Astigmatisme merupakan kelainan refraksi mata yang cukup umum terjadi, disebabkan oleh kelengkungan kornea atau lensa yang tidak merata.


Meskipun sering dianggap sepele, astigmatisme ternyata bisa memberikan dampak serius pada kenyamanan visual sehari-hari. Salah satu efek samping yang sering diabaikan adalah timbulnya sakit kepala yang terus-menerus dan sulit dijelaskan.


Bagaimana Astigmatisme Bisa Memicu Sakit Kepala?


Kaitan utama antara astigmatisme dan sakit kepala terletak pada ketegangan otot mata. Ketika cahaya tidak difokuskan dengan benar ke retina, mata akan bekerja ekstra keras untuk menyesuaikan fokus, terutama otot siliaris yang bertanggung jawab atas proses akomodasi. Ketegangan otot ini, jika berlangsung terus-menerus, dapat menyebabkan rasa sakit kepala tumpul di sekitar pelipis, dahi, dan area sekitar mata, terlebih setelah melakukan aktivitas visual intens seperti membaca, mengemudi, atau menggunakan layar dalam waktu lama.


Tak hanya itu, individu dengan astigmatisme sering kali tanpa sadar menyipitkan mata untuk mencoba memperjelas penglihatan mereka. Gerakan ini memicu ketegangan tambahan pada otot-otot di sekitar mata dan wajah. Jika dilakukan dalam durasi lama, hal ini bisa menimbulkan kejang otot yang memperparah munculnya sakit kepala. Ketegangan otot ini menjadi salah satu faktor penting dalam memahami bagaimana masalah penglihatan bisa menyebabkan gangguan pada sistem saraf kepala.


Jenis Astigmatisme yang Paling Rentan Menyebabkan Sakit Kepala


Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa jenis astigmatisme ringan hingga sedang justru lebih sering dikaitkan dengan sakit kepala dibandingkan astigmatisme berat. Terutama pada astigmatisme jenis against-the-rule (ATR) dan astigmatisme hipermetropik (rabun dekat), risiko terjadinya sakit kepala cenderung lebih tinggi.


Hal ini disebabkan karena kesalahan refraksi ringan sering kali tidak langsung menyebabkan penglihatan kabur yang jelas, tetapi menciptakan ketidaknyamanan visual secara perlahan. Mata secara konstan berusaha untuk memperbaiki fokus, sehingga terus menerus mengalami kelelahan tanpa disadari.


Pada astigmatisme hipermetropik, misalnya, mata mencoba mengakomodasi secara berlebihan untuk mempertahankan kejernihan visual. Usaha terus-menerus ini akhirnya menimbulkan ketegangan yang bermuara pada sakit kepala. Sementara itu, pada astigmatisme miopik (rabun jauh), objek pada jarak tertentu menjadi buram dan usaha mata untuk memperbaikinya juga dapat memicu gejala serupa.


Solusi Medis dan Pilihan Pengobatan Efektif


Menurut Dr. Mitchell P. Scheiman, seorang pakar terkemuka dalam bidang penglihatan binokular dan efisiensi visual, penggunaan lensa korektif yang disesuaikan secara tepat berdasarkan derajat dan sumbu astigmatisme sangat penting dalam mengurangi ketegangan mata dan mencegah timbulnya sakit kepala.


Kacamata atau lensa kontak dengan resep khusus akan membantu memfokuskan cahaya secara akurat pada retina, sehingga mengurangi beban kerja otot mata. Hal ini dapat meningkatkan kenyamanan visual secara signifikan, terutama bagi mereka yang sering terlibat dalam aktivitas yang membutuhkan konsentrasi visual tinggi.


Bagi penderita astigmatisme yang cukup berat dan mengalami sakit kepala kronis, prosedur bedah refraktif seperti LASIK juga bisa menjadi alternatif. Tindakan ini bekerja dengan cara membentuk kembali permukaan kornea agar cahaya masuk lebih terfokus. Hasilnya, penglihatan menjadi lebih tajam dan stabil, serta mengurangi risiko sakit kepala akibat ketegangan mata.


Dampak Lebih Luas: Menurunnya Kualitas Hidup Akibat Astigmatisme


Sakit kepala yang dipicu oleh astigmatisme bukan hanya gangguan kecil. Gejala ini dapat menurunkan produktivitas, mengganggu konsentrasi, serta memengaruhi performa dalam pekerjaan maupun kegiatan sehari-hari. Dalam dunia yang semakin bergantung pada layar dan aktivitas visual intens, penting untuk menyadari bahwa gangguan penglihatan seperti astigmatisme dapat berdampak luas terhadap kenyamanan hidup.


Mengetahui dan mengenali gejala awal seperti cepat lelah saat membaca, sering menyipitkan mata, atau merasa nyeri di sekitar mata adalah langkah awal yang sangat penting. Pemeriksaan mata secara rutin dan konsultasi dengan profesional optometri sangat dianjurkan untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah gangguan lebih lanjut.


Astigmatisme bukan sekadar gangguan penglihatan ringan. Kondisi ini bisa memicu ketegangan otot mata yang berujung pada sakit kepala yang menyiksa. Jenis astigmatisme tertentu bahkan cenderung lebih sering menyebabkan keluhan ini. Dengan pemahaman yang tepat, penggunaan koreksi visual yang akurat, dan langkah pencegahan yang konsisten, sakit kepala akibat astigmatisme bisa diatasi dan kualitas hidup pun meningkat.


simak video "Waspadai juga Astigmatisme pada Anak"

video by " JEC Eye Hospitals & Clinics"