Pernahkah Anda merasa ada level dalam sebuah game yang langsung terlupakan begitu selesai, sementara level lain malah terngiang-ngiang di pikiran bertahun-tahun?
Baik itu lorong menyeramkan di Resident Evil, tantangan platform penuh strategi di Celeste, atau dunia terbuka penuh peluang di Hitman, semua level game yang hebat punya satu kesamaan: desain yang cerdas dan terencana.
Di artikel ini, mari kita kupas tuntas logika penting di balik desain level yang memukau, kenapa hal ini penting, bagaimana cara membuatnya, dan apa saja yang sebenarnya sedang Anda rasakan saat bermain. Baik sebagai pemain maupun calon desainer, Anda akan mulai melihat game favorit dari sudut pandang yang berbeda!
Mengapa Desain Level Itu Penting?
Desain level bukan sekadar menempatkan musuh dan rintangan dalam sebuah ruang. Ini adalah cara game “berbicara” tanpa kata-kata. Level yang dirancang dengan baik mengajarkan cara bermain, mengajak eksplorasi, dan membangkitkan emosi melalui tata letak, ritme, dan interaksi.
Level yang hebat membentuk keseluruhan pengalaman bermain. Level tersebut memandu perhatian pemain secara alami, memperkenalkan mekanik secara bertahap, serta menciptakan rasa mengalir yang pas. Bila level terasa membingungkan atau kaku, bahkan game dengan grafis menawan pun bisa jadi membuat frustrasi. Namun, level yang cerdas adalah di mana keajaiban dimulai.
Mulai Dari Tujuan yang Jelas
Desain level yang efektif selalu dimulai dengan tujuan. Apa yang ingin dicapai pemain di level ini? Apakah untuk belajar mekanik baru, menantang keterampilan, atau menyampaikan momen cerita yang besar?
Ambil contoh Super Mario Bros. Level awal dibuat agar pemain belajar cara melompat, menekan blok, dan menghadapi musuh secara alami. Anda belajar sambil bermain tanpa merasa sedang mengikuti tutorial. Ini adalah hasil desain yang sangat disengaja.
Contoh lain adalah Portal, di mana setiap level membawa pemain menyelesaikan teka-teki dengan mekanik yang sama, namun semakin kompleks. Setiap langkah membangun pengetahuan yang sudah dimiliki.
Ritme dan Pacing: Detak Jantung Permainan
Level yang bagus punya ritme. Ada keseimbangan antara ketegangan dan jeda, aksi dan waktu santai. Desainer merancang pertemuan musuh, teka-teki, dan hadiah dengan cermat supaya pemain tetap terlibat tanpa merasa kelelahan.
Dalam game aksi seperti Uncharted, pacing berjalan seperti film, adegan pertempuran cepat diikuti momen eksplorasi tenang. Sementara itu, game roguelike seperti Hades membangun ketegangan secara bertahap dengan hadiah yang tepat waktu untuk mendorong pemain terus maju.
Ritme ini bukan kebetulan, melainkan struktur yang sengaja dibuat untuk mengikuti cara berpikir dan perasaan pemain.
Kejelasan Visual dan Spasial
Pernahkah Anda tersesat dalam sebuah level dan bingung harus kemana? Itu tanda desain spasial yang kurang baik. Level yang baik secara halus memandu pemain tanpa harus menjelaskan secara gamblang. Desainer menggunakan cahaya, warna, dan bentuk untuk menunjukkan arah atau objek interaktif.
Misalnya, The Legend of Zelda: Breath of the Wild menggunakan landmark visual seperti menara bercahaya atau puncak gunung untuk menarik perhatian. Ini bukan kebetulan, melainkan desain yang terencana.
Desainer juga memakai teknik “signposting” pola dan petunjuk visual yang berulang atau cerita lingkungan, untuk mengarahkan pemain secara halus.
Tantangan yang Adil
Tantangan dalam level harus membuat pemain merasa adil. Artinya, kegagalan harusnya terjadi karena kesalahan pemain, bukan karena desain yang buruk. Celeste adalah contoh bagus, levelnya penuh tantangan platform yang sulit, tapi kontrol ketat dan restart instan membuat pemain tidak merasa frustrasi.
Desain yang adil juga berarti memberi pemain semua alat yang dibutuhkan untuk sukses. Puzzle yang sulit harus tetap masuk akal dan solusi bisa dikenali setelah berhasil.
Beri Hadiah Pada Rasa Penasaran
Desain level yang pintar memberi penghargaan bagi pemain yang suka menjelajah dan mencoba hal baru. Apakah ada jalur rahasia? Bukan cuma soal dari titik A ke titik B, tapi perjalanan dan penemuan di sepanjang jalan.
Game seperti Dark Souls terkenal dengan dunia yang saling terhubung. Saat Anda membuka pintu shortcut yang ternyata terhubung ke lokasi awal, ada rasa puas luar biasa, karena Anda baru saja memahami desain dunia yang kompleks. Momen “aha!” ini adalah hasil dari desain level yang jenius.
Proses Iterasi dan Pengujian
Sebagian besar level terbaik tidak langsung jadi sempurna. Mereka dibuat, diuji, diperbaiki, dan dibangun ulang berkali-kali. Desainer mengamati bagaimana pemain bergerak, di mana mereka kesulitan, dan bagaimana reaksi emosionalnya. Dari sana, layout, pacing, dan hadiah disesuaikan.
Banyak studio menggunakan feedback pemain dan heatmap untuk melacak pergerakan serta titik kematian pemain agar level bisa terus disempurnakan. Proses ini adalah gabungan antara ilmu, seni, dan empati terhadap pengalaman pemain.
Contoh Level yang Melekat di Ingatan
- "Ravenholm" dari Half-Life 2: atmosfer mencekam dan penggunaan lingkungan sebagai senjata membuatnya ikonik.
- Area kota dalam The Last of Us Part II: menyatukan cerita, strategi, dan desain ruang yang terbuka namun terarah.
- Level luar angkasa di Super Mario Galaxy: menjungkirbalikkan gravitasi sebagai fitur utama, membuat navigasi jadi petualangan tersendiri.
Level-level ini dikenang bukan hanya karena tampilannya, tapi juga sensasi dan pengalaman saat memainkannya.
Ketika sebuah level dirancang dengan baik, Anda bahkan tidak menyadari proses desainnya, semuanya terasa natural dan menyenangkan. Itu adalah percakapan tak terlihat antara game dan pemain, dibangun dari petunjuk halus, pacing yang pas, dan struktur yang matang.
Lain kali saat bermain, coba berhenti sejenak dan tanyakan pada diri sendiri: apa yang membuat level ini seru? Apa yang memandu saya? Apa yang membuat saya terkejut? Anda mungkin akan mulai melihat kecerdikan tersembunyi di balik pengalaman bermain yang selama ini dinikmati.
Lalu, level game apa yang paling membekas di ingatan Anda? Bagikan cerita Anda, kami sangat ingin tahu apa yang membuatnya begitu spesial!