Pada awal 2022, seorang kolektor NFT menghabiskan dana sekitar 9.000 dolar AS untuk sebuah karya seni 3D berupa kepala singa yang keren dan bagian dari koleksi yang sedang naik daun.
Namun, hanya dalam waktu enam bulan, nilai NFT tersebut anjlok drastis hingga kurang dari 200 dolar. Apa penyebabnya? NFT itu ternyata tidak memberikan apa-apa selain gambar dan bukti kepemilikan di blockchain. Tidak ada game, tidak ada akses khusus, tidak ada keuntungan lain.
Inilah kenyataan pahit yang mulai disadari oleh banyak pemilik NFT: karya seni digital tanpa utility atau manfaat nyata pada akhirnya hanya seperti poster digital biasa. Anda mungkin senang melihatnya, tapi tidak ada fungsi lebih dari sekadar itu.
Ketika membeli karya seni fisik, biasanya alasannya bersifat emosional—karena keindahan, selera pribadi, atau status sosial. Hal yang sama berlaku untuk seni digital. Namun, internet membawa harapan baru. Orang menginginkan interaksi, gerakan, dan komunitas. NFT yang hanya menawarkan gambar statis tanpa fitur tambahan cenderung mengecewakan.
1. Tidak Ada Akses: Tidak Ada Keterlibatan
NFT seni yang tidak membuka akses ke konten eksklusif, acara, atau pengalaman spesial akan cepat kehilangan daya tariknya. Jika NFT tidak bisa digunakan untuk sesuatu, maka hanya menjadi benda digital yang terasa mati setelah sensasi awal hilang.
2. Kolektibilitas Bukan Jaminan Nilai
Kelangkaan bukan berarti sesuatu akan diinginkan banyak orang. Pasar dipenuhi ribuan koleksi NFT yang seringkali mirip satu sama lain. Tanpa fungsi tambahan, sebagian besar NFT kehilangan alasan untuk dipilih.
3. Tidak Ada Roadmap: Tidak Ada Kepercayaan
Banyak proyek NFT menjanjikan fitur masa depan tapi gagal merealisasikannya. Tanpa rencana pengembangan yang jelas, kolektor merasa kecewa dan kehilangan kepercayaan terhadap keseluruhan ruang NFT.
Utility artinya NFT melakukan sesuatu lebih dari sekadar jadi karya seni. Berikut beberapa contoh yang berhasil membuat NFT lebih bernilai:
Pass Akses Eksklusif
Beberapa NFT berfungsi sebagai kunci digital. Contohnya, memiliki NFT VeeFriends karya Gary Vaynerchuk memberikan akses ke konferensi khusus dan sesi mentorship. Bahkan jika gambarnya tidak menarik, aksesnya tetap bernilai.
Integrasi Game
Proyek seperti Illuvium dan The Sandbox menggabungkan NFT dalam permainan. Pemain bisa menggunakan atau memperdagangkan NFT dalam game, menciptakan nilai berkelanjutan.
Hadiah Token
Beberapa NFT memberikan hak atas keuntungan atau mata uang dalam game. NFT tersebut terikat pada ekosistem yang aktif, bukan hanya sekadar gambar.
Hak Suara dan Privilege Komunitas
Di proyek seperti LinksDAO, memiliki NFT berarti bisa ikut memilih keputusan nyata, misalnya membeli lapangan golf. Seni digital berubah menjadi kekuatan nyata.
Banyak seniman digital tidak siap menjadi pengelola komunitas atau pengembang teknologi. Keahlian mereka lebih pada visual, bukan pada aspek teknis atau manajemen. Namun, di dunia NFT saat ini, estetika saja tidak cukup.
Jadi, apa yang bisa dilakukan para seniman?
Kolaborasi Pintar
Bekerjasamalah dengan pengembang game, penyelenggara acara, atau platform yang dapat membangun fungsi di sekitar karya seni Anda.
Jelaskan Ekspektasi Sejak Awal
Jika NFT hanya "art only", katakan dengan jelas. Kolektor harus paham bahwa mereka membeli karena cinta seni, bukan karena keuntungan atau fitur lain.
Bangun Perlahan, Bukan Viral Seketika
Nilai yang berkelanjutan datang dari keterlibatan yang konsisten, bukan dari hype semu. Komunitas yang setia dan aktif jauh lebih berharga daripada banyak penonton pasif.
Dalam wawancara tahun 2024, strategi NFT Mags Kalinski menyatakan, "Proyek yang bertahan dan memiliki nilai dasar adalah yang terus hadir, entah lewat gameplay, utility drops, atau nilai dunia nyata." Dari analisis lebih dari 2.000 koleksi NFT, ditemukan bahwa NFT dengan akses dan manfaat berulang jauh lebih mampu mempertahankan nilai setelah 12 bulan dibanding NFT yang hanya sekadar visual.
Banyak platform mulai menyediakan fitur “utility tag” agar kolektor bisa memfilter NFT yang benar-benar memberikan fungsi. Ini bukan sekadar tren, tapi sinyal perubahan besar.
Sebelum menekan tombol “Beli,” tanyakan tiga hal ini:
- Apa yang bisa saya lakukan dengan NFT ini?
- Apakah saya akan peduli dengan NFT ini enam bulan ke depan?
- Apakah ada tim yang mendukung dan berkomitmen memberikan lebih dari sekadar gambar?
Kalau jawabannya "tidak ada, tidak, dan tidak yakin," mungkin lebih baik menunggu.
Ruang NFT bukan sedang sekarat, melainkan sedang bertransformasi. Kolektor kini tidak lagi terpukau oleh avatar 2D yang cuma bagus dipandang. Mereka menginginkan karya yang bergerak, berfungsi, dan bisa mengajak mereka berinteraksi.
Bagaimana dengan Anda? Pernahkah memiliki NFT yang benar-benar memberikan pengalaman seru? Atau justru pernah kecewa karena NFT yang dibeli hanya jadi pajangan digital? Mari berbagi cerita dan belajar bersama. Hanya dengan diskusi jujur dan langkah cerdas, dunia NFT bisa terus berkembang.
Kalau tertarik beli NFT, jangan cuma tergoda gambar keren. Pastikan NFT itu benar-benar punya utility yang bikin Anda dapat lebih dari sekadar koleksi digital!