Pernah merasa saat mengajak anak bicara, yang terjadi malah seperti ngomong ke tembok? Bukan karena anak tidak mau mendengar, tapi mungkin cara komunikasi yang belum pas. Banyak orang tua merasa sudah mendengarkan, tapi anak tetap tutup mulut atau malah menunjukkan ekspresi bosan.
Saat itulah sadar, sebenarnya kita sedang berbicara tanpa benar-benar terhubung. Kalau ingin hubungan dengan anak jadi lebih hangat dan obrolan terasa lebih menyenangkan, berikut ini beberapa tips yang benar-benar terbukti membantu memperbaiki komunikasi di rumah, tanpa harus memaksa atau menggurui.
Kebiasaan yang paling sulit dihilangkan adalah langsung memberikan saran sebelum anak selesai berbicara. Cobalah untuk benar-benar diam dan fokus mendengar, berikan perhatian penuh tanpa menyela. Kadang anak cuma ingin didengar, bukan dicari solusinya. Kalau anak merasa didengarkan dengan sungguh-sungguh, biasanya mereka jadi lebih terbuka dan nyaman bercerita.
Maksudnya bukan hanya secara fisik, tapi juga secara emosi. Kalau anak sedang bermain di lantai, duduklah bersama mereka, jangan memanggil dari kejauhan. Saat berbicara, hindari suara dan gaya "orang tua yang mengatur". Bicara seperti sedang berbicara dengan teman, dengan nada yang tenang, hangat, dan penuh rasa ingin tahu. Cara ini akan membuat anak merasa nyaman dan obrolan pun mengalir lebih alami.
Pertanyaan biasa seperti "Hari ini menyenangkan nggak?" biasanya cuma dapat jawaban singkat "Iya". Coba ganti dengan pertanyaan yang lebih terbuka seperti, "Apa hal lucu atau aneh yang kamu alami hari ini?" atau "Kalau kamu bisa ubah satu hal dari harimu, apa yang akan kamu ubah?" Pertanyaan kayak gini biasanya bikin anak lebih semangat cerita dan berbagi.
Anak-anak belajar cara berkomunikasi dengan meniru orang tua. Kalau ingin mereka terbiasa membicarakan perasaan, cobalah tunjukkan dulu. Contohnya, "Hari ini kerjaan cukup menantang, tapi sekarang sudah merasa lebih baik." Tidak perlu cerita panjang, cukup untuk menunjukkan bahwa membicarakan emosi itu hal yang wajar dan normal.
Momen seperti saat anak sedang mengerjakan tugas atau sedang marah bukan waktu yang pas untuk ngobrol serius. Sebaiknya pilih waktu santai, misalnya saat berjalan-jalan sore, sebelum tidur, atau saat perjalanan di mobil. Saat suasana santai, anak lebih rileks dan kesempatan untuk membangun komunikasi yang dalam jadi lebih besar.
Memang, anak bisa memancing emosi orang tua. Namun, begitu suara orang tua meninggi, anak justru makin menutup diri. Usahakan tetap tenang walau anak sedang kesal atau marah. Kalau perlu, tarik napas dalam-dalam atau ambil waktu sebentar untuk menenangkan diri. Sikap tenang dari orang tua bisa membantu menenangkan suasana dan membuka kembali komunikasi yang efektif.
Membangun komunikasi yang baik dengan anak bukan hal instan, tapi proses belajar bersama. Semua orang tua pasti pernah mengalami masa-masa sulit ini. Kuncinya adalah sabar, konsisten, dan mau memahami dunia anak dari sudut pandang mereka.
Kalau boleh tahu, apa satu hal yang paling membantu Anda agar bisa lebih nyambung ngobrol dengan anak? Atau justru ada tantangan yang masih ingin dipecahkan? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar. Kita jalani perjalanan jadi orang tua bersama-sama!
Kalau suka artikel seperti ini, jangan lupa bagikan ke teman-teman yang juga butuh inspirasi supaya hubungan dengan anak makin hangat dan menyenangkan!