Halo Lykkers! Siapa yang nggak suka makanan hangat yang bikin nyaman? Tapi, gimana kalau makanan itu nggak cuma enak, tapi juga bikin usus kita senang dan seimbang?
Hari ini, kita bakal ngobrol soal sesuatu yang simpel tapi jagoan—ngukus makanan. Ini metode masak tradisional yang lembut dan mungkin bakal jadi favorit baru kamu, apalagi kalau kamu lagi jaga kesehatan pencernaan.
Nguukus adalah cara masak yang udah lama banget dipakai di banyak negara Asia kayak China, Jepang, dan Thailand. Di masakan China khususnya, hidangan kukus ada di mana-mana—dari bakpao dan dumpling yang fluffy sampe seafood lembut dan sayuran yang cerah. Nguukus cocok banget buat makanan dengan rasa ringan kayak ayam, seafood, dan sayuran hijau, karena bikin rasa alami mereka keluar tanpa kelewat dominan.
Waktu kita ngukus makanan, kita pake uap panas buat masak secara lembut. Begitu uap nyentuh permukaan makanan yang lebih dingin, uap berubah jadi air dan cepet banget ngeluarin panas—bahkan dua sampe lima kali lebih banyak panas dibandingkan rebus! Artinya, ngukus masak makanan lebih cepat daripada rebus.
Karena suhunya stabil di 100°C (titik didih air), bahan makanan matang merata. Hasilnya? Makanan lembut, juicy, dan penuh rasa tanpa overcook atau kering. Nggak heran banyak yang suka metode ini.
Nah, ini bagian yang seru. Sayuran kukus ternyata jagoan buat sistem pencernaan kita. Ini caranya:
• Bantu atasi sembelit: Serat dari sayuran jadi bahan bakar buat bakteri baik kayak bifidobacteria di usus. Bakteri ini berkembang dan bikin lingkungan usus lebih sehat.
• Kurangi asupan gula dan lemak: Makan lebih banyak sayuran kukus bikin kita otomatis kurang konsumsi gula dan minyak, yang biasanya jadi makanan bakteri jahat. Ini bantu bakteri baik jadi pemenang.
• Kurangi kembung dan retensi air: Sayuran kaya kalium, yang bantu buang kelebihan garam dan air dari tubuh. Karena kalium larut dalam air, ngukus (bukan rebus) bikin lebih banyak kalium stay di makanan.
• Dukung gula darah dan tekanan stabil: Kandungan serat bikin gula darah naik perlahan setelah makan sayuran kukus. Kabar baik buat jaga energi sepanjang hari.
Pernah dengar polifenol? Ini antioksidan kuat yang banyak ada di sayuran, terutama keluarga cruciferous kayak brokoli dan kolplay. Kerennya, ngukus sayuran ini bisa ningkatin kadar polifenol. Bahkan, ngukus brokoli bisa naikin polifenol sampai 1,6 kali! Antioksidan ini kayak prajurit kecil tubuh—bantu lindungi kita dari stres sehari-hari dan penuaan.
Jelas beda. Meskipun keduanya panasin makanan, caranya beda banget:
• Steamer: Pakai uap lembut buat panasin makanan secara perlahan dan merata. Lebih ramah sama nutrisi dan jaga rasa, tekstur, dan warna alami.
• Microwave: Pakai gelombang elektromagnetik buat bikin molekul air di makanan bergetar dan bikin panas. Cepet sih, tapi bisa bikin panas nggak rata dan rusak beberapa nutrisi karena lonjakan suhu cepat.
Jadi, meskipun microwave lebih cepet, steamer kasih rasa dan nutrisi yang lebih oke.
Pasti worth it. Meskipun ngukus mungkin makan waktu beberapa menit lebih lama, kita bisa kontrol proses masaknya. Plus, ngukus alami ngurangin minyak berlebih dan bikin makanan tetap juicy dan manis. Kalau dipasangin sama saus tradisional Jepang kayak miso, amazake, atau soy koji, manfaat buat usus makin mantap. Bumbu fermentasi ini dukung bakteri baik dan bikin makanan kukus makin enak.
Besok pas bikin makan siang atau malam, kenapa nggak coba pake steamer? Mau brokoli dengan saus miso atau sepiring ubi kukus sederhana, tubuhmu—dan ususmu—bakal seneng banget. Kami pengen dengar eksperimen hidangan kukusmu! Ada sayuran favorit buat dikukus atau saus cocolan yang bikin tambah mantap?
Ceritain ya—dan sampai ketemu lagi, happy steaming! 🥦✨