Pernahkah Anda bertanya-tanya kenapa seorang bodybuilder dengan otot besar dan kekar belum tentu bisa mengangkat beban lebih berat dibandingkan seorang atlet angkat besi yang ototnya tampak lebih kecil?


Banyak orang mengira otot besar berarti otomatis kuat, tapi kenyataannya tidak sesederhana itu. Mari kita gali bersama perbedaan antara otot yang dibentuk oleh bodybuilder dan atlet angkat besi, dan mengapa ukuran otot bukan satu-satunya penentu kekuatan sejati.


Perbedaan Distribusi Otot antara Bodybuilder dan Atlet Angkat Besi


Salah satu perbedaan utama terletak pada bagaimana otot mereka berkembang dan tersebar di tubuh. Bodybuilder biasanya fokus pada penampilan otot, mereka ingin otot terlihat besar, simetris, dan terbentuk dengan indah. Latihan yang dilakukan cenderung mengisolasi kelompok otot tertentu agar tampil maksimal secara visual. Inilah sebabnya otot mereka terlihat penuh dan bulat.


Berbeda dengan atlet angkat besi, yang lebih mengutamakan kekuatan otot secara menyeluruh untuk mengangkat beban berat dengan efisien. Otot mereka memang mungkin tidak tampak sebesar bodybuilder, tapi otot itu bekerja secara sinergis untuk menghasilkan tenaga besar.


Kecepatan dan Daya Ledak Otot: Siapa yang Unggul?


Meskipun otot bodybuilder terlihat besar, tidak berarti mereka memiliki kecepatan dan daya ledak yang tinggi. Atlet angkat besi justru melatih ototnya supaya dapat bekerja secara cepat dan eksplosif.


Misalnya, jika bodybuilder dan atlet angkat besi sama-sama mengangkat barbel seberat 100 kg, atlet angkat besi mungkin mampu mengangkatnya dalam satu detik, sedangkan bodybuilder membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 1,3 detik. Perbedaan waktu ini mengindikasikan fokus latihan yang berbeda, athlet angkat besi fokus pada kecepatan dan kekuatan, sedangkan bodybuilder pada ukuran dan ketahanan otot.


Kekuatan Mutlak: Atlet Angkat Besi Lebih Unggul


Dalam hal kekuatan mutlak, atlet angkat besi biasanya lebih unggul. Kekuatan mutlak adalah kemampuan otot menghasilkan gaya maksimum saat berkontraksi. Contohnya, seorang atlet angkat besi dengan berat 75 kg bisa saja mampu melakukan squat dengan beban lebih berat daripada bodybuilder yang beratnya 100 kg.


Ini karena atlet angkat besi melatih otot agar bisa menghasilkan tenaga maksimal, bukan sekadar memperbesar volume otot.


Mengapa Otot Kecil Bisa Lebih Kuat?


Rahasia kekuatan otot kecil ada pada jenis serat otot yang berkembang. Bodybuilder biasanya memiliki serat otot yang lebih banyak mengandung cairan otot (plasma otot), yang membuat otot terlihat lebih besar tapi tidak selalu berkontribusi pada kekuatan kontraksi. Plasma otot ini meliputi bagian otot yang tidak berkontraksi, seperti membran dan jaringan ikat.


Sementara itu, atlet angkat besi mengembangkan serat otot yang disebut miosibril, yaitu bagian kontraktil otot yang bertugas menghasilkan gaya. Otot mereka lebih banyak serat cepat (fast-twitch), yang memungkinkan gerakan eksplosif dan kekuatan tinggi. Bodybuilder umumnya memiliki campuran serat lambat dan cepat, yang membantu ketahanan dan pembentukan ukuran otot.


Faktor Lain yang Mempengaruhi Kekuatan


Kekuatan juga dipengaruhi oleh sistem saraf dan koordinasi antar otot. Atlet angkat besi melatih sistem sarafnya untuk mengaktifkan banyak serat otot secara bersamaan, sehingga mampu menghasilkan gaya yang lebih besar dengan otot yang tampak lebih kecil. Selain itu, mereka juga melatih koordinasi antar kelompok otot agar bekerja secara efektif saat mengangkat beban berat.


Jadi, sudah jelas bahwa otot besar tidak selalu berarti lebih kuat. Atlet angkat besi dengan otot yang lebih kecil bisa jadi lebih kuat karena otot mereka dilatih untuk fungsi dan kekuatan, bukan hanya ukuran. Bodybuilder membangun otot untuk penampilan dan simetri, yang tidak selalu berhubungan dengan kekuatan maksimal.