Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh astronot setelah mereka kembali ke Bumi usai menjalani misi di luar angkasa selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan?


Tidak sekadar mendarat dengan aman dan tersenyum ke kamera, tubuh mereka mengalami berbagai perubahan signifikan — sebagian bersifat sementara, sebagian lainnya bisa bertahan lebih lama. Yuk, simak penjelasannya!


Tubuh Beradaptasi dengan Kondisi Tanpa Gravitasi


Berkeliling di ruang hampa gravitasi memang terlihat menyenangkan, tapi sebenarnya tubuh manusia sangat bergantung pada gaya gravitasi yang selalu menariknya ke bawah. Saat berada di luar angkasa, tubuh menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa gravitasi, dan saat kembali ke Bumi, tubuh harus beradaptasi ulang dengan gaya gravitasi yang kembali bekerja.


Otot Mengecil karena Tidak Terpakai


Dalam kondisi tanpa gravitasi, otot tidak perlu bekerja keras. Aktivitas sederhana seperti berjalan, berdiri, atau menopang berat badan sendiri menjadi jauh lebih mudah. Akibatnya, tubuh merespons dengan mengecilkan massa otot. Maka tak heran, saat kembali ke Bumi, mereka membutuhkan program pemulihan intensif agar bisa kembali kuat seperti semula.


Kepadatan Tulang Menurun dengan Cepat


Tidak hanya otot, tulang juga mengalami perubahan signifikan. Dalam kondisi gravitasi nol, kepadatan tulang menurun sangat cepat, bisa mencapai sekitar 1% per bulan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi osteoporosis pada orang biasa. Penurunan kepadatan tulang membuat astronot rentan mengalami patah tulang dan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk melakukan pemulihan dengan latihan khusus dan pemantauan kesehatan.


Perubahan Cairan Tubuh yang Bikin Wajah Membengkak


Gravitasi di Bumi biasanya menarik cairan tubuh ke bagian bawah, terutama kaki. Namun, di luar angkasa, cairan tersebut bergeser naik ke dada dan kepala. Akibatnya, wajah astronot tampak membengkak dan muncul tekanan pada sinus, yang terkadang menyebabkan gangguan penglihatan. Kondisi ini dikenal sebagai SANS (Spaceflight-Associated Neuro-ocular Syndrome), yang diyakini terjadi karena tekanan cairan meningkat di dalam tengkorak.


Jantung yang Bekerja Lebih Ringan


Di ruang tanpa gravitasi, jantung tidak perlu memompa darah melawan gaya gravitasi sehingga beban kerja jantung berkurang dan massa otot jantung bisa menurun. Setelah kembali ke Bumi, beberapa astronot mengalami pusing atau sulit berdiri tegak, yang disebut intoleransi ortostatik. Ini menandakan sistem kardiovaskular mereka perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan gravitasi.


Sistem Keseimbangan Tubuh Terganggu


Sistem vestibular di telinga bagian dalam yang berfungsi menjaga keseimbangan mengalami kebingungan selama berada di luar angkasa. Ketika kembali ke Bumi, otak dan tubuh butuh waktu untuk beradaptasi ulang. Ini menyebabkan astronot kesulitan menjaga keseimbangan, bahkan bisa merasa mual dan kehilangan koordinasi selama beberapa hari.


Sistem Imun yang Terpengaruh


Perjalanan luar angkasa juga memengaruhi sistem imun. Beberapa astronot mengalami reaktivasi virus yang sebelumnya tidak aktif, perubahan dalam respon peradangan, hingga proses penyembuhan luka yang lebih lambat. Penelitian mengenai dampak jangka panjang perjalanan luar angkasa terhadap sistem imun masih terus dilakukan.


Risiko Paparan Radiasi yang Tersembunyi


Di luar atmosfer Bumi, perlindungan terhadap radiasi kosmik sangat minim. Meski misi singkat dianggap relatif aman, misi jangka panjang berpotensi meningkatkan risiko terkena penyakit kanker dan masalah kesehatan lain yang terkait dengan radiasi.


Stres Mental dan Adaptasi Setelah Kembali


Setelah berbulan-bulan menjalani isolasi, keterbatasan ruang, dan minim rangsangan indera, kembali ke dunia yang penuh dengan suara, keramaian, dan interaksi sosial bisa menjadi pengalaman yang berat. Banyak astronot melaporkan perlu waktu untuk menyesuaikan kondisi mental dan emosional saat kembali ke kehidupan sehari-hari.


Kembali ke Bumi dari luar angkasa bukan sekadar langkah turun dari pesawat. Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan kompleks akibat hidup dalam kondisi tanpa gravitasi, dan proses pemulihan membutuhkan waktu. Dengan persiapan matang, latihan intensif, dan dukungan medis, astronot bisa beradaptasi dan kembali ke kondisi normal, bahkan seringkali lebih kuat dan tangguh dari sebelumnya.


Punya pertanyaan tentang salah satu perubahan ini? Atau ingin tahu lebih dalam mengenai salah satu aspek? Jangan ragu untuk bertanya, dan mari kita bahas bersama!