Pernah merasa kesal melihat pemain favorit tampil luar biasa di Piala Dunia, tapi malah tidak menang Golden Ball?


Atau justru bingung kenapa pemain yang tak begitu bersinar justru menang? Ternyata, proses penentuan pemenang Golden Ball jauh lebih rumit—dan penuh kejutan—daripada yang dibayangkan.


Apa Itu Golden Ball, Sebenarnya?


Golden Ball adalah penghargaan resmi yang diberikan kepada pemain terbaik selama gelaran Piala Dunia berlangsung. Berbeda dari Golden Boot (sepatu emas) yang diberikan untuk top skor, Golden Ball diberikan kepada pemain yang dianggap paling berpengaruh di sepanjang turnamen. Bukan hanya soal mencetak gol, tapi juga kepemimpinan, kreativitas, assist, aksi gemilang, dan bagaimana pemain itu mencuri perhatian setiap kali menginjak lapangan.


Siapa yang Menentukan Pemenangnya? Ini Dia Fakta Mengejutkannya


Banyak yang mengira pelatih atau kapten tim nasional yang memilih. Ternyata tidak. Yang menentukan pemenang Golden Ball adalah sekelompok jurnalis yang dipilih langsung oleh FIFA. Biasanya satu jurnalis dari setiap negara peserta akan memberikan suara. Jadi, ada sekitar 80 hingga 100 suara yang menentukan siapa pemain terbaik dunia dalam satu turnamen.


Proses Votingnya? Lebih Cepat dari yang Anda Kira


Inilah bagian yang paling mengejutkan: proses pemungutan suara dilakukan setelah babak semifinal, bahkan sebelum final dimainkan. FIFA akan mengumumkan daftar singkat kandidat, biasanya 10 pemain dan para jurnalis akan memilih tiga terbaik versi mereka. Pemain pertama mendapat 5 poin, yang kedua 3 poin, dan yang ketiga 1 poin. Total poin tertinggi memenangkan Golden Ball.


Artinya, penampilan di final tidak mempengaruhi hasil akhir. Jadi kalau seorang pemain tampil buruk di final atau bahkan kalah, ia masih bisa menang Golden Ball karena suara sudah dikunci lebih dulu.


Pemenang Kontroversial? Ini Dia Beberapa yang Paling Mengejutkan!


Masih ingat Piala Dunia 2014? Lionel Messi meraih Golden Ball meski Argentina kalah dari Jerman di laga final. Banyak penggemar menilai pemain lain seperti Manuel Neuer atau Thomas Müller lebih pantas menang. Tapi karena voting dilakukan sebelum laga final, hasilnya tidak bisa diubah lagi.


Contoh lainnya: Diego Forlán di tahun 2010. Uruguay hanya sampai semifinal, tapi Forlán dinilai sangat konsisten dan mencuri perhatian di setiap pertandingan. Hasilnya? Ia membawa pulang Golden Ball meskipun tidak tampil di final.


Adil atau Tidak? Ini Sudut Pandangnya


Sebagian orang merasa Golden Ball seharusnya mencerminkan performa di seluruh turnamen, termasuk laga puncak. Tapi sebagian lain percaya bahwa konsistensi sejak fase grup hingga semifinal lebih penting dan jika voting dilakukan setelah final, bisa jadi pemenang hanya ditentukan oleh satu pertandingan terakhir.


Dan karena keputusan ada di tangan jurnalis, bukan pelatih atau pemain, banyak keputusan terasa sangat subyektif. Inilah yang membuat penghargaan ini sering menjadi bahan perdebatan panas di kalangan penggemar.


Bagaimana dengan Tahun 2022 dan 2018? Siapa yang Lebih Layak?


Tahun 2022, Lionel Messi kembali menang Golden Ball. Tapi banyak yang menyoroti Kylian Mbappé, yang mencetak hat-trick di final dan nyaris membawa Prancis juara. Sedangkan di tahun 2018, Luka Modrić menang meski Kroasia kalah di final dari Prancis. Fans Prancis tentu punya pendapat berbeda soal itu.


Sekarang setelah tahu bagaimana Golden Ball dipilih, apakah pendapat Anda tentang pemenang sebelumnya berubah? Siapa pemain yang menurut Anda benar-benar pantas menang di Piala Dunia terakhir? Apakah ada pemain favorit yang menurut Anda seharusnya lebih dihargai?


Berikan komentar Anda dan bagikan siapa pemain terbaik sepanjang masa versi Anda! Dan jika suka dengan ulasan mendalam seperti ini, jangan lewatkan konten selanjutnya yang akan membongkar sisi tersembunyi dunia sepak bola yang belum banyak diketahui!