Halo Lykkers! Saat kita memikirkan polusi, kita sering membayangkan sungai kotor atau langit penuh asap. Tapi, beberapa polusi paling berbahaya sebenarnya bersemayam di bawah tanah—di dalam tanah.
Logam berat seperti timbal, arsenik, dan kadmium bisa bertahan di tanah selama puluhan tahun, diam-diam memengaruhi kesehatan tanaman, hewan, dan bahkan kita.
Untungnya, alam punya tim pembersih sendiri: tanaman-tanaman khusus yang bisa menyerap logam berat dan membantu memulihkan lahan. Mari kita jelajahi cara kerjanya dan tanaman mana yang menjadi pahlawannya.
Logam berat adalah elemen seperti timbal, merkuri, kadmium, arsenik, dan nikel. Mereka bisa berasal dari penambangan, limbah industri, pestisida, atau bahkan lalu lintas kendaraan. Logam-logam ini tidak mudah terurai, dan seiring waktu, mereka bisa menumpuk di tanah. Ini menciptakan risiko serius bagi pertanian, air minum, dan rantai makanan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paparan jangka panjang terhadap logam berat dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kerusakan ginjal, gangguan perkembangan pada anak-anak, dan peningkatan risiko kanker.
Metode menggunakan tanaman untuk membersihkan tanah disebut fitoremediasi. Ini adalah proses di mana tanaman tertentu menyerap logam berat melalui akar mereka dan menyimpannya di batang atau daun. Beberapa tanaman bahkan mengubah bahan kimia berbahaya menjadi bentuk yang lebih aman. Pendekatan ini murah, ramah lingkungan, dan alami. Berbeda dengan mesin atau bahan kimia, tanaman tidak merusak tanah—mereka menyembuhkannya secara perlahan seiring waktu.
Salah satu tanaman fitoremediasi yang paling terkenal adalah bunga matahari (Helianthus annuus). Bunga matahari telah digunakan untuk membersihkan area di sekitar zona bencana nuklir. Akarnya sangat baik dalam menyerap timbal, arsenik, dan uranium. Mereka tumbuh cepat, mudah dikelola, dan menawarkan solusi sederhana untuk masalah sulit.
Pohon willow dan poplar juga sangat baik dalam menyaring air dan tanah yang tercemar. Karena memiliki sistem akar yang dalam, mereka bisa menarik kontaminan dari jauh di bawah permukaan. Pertumbuhan cepat dan biomassa besar mereka berarti mereka bisa menyerap lebih banyak logam seiring waktu. Pohon-pohon ini sangat berguna di dekat situs industri atau tempat pembuangan sampah di mana kontaminasi meresap dalam.
Tanaman lain yang mengesankan adalah Alpine pennycress (Thlaspi caerulescens), bunga kecil yang tumbuh subur di tanah kaya logam. Dikenal karena kemampuannya menyerap seng dan kadmium dalam jumlah tinggi—kadar yang akan beracun bagi sebagian besar tanaman lain. Para ilmuwan di Eropa telah mempelajarinya selama bertahun-tahun dan melihatnya sebagai kandidat kuat untuk memulihkan area pertambangan yang tercemar.
Meskipun fitoremediasi terdengar ideal, para ahli mengingatkan bahwa tidak semua tanah yang tercemar bisa dibersihkan hanya dengan tanaman. Fitoremediasi bekerja paling baik pada tingkat kontaminasi rendah hingga sedang; untuk situs yang sangat beracun, perawatan lain mungkin diperlukan.
Selain itu, setelah tanaman menyerap logam, mereka harus dibuang dengan aman untuk menghindari kontaminasi ulang pada lahan. Beberapa peneliti sedang mengeksplorasi ide "fitomining," di mana tanaman yang telah dipanen dibakar, dan logamnya dikumpulkan untuk digunakan kembali.
Seiring polusi semakin umum di area perkotaan dan pertanian, fitoremediasi menawarkan solusi yang berkelanjutan dan terjangkau. Ini bukan hanya untuk kota besar atau peternakan besar—komunitas dan sekolah juga bisa menanam "tanaman pembersih" ini di taman atau kebun yang tercemar. Dengan menggabungkan sains dan alam, kita belajar bekerja bersama bumi, bukan melawannya.
Sekarang kita tahu beberapa tanaman bisa lebih dari sekadar menghias halaman, apakah kalian akan mempertimbangkan menanam bunga matahari untuk membantu planet ini? Mungkin kalian pernah melihat upaya membersihkan tanah di kota kalian sendiri. Bagikan pendapat kalian—kita semua adalah bagian dari lingkungan, dan setiap akar, daun, dan bunga bisa membantu membuat perubahan.