Pernahkah Anda melintas di depan sebuah gedung ramping dengan bentuk sederhana dan bersih, lalu bertanya-tanya: “Dari mana asal gaya desain seperti ini?” Tanpa disadari, kita dikelilingi oleh gaya arsitektur modern yang tidak hanya mempercantik kota, tapi juga memengaruhi cara hidup dan berpikir.


Hari ini, mari menjelajahi tiga gaya arsitektur modern yang paling berpengaruh dan mengejutkan dunia. Gaya-gaya ini bukan sekadar tampilan luar bangunan, tapi filosofi desain yang mampu menyentuh kehidupan sehari-hari. Siap untuk terinspirasi?


Gaya 1: Bauhaus – Ketika Fungsi dan Keindahan Menyatu


Gaya Bauhaus lahir di Jerman pada awal abad ke-20 dan menjadi salah satu tonggak penting dalam dunia desain modern. Konsep utamanya sangat sederhana: desain harus berguna, efisien, dan bebas dari ornamen yang tidak perlu.


Ciri khas Bauhaus antara lain atap datar, bentuk kotak atau kubus, serta tata ruang yang efisien. Tanpa ornamen yang rumit, gaya ini justru menonjolkan keanggunan dalam kesederhanaan. Bangunan seperti Kampus Bauhaus di Dessau atau Pabrik Fagus menunjukkan bagaimana keindahan bisa hadir melalui fungsionalitas.


Hingga kini, gaya Bauhaus masih banyak digunakan dalam desain rumah, sekolah, dan perkantoran. Ia mengajarkan bahwa keindahan tidak selalu datang dari kemewahan, kadang justru dari hal-hal yang paling sederhana dan masuk akal.


Gaya 2: De Stijl – Sentuhan Harmonis dari Belanda


Siap-siap terkesima dengan gaya yang satu ini! De Stijl, yang artinya "Sang Gaya" dalam Bahasa Belanda, muncul sekitar tahun 1917 dan menawarkan pendekatan desain yang sangat unik.


Ciri khasnya? Garis horizontal dan vertikal yang tegas, serta penggunaan warna-warna dasar, merah, biru, kuning dipadukan dengan hitam dan putih. Gaya ini bukan hanya soal arsitektur, tapi juga mencakup seni dan desain interior.


Salah satu contoh terbaiknya adalah Rumah Rietveld Schröder di Utrecht. Di rumah ini, semua elemen, dari dinding hingga furnitur didesain dengan filosofi yang sama.


De Stijl mengajarkan bahwa dari batasan yang ketat justru bisa muncul kreativitas tanpa batas. Harmoninya terasa modern, bahkan futuristik, meskipun sudah dirancang lebih dari satu abad lalu.


Gaya 3: Brutalisme – Gaya Berani yang Tegas


Brutalisme adalah gaya arsitektur yang langsung mencuri perhatian. Lahir pada tahun 1950-an di Inggris, gaya ini dikenal karena tampilannya yang ‘kasar’, tegas, dan seolah tak berkompromi.


Menggunakan beton ekspos dan bentuk geometris besar, Brutalisme menciptakan bangunan yang terasa kuat, monumental, dan penuh karakter. Contohnya bisa dilihat pada Barbican Estate di London dan Balai Kota Boston, yang keduanya menunjukkan keunikan brutalism yang kuat dan berani.


Meskipun tampilannya kadang dianggap ‘keras’ atau ‘dingin’, justru di situlah letak kekuatan Brutalisme. Gaya ini tidak berusaha menyenangkan mata semua orang, ia menyampaikan pesan kuat: bahwa arsitektur bisa jadi pernyataan.


Bangunan Brutalis sering memicu reaksi emosional, baik kagum maupun bingung. Dan itulah yang membuatnya tak bisa dilupakan. Gaya ini mengingatkan bahwa desain bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga keberanian dalam menyampaikan ide besar.


Ketiga gaya ini mungkin lahir puluhan tahun yang lalu, tapi pengaruhnya masih terasa di mana-mana. Mereka masih sangat relevan dan punya banyak hal untuk diajarkan pada era sekarang. Dalam kehidupan sehari-hari, gaya-gaya ini bisa menjadi inspirasi saat menata ruang, membangun rumah, atau bahkan sekadar memilih furnitur. Mereka membuka mata bahwa arsitektur bukan hanya soal bangunan, tapi juga cerminan cara berpikir.