Eksim, yang dalam istilah medis dikenal sebagai dermatitis, merupakan kelompok kompleks dari gangguan peradangan kulit.


Kondisi ini memiliki beragam bentuk klinis, mencerminkan mekanisme patologis yang berbeda-beda dan memerlukan pendekatan pengobatan yang disesuaikan secara spesifik.


Atopic Dermatitis: Eksim Kronis yang Sering Kambuh


Atopic dermatitis (AD) adalah jenis eksim yang paling sering ditemukan. Penyakit ini ditandai dengan gejala yang sering kambuh dan berlangsung dalam jangka panjang. Penyebabnya melibatkan interaksi rumit antara faktor genetik, gangguan sistem kekebalan tubuh, dan kerusakan pada fungsi pelindung kulit.


Apa penyebabnya? Gabungan antara faktor keturunan, gangguan sistem imun, dan kerusakan pelindung alami kulit. Salah satu gen yang sering terlibat adalah gen filaggrin (FLG). Bila gen ini bermutasi, kulit menjadi lebih mudah kehilangan kelembapan dan lebih rentan terhadap zat asing dari luar. Menurut Dr. Rachel Cohen, "Mutasi FLG sangat terkait dengan gejala awal dan keparahan penyakit, serta memengaruhi respons terhadap pengobatan."


Gejala AD meliputi ruam merah yang terasa sangat gatal, sering muncul di area lipatan seperti siku bagian dalam dan belakang lutut.


Penanganan fokus pada:


- Rutin menggunakan pelembap untuk menjaga pelindung kulit


- Obat oles seperti kortikosteroid atau penghambat kalsineurin


- Terapi modern seperti dupilumab, obat biologis yang bekerja menekan reaksi imun penyebab peradangan


Contact Dermatitis: Kenali Perbedaan Iritasi dan Alergi


Jenis eksim ini muncul akibat paparan zat tertentu. Namun, ada dua bentuk utama: iritan dan alergi.


- Dermatitis kontak iritan: Terjadi karena zat seperti deterjen atau sabun yang merusak lapisan pelindung kulit


- Dermatitis kontak alergi: Terjadi ketika sistem imun bereaksi terhadap zat yang seharusnya tidak berbahaya, seperti logam (nikel), bahan kosmetik, atau pengawet


Penting untuk mengenali pola penyebaran lesi. Dermatitis alergi bisa menyebar dari area awal paparan, sementara dermatitis iritan umumnya terbatas pada lokasi kontak langsung. Uji tempel (patch test) merupakan metode utama untuk mendiagnosis dermatitis kontak alergi.


Menurut Dr. David Pariser, “Membedakan dermatitis kontak alergi dari iritan secara akurat sangat penting untuk menentukan strategi pencegahan dan pengobatan yang tepat.”


Nummular Eczema: Eksim Bentuk Koin yang Sering Tertukar


Nummular eczema kerap membingungkan karena lesinya menyerupai infeksi jamur atau psoriasis. Bentuk plak bulat seperti koin dan rasa gatal yang intens menjadi ciri khasnya. Meski penyebab pastinya belum diketahui secara menyeluruh, kekeringan kulit dan gangguan fungsi pelindung kulit diyakini sebagai faktor utama, diperburuk oleh kondisi lingkungan dan kemungkinan pengaruh mikroba.


Berbeda dengan AD, lesi pada nummular eczema lebih terdefinisi dengan jelas. Pengobatan biasanya melibatkan pelembap intensif, kortikosteroid topikal kuat, dan dalam kasus yang sulit diatasi, penggunaan obat sistemik. Bukti terbaru menunjukkan bahwa terapi yang menargetkan keseimbangan mikrobioma kulit dapat membantu mengurangi peradangan lokal.


Dyshidrotic Eczema: Eksim dengan Lepuhan Mengganggu di Tangan dan Kaki


Dyshidrotic eczema atau pompholyx adalah jenis eksim yang muncul di telapak tangan dan kaki, dengan lepuhan kecil yang sangat mengganggu. Meskipun dulu dikaitkan dengan gangguan kelenjar keringat, penelitian terkini menunjukkan bahwa penyebabnya lebih kompleks dan mungkin terkait dengan faktor genetik, paparan zat iritan, serta stres.


Gejalanya meliputi gatal hebat, lepuhan kecil, dan kulit retak atau mengelupas. Pemeriksaan jaringan kulit (biopsi) sering menunjukkan dermatitis spongiotik dengan vesikel intraepidermal. Penanganan utamanya adalah kortikosteroid topikal poten, penghindaran faktor pemicu, dan dalam kasus yang parah, terapi cahaya atau obat sistemik.


Dr. Rachel Cohen menyatakan bahwa “Penanganan sejak dini pada kondisi peradangan kulit seperti dyshidrotic eczema penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang seperti infeksi dan kerusakan kulit permanen.”


Seborrheic Dermatitis: Eksim Berminyak di Area Tertentu


Eksim ini biasa muncul di area tubuh yang kaya kelenjar minyak seperti kulit kepala, wajah, dan dada bagian atas. Kondisi ini sering muncul di area kaya kelenjar minyak seperti wajah dan kulit kepala, dengan ciri khas berupa sisik berminyak, kemerahan, dan rasa gatal.


Studi menunjukkan bahwa gangguan respons imun dan inflamasi saraf ikut berperan dalam perkembangan penyakit ini. Jamur jenis Malassezia juga diyakini menjadi pemicu peradangan. Pengobatan utamanya meliputi agen antijamur dikombinasikan dengan terapi antiinflamasi. Terapi baru yang menargetkan interaksi antara mikroba dan tubuh sedang dikembangkan dan menunjukkan hasil yang menjanjikan.


Eksim adalah kondisi yang bisa sangat mengganggu, tetapi dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai, gejalanya bisa dikendalikan dengan baik. Kunci utama adalah memahami jenis eksim yang dialami, mengenali pemicunya, dan mengikuti saran dokter kulit.