Banyak orang beranggapan bahwa gagal jantung baru bisa dikenali saat seseorang mulai mengalami sesak napas berat atau pembengkakan di kaki. Namun menurut Dr. John G. Cleland, seorang ahli kardiologi terkemuka, gagal jantung pada tahap awal justru sering muncul dalam bentuk yang sangat samar.
Jangan abaikan rasa lelah ringan atau napas yang sedikit tersengal saat aktivitas ringan. Gejala yang dianggap biasa, akibat kurang tidur atau stres, dan karena itulah banyak pasien terlambat menjalani pemeriksaan penting seperti echocardiografi atau tes natriuretik peptida.
Perubahan Berat Badan Tanpa Alasan? Bisa Jadi Tanda Tubuh Anda Mulai Melawan
Banyak yang mengira kenaikan berat badan akibat retensi cairan adalah satu-satunya tanda gagal jantung. Padahal, beberapa pasien justru mengalami penurunan berat badan yang tidak dijelaskan oleh diet atau aktivitas fisik. Ini bisa menjadi tanda awal ketidakseimbangan metabolik akibat gangguan hormon dan respons tubuh yang abnormal terhadap stres kardiovaskular.
Para peneliti menemukan bahwa peningkatan zat peradangan seperti TNF-α dan IL-6 dapat memicu penghancuran otot, bahkan sebelum kondisi parah seperti kakeksia terdiagnosis. Kondisi ini dikenal sebagai fase “pra-kakektik”, di mana tubuh mulai mengalami ketidakseimbangan antara pembentukan dan penghancuran jaringan otot. Jika berat badan menurun tanpa sebab jelas, apalagi pada lansia dengan tekanan darah tinggi, ini patut dicurigai sebagai sinyal awal dari gangguan jantung.
Gejala Malam Hari yang Sering Diabaikan: Bisa Jadi Alarm dari Jantung Anda!
Kesulitan bernapas saat tidur atau terbangun karena sesak (dikenal sebagai paroxysmal nocturnal dyspnea), serta sering buang air kecil di malam hari, ternyata bisa menjadi tanda awal gangguan jantung. Kedua hal ini ternyata bisa menjadi tanda awal dari gangguan fungsi jantung.
Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa sekitar 35% pasien dengan gagal jantung tipe HFpEF (Heart Failure with Preserved Ejection Fraction) melaporkan keluhan malam hari ini berbulan-bulan sebelum akhirnya mendapatkan diagnosis resmi. Terutama pada pasien yang memiliki tekanan darah tinggi atau riwayat irama jantung tidak normal.
Lambat Berpikir dan Suasana Hati Menurun? Mungkin Bukan Hanya Pikiran Anda
Berkurangnya aliran darah ke otak akibat fungsi jantung yang menurun dapat menyebabkan gangguan konsentrasi, lambat berpikir, hingga gejala mirip depresi ringan. Banyak kasus seperti ini yang keliru didiagnosis sebagai gangguan psikologis murni, padahal sebenarnya berakar dari masalah jantung.
Dr. Stuart C. Rosen, seorang peneliti neurokardiologi, menegaskan bahwa penurunan fungsi mental, gangguan perhatian, dan perubahan suasana hati sering menjadi tanda awal dari penurunan aliran darah ke otak yang diakibatkan oleh gangguan jantung. Ini bisa terjadi jauh sebelum gejala fisik seperti sesak napas muncul. Oleh karena itu, pada orang lanjut usia yang mengalami perubahan kognitif dan punya faktor risiko kardiovaskular, pemeriksaan jantung harus masuk dalam pertimbangan awal.
Tes Darah yang Sering Terlewat: Bisa Deteksi Gagal Jantung Lebih Cepat
BNP (B-type Natriuretic Peptide) dan NT-proBNP merupakan biomarker penting dalam deteksi gagal jantung. Namun sayangnya, pemeriksaan ini sering hanya dilakukan ketika pasien sudah mengalami gejala berat. Padahal, sedikit peningkatan nilai BNP, meskipun masih dalam batas normal atas, seharusnya jadi alarm bagi tenaga medis untuk melakukan evaluasi lebih lanjut.
Selain itu, biomarker tambahan seperti ST2 dan galektin-3 juga terbukti bisa mendeteksi stres pada otot jantung atau tanda awal fibrosis. Kombinasi hasil tes darah dengan riwayat klinis dan pencitraan seperti echocardiografi akan meningkatkan akurasi diagnosis dini.
Denyut Jantung Cepat & Tekanan Darah Tak Stabil: Sinyal Bahaya yang Terlupakan
Denyut jantung istirahat yang terus-menerus tinggi, tanpa penyebab jelas seperti infeksi atau gangguan tiroid, bisa mencerminkan mekanisme kompensasi jantung yang mulai melemah. Begitu pula dengan menyempitnya selisih antara tekanan sistolik dan diastolik (pulse pressure). Ini bisa mengindikasikan penurunan volume darah yang mengalir, meskipun tampaknya tidak terlihat berbahaya.
Sayangnya, tanda vital seperti ini sering tidak ditindaklanjuti lebih lanjut dalam pemeriksaan rutin, kecuali terlihat sangat mencolok. Padahal, jika tren ini berlangsung dalam beberapa kunjungan, bisa menjadi petunjuk berharga bahwa fungsi jantung sedang menurun.
Gagal jantung tidak selalu hadir dengan gejala dramatis. Justru, sebagian besar kasus dimulai dengan tanda-tanda yang sangat halus dan sering kali diabaikan. Peningkatan kewaspadaan terhadap gejala ringan, penggunaan biomarker secara lebih luas dalam pemeriksaan rutin, serta evaluasi menyeluruh pada pasien dengan risiko tinggi sangat penting untuk mencegah perkembangan penyakit ini ke tahap lanjut.
simak video "3 gejala awal sakit jantung"
video by "Hidup Sehat tvOne"