bagi sebagian besar orang) dan bentuk Bumi perlahan berubah dari oblate (datar di kutub) menjadi hampir bulat sempurna. Perubahan ini bisa memengaruhi satelit, perhitungan permukaan laut, GPS, dan data ilmiah lainnya.


Apakah Bumi Bisa Benar-benar Berhenti?


Tidak dalam waktu dekat. Tidak ada proses alami yang bisa menghentikan rotasi Bumi seketika. Bumi memang semakin melambat karena gesekan pasang surut akibat gravitasi Bulan,tapi hanya sekitar 1,7 milidetik per abad. Dalam beberapa miliar tahun ke depan, Bumi mungkin terkunci secara tidak selalu memperlihatkan satu sisi ke Bulan atau bahkan ke Matahari. Tapi itu masih jauh dari skala waktu manusia.


Penutup: Betapa Tipisnya Keseimbangan Kita


Membangun gambaran dunia tanpa rotasi memang menakutkan sekaligus memikat. Sejauh saat ini, musibah ini hanyalah spekulasi, namun imajinasi tersebut mengingatkan kita bahwa rotasi Bumi memberikan kita waktu, cuaca, musim, dan tempat untuk hidup.


Dan sekarang, jika Anda harus bertahan di planet yang diam, bagaimana Anda merancang kembali Masyarakat dari tempat tinggal, pangan, kegiatan kerja? Cahaya siang yang berlangsung enam bulan tentu mengubah segalanya. Mari kita bayangkan dunia itu bersama.