Minum air memang sangat penting bagi kesehatan tubuh. Namun, banyak orang belum memahami bahwa kecepatan konsumsi air juga memiliki peran besar terhadap keseimbangan tubuh. Air yang diminum tidak langsung masuk ke dalam aliran darah. Sebaliknya, air akan melalui saluran pencernaan terlebih dahulu, diserap di usus halus, lalu didistribusikan ke berbagai kompartemen sel melalui proses osmosis dan filtrasi.
Menurut Dr. Anthony Berman, seorang ahli nefrologi di Stanford Health Care, ginjal memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan cairan dengan cara mengatur pengeluaran air. Namun, respon ginjal ini tidak bersifat instan. Ketika tubuh menerima asupan air dalam jumlah besar secara cepat, kemampuan ginjal untuk menyaring cairan bisa kewalahan sementara waktu.
Bahaya Nyata: Hiponatremia Akut Bukan Sekadar Kekurangan Garam
Salah satu risiko medis yang paling serius akibat konsumsi air berlebihan dalam waktu singkat adalah hiponatremia akut. Ini adalah kondisi di mana kadar natrium dalam darah turun drastis. Natrium sangat penting untuk menjaga keseimbangan cairan di luar sel serta fungsi sistem saraf. Jika seseorang minum air dalam jumlah besar dengan cepat, terutama jika kadar natrium awalnya sudah rendah atau jika fungsi ginjalnya terganggu, osmolalitas serum dapat turun secara drastis.
Sebuah tinjauan medis tahun 2024 yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine mengungkap bahwa kasus exercise-associated hyponatremia (EAH) masih sering terjadi, terutama di kalangan atlet ketahanan yang minum air terlalu banyak tanpa mengganti elektrolit yang hilang. Ketika tubuh menerima cairan hipotonik secara cepat, sistem regulasi tidak mampu mengimbangi, dan ini bisa memicu pembengkakan otak serta gangguan saraf serius.
Mengapa Otak Menjadi Sasaran Utama?
Sistem saraf pusat adalah bagian tubuh yang paling rentan saat terjadi kelebihan cairan secara mendadak. Penurunan mendadak osmolalitas plasma menyebabkan air bergerak masuk ke dalam sel-sel otak, yang kemudian meningkatkan tekanan di dalam tengkorak. Secara klinis, hal ini bisa menyebabkan gejala seperti sakit kepala, kebingungan, mual, kejang, hingga koma.
Sebuah laporan kasus tahun 2023 di JAMA Neurology menceritakan seorang pelari berusia 28 tahun yang mengalami kejang setelah mengonsumsi hampir 4 liter air hanya dalam waktu 90 menit pasca-maraton. Hasil laboratorium menunjukkan kadar natriumnya turun hingga di bawah 125 mmol/L dan ia memerlukan perawatan intensif serta infus salin hipertonik.
Ginjal Tidak Bisa Selalu Mengimbangi
Dalam kondisi optimal, ginjal manusia hanya mampu mengeluarkan sekitar 0,8 hingga 1,0 liter air per jam. Namun, kapasitas ini sangat tergantung pada hormon antidiuretik (ADH) yang mengatur keseimbangan air. Jika air diminum lebih cepat daripada kemampuan ginjal untuk membuangnya, maka kelebihan air akan masuk ke dalam ruang antar sel dan sel itu sendiri, menyebabkan pembengkakan jaringan.
Dr. Leena Mathur, konsultan penyakit dalam dari Johns Hopkins, menekankan bahwa "kelebihan cairan tidak hanya mencairkan elektrolit, tetapi juga memberi beban fisiologis pada ginjal. Ini dapat memicu respon kompensasi seperti natriuresis, yang justru memperburuk ketidakseimbangan ion tubuh."
Berapa Batas Aman Minum Air?
Meski sering dianjurkan minum 8 hingga 10 gelas air per hari, kenyataannya kebutuhan air setiap orang berbeda-beda. Faktor seperti berat badan, suhu lingkungan, aktivitas fisik, dan kondisi medis perlu diperhitungkan. Dalam dunia medis, risiko mulai muncul ketika konsumsi air melebihi 1 liter per jam selama beberapa jam berturut-turut tanpa asupan natrium yang seimbang.
Di rumah sakit, terapi cairan selalu disesuaikan dengan berat badan, fungsi ginjal, serta jumlah cairan yang hilang. Prinsip kehati-hatian ini sebaiknya juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Siapa yang Paling Rentan?
Berikut kelompok yang berisiko tinggi mengalami dampak buruk dari konsumsi air berlebihan:
- Atlet ketahanan yang minum berlebihan setelah latihan tanpa elektrolit.
- Orang dengan gangguan fungsi ginjal atau yang menggunakan obat-obatan tertentu.
- Anak-anak dan lansia yang mungkin tidak merasakan haus meski tubuh kekurangan cairan.
- Individu dengan kebiasaan minum air berlebihan sebagai bagian dari kondisi psikologis.
Strategi Aman untuk Hidrasi Sehat
Untuk mereka yang berada dalam kondisi fisik berat atau memiliki risiko tinggi, strategi hidrasi sebaiknya disesuaikan. Minuman yang mengandung elektrolit seperti oralit atau minuman olahraga dengan komposisi natrium-kalium seimbang bisa membantu mengurangi risiko.
Dalam pengaturan medis, pemantauan kadar natrium sering dilakukan pada pasien yang mendapatkan cairan infus atau dalam situasi di mana konsumsi air tidak mudah dikendalikan.
Minum air memang penting untuk menjaga kesehatan, tetapi ketika dikonsumsi berlebihan dalam waktu singkat, justru bisa menjadi bumerang bagi tubuh. Hiponatremia akut, komplikasi otak, dan stres ginjal adalah risiko nyata yang telah tercatat di berbagai jurnal kedokteran darurat dan nefrologi.
simak video "dampak terlalu banyak minum air"
video by "Saddam Ismail"