Diabetes mellitus selama ini dikenal luas karena pengaruhnya terhadap kadar gula darah, namun dampaknya terhadap pembuluh darah sering kali menjadi ancaman terbesar bagi kesehatan dan harapan hidup penderita.
Komplikasi vaskular akibat diabetes menyerang baik pembuluh darah besar maupun kecil, menyebabkan berbagai kondisi serius yang menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan risiko kematian secara signifikan. Pemahaman yang menyeluruh tentang sisi vaskular dari diabetes sangat penting untuk deteksi dini, pencegahan, dan penanganan yang efektif.
Kerusakan mikrovaskular akibat diabetes terutama memengaruhi pembuluh darah kecil yang menyuplai saraf, ginjal, dan mata. Berdasarkan studi tahun 2024 terhadap pasien diabetes tipe 2, sekitar 26,5% mengalami komplikasi mikrovaskular. Yang paling sering muncul adalah neuropati diabetik (13,2%), nefropati diabetik (12,4%), dan retinopati diabetik (6,4%).
Komplikasi ini disebabkan oleh hiperglikemia kronis yang mengganggu fungsi endotel pembuluh darah, memicu peradangan, dan meningkatkan stres oksidatif. Akibatnya, kapiler mengalami kerusakan dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Faktor risiko utama mencakup kendali gula darah yang buruk, tekanan darah tinggi, anemia, adanya protein dalam urin, dan kadar kolesterol yang tinggi. Setiap peningkatan 1 mg/dl pada kadar gula darah puasa secara nyata meningkatkan kemungkinan munculnya komplikasi mikrovaskular, sementara hipertensi hampir menggandakan risikonya.
Temuan ini menegaskan pentingnya pengendalian metabolik dan tekanan darah secara ketat dalam pengelolaan diabetes untuk mencegah kerusakan pembuluh darah kecil yang sering tidak disadari namun sangat berbahaya.
Selain kerusakan pada pembuluh darah kecil, diabetes juga mempercepat terjadinya aterosklerosis, yaitu penumpukan plak pada arteri besar yang berujung pada penyakit jantung koroner, penyakit arteri perifer (PAD), dan gangguan serebrovaskular seperti stroke. Salah satu bentuk komplikasi yang krusial namun sering luput dari perhatian adalah vasopati perifer diabetik (DPVD), yang meningkatkan risiko serangan jantung dan amputasi anggota tubuh.
DPVD melibatkan penyumbatan arteri besar serta kerusakan mikrovaskular sistemik, ditandai dengan penebalan membran dasar kapiler dan gangguan fungsi endotel. Perubahan ini mengurangi suplai oksigen ke jaringan dan memperburuk kerusakan saraf, yang dapat memicu sindrom kaki diabetik dan luka kronis yang sulit sembuh.
Peningkatan kadar penanda peradangan seperti interleukin-6 dan C-reactive protein juga menjadi indikator risiko vaskular yang tinggi pada penderita diabetes.
Data terbaru menunjukkan bahwa peradangan kronis menjadi penggerak utama terjadinya komplikasi vaskular pada diabetes. Peradangan tingkat rendah yang berlangsung terus-menerus memperburuk resistensi insulin dan merusak lapisan endotel pembuluh darah.
Sel-sel imun menyusup ke dinding pembuluh darah dan melepaskan sitokin serta radikal bebas yang menyebabkan kerusakan jaringan semakin parah. Dengan memahami peran sistem imun ini, terbuka peluang baru untuk terapi yang menargetkan peradangan demi mencegah atau mengurangi kerusakan vaskular akibat diabetes.
Faktor keturunan juga memengaruhi kerentanan seseorang terhadap komplikasi vaskular akibat diabetes. Studi menunjukkan bahwa warisan genetik menyumbang antara 18% hingga 59% risiko terjadinya penyakit ginjal diabetik. Ini menunjukkan interaksi erat antara faktor genetik dan lingkungan hidup.
Kemajuan dalam ilmu genomik membuka peluang untuk melakukan pemetaan risiko secara personal, sehingga intervensi dapat dirancang sesuai profil risiko masing-masing individu.
Mengingat tingginya prevalensi serta dampak serius dari komplikasi vaskular, skrining secara rutin menjadi sangat penting. Pemeriksaan fungsi ginjal, kesehatan retina, konduksi saraf, dan kondisi pembuluh darah harus menjadi bagian utama dari protokol manajemen diabetes.
Kendali yang efektif terhadap gula darah, tekanan darah, dan kadar lemak darah tetap menjadi kunci utama dalam pencegahan. Kolaborasi antara spesialis seperti ahli endokrin, kardiolog, nefrolog, dan dokter spesialis kaki diabetik terbukti meningkatkan hasil pengobatan.
Menurut Dr. Maria Santos, spesialis penyakit vaskular, "Mengatasi aspek vaskular dalam diabetes membutuhkan pendekatan menyeluruh yang menggabungkan pengendalian metabolik dengan terapi khusus untuk melindungi dan memulihkan kesehatan pembuluh darah."
Komplikasi vaskular akibat diabetes merupakan tantangan kompleks dan multifaktorial yang jauh melampaui sekadar pengaturan gula darah. Baik kerusakan mikrovaskular maupun makrovaskular memberikan kontribusi besar terhadap tingkat morbiditas dan mortalitas pasien.