Mimisan, atau dalam istilah medis disebut epistaksis, adalah kondisi yang cukup sering dialami oleh berbagai kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa. Meskipun sering dianggap sepele dan biasanya berhenti dengan sendirinya, mimisan tidak boleh selalu diabaikan.


Dalam beberapa kasus, mimisan dapat menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan yang perlu segera diperiksa oleh tenaga medis.


Penyebab Umum dan Jenis Mimisan


Mimisan umumnya terjadi karena pecahnya pembuluh darah kecil di bagian dalam hidung. Area yang paling sering menjadi sumbernya adalah bagian depan hidung, khususnya di daerah yang disebut pleksus Kiesselbach. Jenis ini dikenal sebagai mimisan anterior dan sering kali disebabkan oleh cuaca dingin, udara kering, alergi, atau kebiasaan mengupil terlalu dalam.


Sementara itu, mimisan posterior yang berasal dari bagian lebih dalam rongga hidung jauh lebih jarang terjadi, namun cenderung lebih parah dan sulit dihentikan. Mimisan jenis ini lebih sering terjadi pada usia lanjut atau individu dengan kondisi medis tertentu.


Kapan Mimisan Perlu Diwaspadai?


Tidak semua mimisan bisa dianggap biasa. Ada beberapa kondisi yang menandakan bahwa mimisan tersebut bisa jadi merupakan gejala dari masalah kesehatan yang lebih serius. Perhatikan tanda-tanda berikut:


- 1. Frekuensi dan Durasi:


Jika mimisan terjadi lebih dari sekali dalam seminggu atau berlangsung lebih dari 20 menit meskipun sudah diberikan pertolongan pertama, maka sebaiknya segera diperiksakan.


- 2. Jumlah Darah yang Keluar:


Mimisan yang mengeluarkan darah dalam jumlah banyak hingga membasahi beberapa tisu atau menyebabkan pusing, lemas, atau gejala anemia, memerlukan perhatian medis segera.


- 3. Kondisi Medis yang Mendasari:


Orang yang memiliki riwayat gangguan pembekuan darah seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand, tekanan darah tinggi, atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah, harus lebih waspada jika mengalami mimisan.


- 4. Gejala Penyerta:


Jika mimisan disertai gejala lain seperti cedera wajah, bentuk hidung yang berubah, sumbatan hidung yang menetap, atau mudah memar dan berdarah di bagian tubuh lain, hal ini bisa mengindikasikan adanya kondisi serius yang tersembunyi.


- 5. Faktor Usia:


Pada lansia, mimisan yang sering terjadi bisa menunjukkan kerapuhan pembuluh darah atau adanya penyakit sistemik. Sedangkan pada anak-anak, meskipun sering kali disebabkan oleh iritasi lokal, tetap perlu diperiksa jika terjadi berulang atau sangat parah.


Pemeriksaan dan Diagnosis: Lebih dari Sekadar Darah yang Keluar


Untuk menentukan penyebab pasti mimisan, pemeriksaan menyeluruh sangat penting. Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, frekuensi mimisan, serta kondisi-kondisi pemicu yang mungkin terjadi. Pemeriksaan laboratorium seperti hitung darah lengkap, profil pembekuan darah, dan pengukuran tekanan darah sering kali dilakukan.


Dalam kasus yang lebih kompleks, prosedur seperti endoskopi hidung atau pemeriksaan pencitraan (imaging) dapat membantu mendeteksi adanya kelainan struktur, tumor, atau gangguan pembuluh darah yang tersembunyi. Seorang dokter spesialis THT, Dr. Brian J. Mitchell, menyatakan, "Menemukan penyebab mimisan adalah kunci untuk penanganan yang tepat. Tak jarang, mimisan yang terlihat sederhana ternyata menyimpan kondisi medis yang serius di baliknya."


Penanganan dan Pilihan Pengobatan


Langkah pertama dalam menangani mimisan adalah menghentikan perdarahan. Biasanya dilakukan dengan menekan bagian depan hidung, penggunaan kasa atau sumbat hidung, dan terkadang pemberian obat semprot untuk menyempitkan pembuluh darah.


Jika mimisan terus berulang atau sangat parah, prosedur kauterisasi (pembakaran pembuluh darah) atau bahkan pembedahan mungkin diperlukan. Bagi pasien yang sedang menjalani terapi pengencer darah, dibutuhkan koordinasi yang hati-hati antara dokter spesialis darah dan THT agar pengobatan tetap aman tanpa meningkatkan risiko perdarahan.


Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan


Mimisan bisa dicegah dengan menjaga kelembapan rongga hidung, terutama saat cuaca dingin dan kering. Gunakan semprotan salin (air garam) atau pelembap udara dalam ruangan. Hindari mengorek-ngorek hidung dan jaga kebersihan tangan.


Mengendalikan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, alergi, dan infeksi saluran pernapasan atas juga berperan penting dalam mencegah mimisan. Perubahan gaya hidup sederhana ini terbukti efektif dalam mengurangi frekuensi mimisan, terutama pada orang yang rentan.


Kapan Harus Segera Ke Dokter?


Ada beberapa kondisi darurat yang menandakan Anda harus segera mencari bantuan medis:


- Mimisan yang tidak berhenti dalam waktu 20 menit meski sudah diberikan tekanan.


- Terjadi bersamaan dengan sesak napas atau kesulitan menelan.


- Mimisan yang muncul setelah cedera kepala atau wajah.


- Muncul gejala syok seperti pingsan, detak jantung cepat, atau kebingungan.


Walaupun sebagian besar kasus mimisan dapat ditangani di rumah, penting untuk mengenali kapan situasi sudah berada di luar batas normal. Menurut Dr. David W. Jang, seorang ahli bedah hidung dan sinus, "Mengetahui kapan mimisan harus ditanggapi serius bisa mencegah komplikasi berbahaya dan mempercepat penanganan yang tepat."