Penyakit Arteri Perifer (Peripheral Artery Disease/PAD) merupakan kondisi kronis yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah perifer, terutama di bagian tungkai. Penyakit ini membuat aliran darah ke jaringan tubuh menjadi terganggu, yang dapat menimbulkan berbagai keluhan hingga komplikasi serius.
PAD kerap dikaitkan dengan aterosklerosis, yaitu proses penumpukan lemak di dinding arteri yang berkembang secara bertahap, menyebabkan kekakuan dan penyumbatan pembuluh darah.
Meskipun PAD umumnya menyerang ekstremitas bawah seperti kaki, kondisi ini tidak boleh dianggap sebagai masalah lokal semata. Justru, PAD merupakan indikator kuat adanya gangguan vaskular yang bersifat sistemik dan berpotensi meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular lainnya, seperti serangan jantung dan stroke.
Bagaimana PAD Terbentuk? Dari Cedera Endotel Hingga Iskemia Kritis
Segalanya bermula dari kerusakan kecil di dinding pembuluh darah. Tubuh merespons dengan mengirimkan sel-sel kekebalan, yang kemudian berubah menjadi sel busa dan mulai membentuk plak. Plak inilah yang membuat pembuluh darah menjadi sempit dan kaku. Ketika aliran darah berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen, terutama saat melakukan aktivitas seperti berjalan.
Dalam kasus berat, PAD bisa berkembang menjadi iskemia kritis, di mana kaki terasa nyeri bahkan saat sedang tidak bergerak, dan luka kecil pun sulit sembuh. Ini adalah kondisi darurat yang bisa berujung pada amputasi jika tidak ditangani tepat waktu.
Menurut Prof. Michael Criqui, seorang pakar epidemiologi kardiovaskular dari University of California San Diego, “PAD bukan hanya masalah di kaki, tetapi merupakan tanda bahwa seluruh sistem pembuluh darah sedang dalam bahaya.”
Gejala Klinis PAD: Tidak Hanya Nyeri Saat Berjalan
Gejala khasnya adalah nyeri atau kram di betis saat berjalan, yang akan membaik saat beristirahat. Namun, perlu diketahui bahwa banyak penderita PAD yang tidak menunjukkan gejala klasik ini. Beberapa hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala sama sekali.
Gejala lain yang harus diwaspadai meliputi:
- Kaki terasa dingin
- Rambut pada kaki menipis atau hilang
- Luka di kaki sulit sembuh
- Nyeri saat beristirahat, terutama di malam hari
- Denyut nadi di pergelangan kaki atau kaki sangat lemah
Pada individu dengan diabetes, neuropati dapat menutupi rasa nyeri khas PAD, sehingga diagnosa menjadi lebih sulit dan membutuhkan pemeriksaan lebih mendalam.
Pemeriksaan PAD: Lebih dari Sekadar Ankle-Brachial Index
Untuk mendeteksi PAD, dokter biasanya menggunakan Ankle-Brachial Index (ABI), yaitu metode sederhana yang membandingkan tekanan darah di kaki dan lengan. Nilai yang lebih rendah dari normal menandakan kemungkinan adanya sumbatan.
Namun, dengan perkembangan teknologi medis, kini tersedia berbagai metode diagnostik modern seperti:
- Duplex Ultrasound: Menggabungkan pencitraan arteri dengan aliran darah.
- Magnetic Resonance Angiography (MRA) dan CT Angiography: Memberikan visualisasi detail lokasi dan derajat penyumbatan.
- Near-Infrared Spectroscopy dan monitor oksigenasi jaringan: Alat ini mampu menilai seberapa baik jaringan menerima oksigen, sangat berguna untuk memantau respon terhadap terapi.
Risiko Penyerta dan Komplikasi PAD: Jangan Remehkan Dampaknya
PAD tidak berdiri sendiri. Banyak penderita juga mengidap diabetes, disfungsi ginjal kronis, dan hipertensi. Semua kondisi ini saling memperburuk satu sama lain. Menurut ulasan pada tahun 2024 di jurnal Circulation Research, memasukkan PAD dalam evaluasi risiko jantung rutin bisa mengubah pendekatan pencegahan secara menyeluruh.
Penderita PAD memiliki risiko tiga kali lipat lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung dibandingkan individu tanpa PAD.
Pengobatan: Kombinasi Terapi Medis dan Perubahan Gaya Hidup
Penanganan PAD tidak bisa dilakukan dengan satu metode saja. Diperlukan pendekatan gabungan agar hasilnya optimal. Beberapa langkah yang biasa direkomendasikan antara lain:
- Obat antiplatelet seperti aspirin atau clopidogrel untuk mencegah pembentukan gumpalan darah
- Statin untuk menstabilkan plak dan menurunkan kolesterol
- Terapi olahraga terpantau, terbukti meningkatkan sirkulasi darah di tungkai
- Kontrol tekanan darah dan kadar gula darah secara ketat
Pada kasus yang lebih berat, dapat dilakukan intervensi seperti angioplasti atau pemasangan stent untuk membuka kembali pembuluh darah yang tersumbat.
Penyakit Arteri Perifer merupakan "alarm tubuh" terhadap masalah pembuluh darah yang lebih luas. Deteksi dini, modifikasi faktor risiko secara agresif, dan terapi yang tepat dapat mencegah tidak hanya komplikasi pada tungkai, tapi juga risiko yang mengancam nyawa. Di tengah berkembangnya teknologi medis dan pemahaman yang lebih baik mengenai PAD, langkah paling penting tetaplah pada kesadaran untuk memeriksakan diri sejak dini.