Jatuh merupakan salah satu penyebab utama cedera serius bahkan kematian pada lansia. Namun, satu faktor risiko penting yang sering kali luput dari perhatian adalah gangguan penglihatan.
Di tengah meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia secara global, hubungan antara menurunnya fungsi penglihatan dan meningkatnya risiko jatuh menjadi isu mendesak yang harus segera mendapat perhatian dari tenaga medis, pengasuh, hingga pembuat kebijakan.
Penglihatan sangat berperan penting dalam menjaga keseimbangan, orientasi ruang, dan kemampuan mendeteksi bahaya di sekitar. Ketika penglihatan terganggu, kemampuan seseorang untuk bergerak dengan aman menjadi sangat terbatas. Sebuah studi berskala besar yang melibatkan lebih dari 26.000 lansia yang menerima perawatan di rumah menemukan bahwa mereka yang memiliki gangguan penglihatan memiliki kemungkinan 15% lebih tinggi untuk mengalami satu atau dua kali jatuh dibandingkan dengan lansia yang memiliki penglihatan normal.
Walaupun peningkatan risiko jatuh berulang akibat gangguan penglihatan saja terbilang cukup kecil, kondisi ini menjadi jauh lebih berbahaya jika disertai dengan penurunan fungsi kognitif. Kombinasi ini hampir menggandakan risiko jatuh berulang. Artinya, gangguan penglihatan jarang berdiri sendiri, ia sering kali memperparah kondisi lain yang sudah ada.
Interaksi antara penurunan kemampuan berpikir dan gangguan penglihatan menciptakan efek berlipat ganda terhadap risiko jatuh. Lansia dengan masalah kognitif mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan, lambat bereaksi, serta tidak mampu memproses informasi visual secara optimal. Dalam studi yang sama, kelompok lansia dengan gangguan kognitif sekaligus gangguan penglihatan menunjukkan jumlah insiden jatuh tertinggi.
Dr. Manuel Montero-Odasso, seorang ahli geriatri dan saraf, menjelaskan bahwa ketika kedua gangguan ini hadir bersamaan, otak kesulitan untuk beradaptasi atau mengompensasi, sehingga risiko jatuh menjadi lebih tinggi dan dampaknya lebih parah. Oleh karena itu, pendekatan pencegahan yang melibatkan banyak disiplin ilmu menjadi sangat penting untuk kelompok lansia yang rentan ini.
Ada beberapa mekanisme penting yang menjelaskan mengapa gangguan penglihatan dapat meningkatkan risiko jatuh, antara lain:
Penurunan Kemampuan Melihat Jarak dan Kontras: Kesulitan dalam menilai jarak atau membedakan permukaan yang berbeda dapat menyebabkan tersandung atau terpeleset.
Penglihatan Samping Menurun: Membatasi kemampuan mendeteksi benda atau orang di sekitar, terutama saat berjalan di tempat ramai.
Kesulitan Beradaptasi dengan Pencahayaan: Perubahan pencahayaan, misalnya dari ruang terang ke gelap atau sebaliknya, bisa menyebabkan disorientasi. Ini sangat berbahaya saat bergerak di malam hari.
Lingkungan yang Tidak Aman: Rumah yang sempit, penuh barang, atau kurang penerangan menjadi lebih berisiko bagi mereka yang penglihatannya terbatas.
Risiko jatuh bukan hanya soal cedera fisik. Penelitian menunjukkan bahwa lansia dengan gangguan penglihatan tidak hanya lebih sering jatuh, tetapi juga memiliki tingkat kematian dini yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan penglihatan berpengaruh besar terhadap harapan hidup dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Dr. Cynthia Owsley, seorang ilmuwan penglihatan terkemuka, menyatakan bahwa deteksi dini dan penanganan masalah penglihatan merupakan intervensi penting yang bisa memperpanjang hidup dan meningkatkan keselamatan lansia. Ini menegaskan perlunya pemeriksaan mata secara rutin serta akses mudah terhadap layanan rehabilitasi penglihatan.
Untuk mencegah jatuh, diperlukan pendekatan menyeluruh yang mencakup beberapa aspek berikut:
Pemeriksaan Penglihatan Secara Berkala: Pemeriksaan rutin dapat mendeteksi gangguan penglihatan sejak dini, memungkinkan tindakan seperti penggantian kacamata, operasi katarak, atau pengobatan penyakit retina.
Skrining Fungsi Kognitif: Pemeriksaan fungsi otak membantu menentukan apakah lansia memerlukan pendekatan ganda untuk mengatasi gangguan penglihatan dan kognitif.
Edukasi bagi Lansia dan Pengasuh: Memberikan pemahaman yang tepat mengenai bahaya gangguan penglihatan dan cara mencegah jatuh bisa meningkatkan keselamatan secara signifikan.
Modifikasi Lingkungan Rumah: Mengatur pencahayaan yang baik, menyingkirkan benda-benda penghalang, dan memastikan permukaan lantai tidak licin adalah langkah-langkah sederhana namun sangat efektif dalam mengurangi risiko jatuh.
Hubungan antara gangguan penglihatan dan risiko jatuh pada lansia sangat kompleks dan tidak bisa dianggap sepele. Gangguan ini tidak hanya meningkatkan kemungkinan jatuh, tetapi juga memperparah dampaknya jika disertai dengan penurunan fungsi otak. Oleh karena itu, deteksi dini, penanganan yang tepat, serta penyesuaian lingkungan menjadi kunci utama untuk menjaga keselamatan dan kualitas hidup para lansia.