Di era ekonomi digital saat ini, kejahatan peretasan kartu kredit semakin berkembang dan canggih. Pelaku kejahatan siber tidak hanya memanfaatkan celah teknologi, tetapi juga kelemahan dalam perilaku manusia.
Oleh karena itu, melindungi informasi keuangan Anda tidak cukup hanya dengan tindakan dasar, melainkan membutuhkan strategi yang cerdas dan sikap yang selalu waspada.
1. Perkuat Keamanan Digital dengan Multi-Factor Authentication (MFA)
Mengandalkan password saja kini tidak cukup. Multi-factor authentication, atau otentikasi berlapis, memberikan perlindungan ekstra dengan meminta verifikasi tambahan sebelum akses diberikan, misalnya sidik jari, kode sekali pakai yang dikirim ke ponsel, atau data biometrik lainnya. Penggunaan MFA dapat mencegah lebih dari 99,9% serangan otomatis, sehingga menjadi benteng utama agar akun Anda tidak mudah diretas.
2. Pantau Aktivitas Kartu Kredit Secara Real Time
Menunggu laporan bulanan untuk mengetahui adanya transaksi mencurigakan adalah cara lama dan berisiko tinggi. Di zaman sekarang, penting untuk memantau aktivitas kartu kredit secara langsung. Banyak bank dan aplikasi keuangan menyediakan fitur notifikasi instan setiap kali ada transaksi, termasuk yang mencurigakan. Dengan begitu, Anda dapat langsung bertindak jika menemukan transaksi yang tidak dikenal, meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi.
3. Gunakan Nomor Kartu Kredit Virtual Saat Berbelanja Online
Nomor kartu kredit virtual adalah nomor unik sementara yang terhubung dengan kartu asli Anda, namun memiliki masa berlaku singkat atau hanya bisa digunakan satu kali saja. Teknologi ini membuat peretas sulit mendapatkan data asli kartu kredit selama transaksi online. Dengan membuat nomor virtual baru setiap kali berbelanja, risiko pencurian data kartu utama bisa ditekan secara signifikan.
4. Selalu Perbarui Perangkat dan Perangkat Lunak Anda
Para pelaku kejahatan siber seringkali mengeksploitasi celah keamanan pada perangkat lunak yang sudah usang. Oleh karena itu, pastikan sistem operasi, browser, dan aplikasi keamanan di perangkat Anda selalu dalam kondisi terbaru. Pembaruan otomatis adalah cara terbaik untuk memastikan Anda selalu mendapat patch keamanan terbaru tanpa harus repot melakukan update secara manual.
5. Waspadai Phishing dan Serangan Rekayasa Sosial
Hacker sering mengirimkan email, pesan teks, atau telepon yang dirancang untuk menipu agar Anda memberikan informasi kartu kredit. Metode ini, yang dikenal sebagai rekayasa sosial, bisa sangat meyakinkan. Selalu pastikan identitas pengirim secara mandiri sebelum mengklik tautan atau memberikan data pribadi. Ingat, lembaga keuangan resmi tidak akan meminta nomor kartu lengkap atau PIN lewat komunikasi yang tidak diminta.
6. Batasi Penyimpanan Informasi Kartu Kredit di Perangkat dan Situs Web
Meskipun menyimpan data kartu kredit di berbagai platform terasa praktis, hal ini justru memperbesar risiko pencurian data saat terjadi kebocoran. Sebaiknya masukkan data kartu secara manual setiap kali bertransaksi dan rutin hapus informasi pembayaran yang tersimpan di browser atau aplikasi.
7. Terapkan Kebiasaan Penggunaan Kartu Kredit yang Aman
Bangun rutinitas penggunaan kartu kredit yang disiplin, seperti hanya melakukan transaksi di jaringan yang aman, menghindari penggunaan Wi-Fi publik untuk pembayaran, serta menetapkan batas pengeluaran jika memungkinkan. Pilih juga kartu kredit yang menawarkan perlindungan terhadap penipuan dan kebijakan tanpa tanggung jawab bagi pengguna. Langkah-langkah ini akan mengurangi risiko sekaligus membantu Anda bertindak cepat jika kartu kredit pernah disalahgunakan.
Melindungi kartu kredit di tengah perkembangan teknologi memerlukan kesadaran dan tindakan proaktif. Dengan mengintegrasikan tujuh langkah ini dalam kebiasaan finansial sehari-hari, Anda membangun benteng kuat yang tidak hanya menjaga uang tetapi juga memberikan ketenangan pikiran.
simak video "menjaga keamanan kartu kredit"
video by "Andre Tuwan"