Kesemutan sering kali dianggap sepele, sekadar sensasi ringan yang muncul lalu hilang dengan sendirinya. Namun dalam dunia medis, sensasi ini dikenal sebagai parestesia, dan bisa menjadi sinyal awal dari gangguan kesehatan yang jauh lebih serius.
Mulai dari tekanan saraf lokal hingga indikasi awal penyakit sistemik, kesemutan adalah salah satu cara tubuh memberi tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres.Mengabaikan sinyal ini bisa berdampak pada keterlambatan penanganan kondisi yang mungkin bersifat progresif atau bahkan tidak bisa dipulihkan.
Mengenal Parestesia: Lebih dari Sekadar Rasa "Kesemutan"
Parestesia didefinisikan sebagai sensasi abnormal seperti kesemutan, rasa geli, atau merayap di kulit yang muncul tanpa rangsangan nyata. Meski kadang bersifat sementara, kondisi ini bisa berubah menjadi kronis atau sering kambuh. Di titik inilah, evaluasi medis menjadi sangat penting.
Menurut Dr. Lindsay McAlpine, seorang ahli saraf, "Parestesia yang menetap bukanlah gejala yang bisa diabaikan. Ini sering kali menandakan adanya iritasi saraf lokal atau gangguan neurologis yang lebih luas dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut."
Penting untuk dicatat bahwa parestesia tidak hanya berasal dari gangguan saraf tepi. Sistem saraf pusat pun sering terlibat, terutama pada kondisi seperti penyakit demielinasi atau gangguan aliran darah di otak.
Penyebab Umum Kesemutan: Dari Penekanan Saraf hingga Gangguan Sistemik
Kesemutan bisa terjadi akibat tekanan pada lengan atau kaki yang terlalu lama, namun di dunia medis, penyebabnya sering kali lebih kompleks. Beberapa penyebab umum antara lain:
- Jepitan saraf perifer, seperti sindrom lorong karpal atau neuropati ulnaris
- Gangguan metabolik, terutama defisiensi vitamin B12 atau diabetes melitus yang tidak terkontrol
- Penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis atau lupus
- Kelainan pembuluh darah otak, di mana infark kecil bisa menyebabkan perubahan sensasi yang halus
Pada setiap kasus, parestesia merupakan gejala yang muncul sebagai respons dari sistem saraf terhadap gangguan yang terjadi. Jalur saraf yang mengatur sensasi ini membentang dari saraf tepi, ganglion akar dorsal, hingga ke sumsum tulang belakang dan korteks sensorik di otak.
Gangguan pada jalur ini, baik karena peradangan, tekanan mekanis, iskemia, atau degenerasi, dapat menyebabkan sinyal yang salah atau berlebihan sehingga menimbulkan rasa kesemutan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kerusakan pada serabut saraf A-beta dan A-delta sering kali menjadi penyebab utama dalam neuropati perifer.
Kesemutan Seperti Ini Harus Segera Diperiksakan
Tidak semua rasa kesemutan memerlukan penanganan darurat, tetapi ada pola tertentu yang sebaiknya tidak diabaikan:
- Kesemutan disertai kelemahan otot atau sulit berjalan
- Kesemutan yang muncul secara sepihak pada wajah atau anggota tubuh, bisa jadi gejala serangan iskemik ringan (TIA)
- Disertai gangguan penglihatan atau bicara, yang mungkin mengarah ke gangguan sistem saraf pusat
Kesemutan yang diikuti dengan detak jantung cepat atau napas pendek, bisa berkaitan dengan ketidakseimbangan elektrolit atau gangguan fungsi otonom tubuh
Langkah Diagnosis: Dari Riwayat Gejala Hingga Pemeriksaan Saraf
Evaluasi dimulai dengan penggalian riwayat gejala secara rinci: kapan muncul, berapa lama berlangsung, di bagian tubuh mana, dan apakah ada gejala lain yang menyertainya. Beberapa pemeriksaan yang biasa dilakukan meliputi:
- Studi konduksi saraf (NCS) dan elektromiografi (EMG) untuk menilai fungsi saraf tepi
- MRI otak dan tulang belakang untuk mendeteksi lesi sentral atau penekanan
- Pemeriksaan laboratorium untuk mengecek kadar gula darah, defisiensi vitamin, tanda autoimun, dan paparan logam berat
- Potensial evoked jika dicurigai ada gangguan demielinasi
Penelitian Terbaru: Peran Peradangan dan Mikrosirkulasi dalam Parestesia
Studi terkini mengungkap bahwa disfungsi endotel dan peradangan saraf dapat memicu kesemutan bahkan sebelum gangguan metabolik seperti diabetes terdeteksi secara klinis. Temuan ini mendukung teori bahwa gangguan pembuluh darah mikro mungkin berperan lebih besar dalam timbulnya parestesia dibanding yang diperkirakan sebelumnya.
Meskipun hanya berupa rasa kesemutan ringan, parestesia bukanlah gejala yang boleh diabaikan. Sensasi ini bisa menjadi petunjuk penting terhadap masalah kesehatan yang lebih dalam, baik itu gangguan metabolik, tekanan saraf, atau penyakit neurologis kronis.
simak video "waspada jika sering kesemutan"
video by "Hidup Sehat tvOne"