Pernahkah merasa sudah mengatur bidikan dengan sangat sempurna, tapi hasilnya malah terasa hambar dan kosong?


Banyak fotografer yang awalnya terjebak dalam rutinitas mengejar simetri sempurna, menyusun subjek dengan cermat, mengikuti garis grid, memastikan setiap elemen seimbang secara visual. Tapi, di balik kesan rapi itu, foto justru kehilangan sesuatu yang sangat penting: jiwa dan cerita.


Simetri Bukan Segalanya


Aturan-aturan fotografi seperti “rule of thirds” atau simetri memang sudah terkenal karena mampu membuat foto tampak rapi dan enak dipandang. Foto refleksi di air atau bangunan dengan garis-garis lurus yang presisi sering dianggap sebagai karya seni visual. Namun, bila semua foto selalu menuruti aturan ini, lama-kelamaan akan muncul rasa bosan. Foto-foto tersebut terlihat indah, tapi terasa kaku dan monoton. Tidak ada kejutan atau dinamika yang membuatnya hidup. Realitas yang sesungguhnya penuh dengan ketidaksempurnaan dan ketidakteraturan, bukan?


Keindahan dari Kekacauan yang Teratur


Suatu saat, di tengah keramaian pasar tradisional yang penuh hiruk-pikuk, kerumunan orang, dan pemandangan yang tak teratur, beberapa foto diambil tanpa menghiraukan aturan simetri atau keseimbangan. Ada yang diambil secara miring, ada yang subjeknya berada di pinggir frame, bahkan ada yang blur karena gerakan cepat di latar belakang. Saat melihat hasilnya kembali, foto-foto itu terasa penuh energi dan kehidupan. Ketidaksempurnaan justru menciptakan suasana yang nyata, seolah-olah penonton bisa merasakan hiruk-pikuk pasar tersebut, mendengar suara orang berjualan, bahkan mencium aroma rempah dan makanan yang dijajakan.


Bukan Sekadar Melanggar Aturan, Melainkan Bermakna


Menerobos aturan bukan berarti sembarangan. Sebaliknya, ini soal mengambil keputusan dengan sadar untuk memanfaatkan ketidaksempurnaan demi menghasilkan foto yang lebih kuat dan bermakna. Menempatkan subjek di sudut foto, memotong bagian kepala atau kaki, menangkap momen saat orang sedang berjalan keluar frame, atau bahkan saat mereka berkedip, semua itu membawa unsur dinamis dan emosi yang membuat foto lebih hidup dan mengundang rasa penasaran. Foto seperti ini seringkali lebih mengundang diskusi dan keterlibatan dibanding foto yang terlalu sempurna dan “aman”.


Tantangan: Mencari Keindahan dari Ketidaksempurnaan


Cobalah memberi tantangan pada diri sendiri saat memotret berikutnya. Ambil 10 foto yang terlihat “berantakan”, aneh, atau bahkan “salah” menurut aturan komposisi klasik. Anda mungkin akan terkejut saat beberapa di antaranya menjadi favorit. Proses ini sangat menyenangkan dan membebaskan kreativitas. Ini juga menjadi pengingat bahwa seni tidak harus selalu mengikuti formula untuk menjadi indah dan berkesan.


Apakah Anda lebih suka foto dengan komposisi yang bersih dan teratur, atau justru lebih tertarik pada foto yang spontan, liar, dan penuh kejutan? Jangan ragu untuk berbagi pendapat di kolom komentar. Setiap orang melihat dunia lewat lensa yang berbeda, dan cerita di balik setiap jepretan pasti unik dan menarik.


Jadi, saat merasa terjebak dalam pola yang sama dan jenuh dengan kesempurnaan, jangan takut untuk bereksperimen dan melanggar aturan. Justru di situ, Anda bisa menemukan momen tak terlupakan yang membuat karya foto terasa hidup dan berkesan.