Dunia kemewahan selalu identik dengan gemerlap, status, dan eksklusivitas. Namun, siapa sangka bahwa tahun 2024 menjadi tahun yang cukup mengejutkan bagi industri yang selama ini dikenal tahan guncangan. Nilai pasar global barang-barang mewah menurun 2%, dari €1.500 miliar di tahun 2023 menjadi €1.478 miliar pada 2024.


Meski terdengar kecil, penurunan ini cukup mencolok untuk sebuah sektor yang biasanya selalu tumbuh positif. Perkiraan untuk tahun 2025 pun tidak terlalu mengesankan. Pertumbuhan diprediksi hanya sekitar 2% di Eropa dan 3% di beberapa wilayah Asia, sebagian besar disokong oleh pengeluaran wisatawan.


Krisis Diam-diam di Balik Merek Mewah


Di balik kemilau nama-nama besar dalam mode dan aksesori, terdapat dinamika internal yang cukup mencemaskan. Banyak rumah mode ternama mengalami pergantian pimpinan secara cepat. Baik posisi kreatif maupun eksekutif kerap berubah dalam waktu singkat. Ini menandakan adanya ketidakpastian arah dan strategi dari dalam. Banyak merek melakukan pembenahan besar, menggambarkan bahwa pasar mewah kini berada dalam proses redefinisi besar-besaran.


Kenapa Dunia Mewah Mengalami Tekanan?


1. Tekanan Ekonomi Global


Faktor ekonomi menjadi penyebab utama. Di berbagai negara, ketidakpastian finansial, menurunnya kepercayaan konsumen, hingga meningkatnya pengangguran muda membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam berbelanja. Prioritas kini bergeser dari kemewahan menuju kebutuhan. Hal ini jelas berdampak pada permintaan terhadap produk-produk high-end.


2. Perubahan Pola Konsumen di Asia


Wilayah Asia, yang dulu menjadi motor pertumbuhan industri mewah, kini menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Permasalahan sektor properti dan pergeseran gaya hidup membuat banyak konsumen menunda pembelian barang mahal. Banyak yang mulai menghindari tampilan mencolok sebagai bentuk respons terhadap meningkatnya kesadaran sosial akan kesenjangan ekonomi.


3. Fenomena “Luxury Shame”: Mewah Tapi Sembunyi-sembunyi


Kini, semakin banyak orang memilih untuk tidak memamerkan kekayaan secara terang-terangan. Gaya hidup mewah tetap diminati, namun ditampilkan dengan cara yang lebih halus dan elegan. Konsumen mulai lebih menyukai produk yang tidak terlalu mencolok logo atau desainnya. Tren ini menyebabkan penurunan minat terhadap produk yang terlalu identik dengan status sosial.


Harga Melambung Tinggi: Siapa Masih Bisa Beli?


1. Kenaikan Harga yang Signifikan


Dalam kurun waktu lima tahun, tepatnya antara 2019 dan 2024, harga produk mewah melonjak hingga 54% menurut data HSBC. Aksesori seperti tas, dompet, dan barang kulit lainnya mengalami kenaikan paling tajam. Sebagai contoh, sebuah tas tangan desainer populer kini dijual seharga €11.100, padahal lima tahun lalu masih di angka €5.800.


2. Pelanggan Setia Mulai Tersingkir


Kenaikan harga ini memang menguntungkan perusahaan, namun juga membuat sebagian pelanggan setia, terutama dari kalangan menengah merasa terpinggirkan. Mereka yang dahulu menjadikan barang mewah sebagai hadiah untuk diri sendiri atau simbol pencapaian, kini mulai mencari alternatif lain yang lebih terjangkau.


Pasar Terbelah Dua: Mewah untuk Semua atau Hanya untuk Segelintir?


1. Mewah yang Dapat Diakses: Gaya Hidup Elegan Tanpa Harus Mahal


Merek mewah kini menyadari bahwa tidak semua orang mampu membeli barang seharga puluhan juta. Oleh karena itu, mereka memperluas segmen melalui produk seperti parfum, skincare, kacamata, hingga layanan gaya hidup seperti kafe dan hotel bertema desainer. Ini memberikan pengalaman mewah yang lebih terjangkau dan tetap memberikan sentuhan prestise.


2. Mewah Ultra-Eksklusif: Hanya untuk Segelintir Orang


Di sisi lain, terdapat segmen ultra-premium yang sangat terbatas dan benar-benar eksklusif. Produk-produk ini meliputi perhiasan langka, koleksi edisi satu-satunya, hingga pengalaman pribadi yang dirancang khusus. Konsumen dalam kelompok ini biasanya memiliki kekayaan lebih dari $30 juta. Meski jumlahnya hanya 2% dari keseluruhan pelanggan, mereka menyumbang hampir 40% dari total penjualan barang mewah.


Kesimpulan: Dunia Mewah Sedang Mengatur Ulang Arah


1. Menyesuaikan Diri dengan Ekspektasi Baru


Mewah kini bukan lagi sekadar tentang harga tinggi atau logo besar. Yang lebih penting adalah nilai, cerita di balik produk, serta pengalaman yang personal dan bermakna. Industri ini perlahan-lahan beralih dari sekadar simbol status menjadi sarana ekspresi diri dan identitas.


2. Bagaimana Merek Bertahan di Tengah Perubahan


Agar tetap relevan, merek-merek mewah harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan konsumen masa kini. Ini mencakup memberikan nilai lebih dari sekadar estetika, memperhatikan gaya hidup modern, dan membangun hubungan emosional dengan pelanggan.


Perubahan ini membuka banyak peluang baru. Kini, kemewahan bukan lagi tentang seberapa mahal suatu barang, tetapi seberapa bermakna dan cermat produk itu dirancang. Bagi Anda yang cerdas dan peduli akan gaya, ini adalah momen untuk menemukan bentuk baru dari kemewahan yang lebih inklusif, personal, dan tetap elegan.