Fluktuasi kadar gula darah memang hal yang biasa terjadi dalam tubuh manusia. Namun, jika kadar glukosa turun secara mendadak tanpa gejala peringatan, kondisi ini memerlukan perhatian medis yang serius.
Hipoglikemia mendadak didefinisikan sebagai penurunan cepat kadar glukosa plasma hingga di bawah 70 mg/dL, dan dapat menimbulkan komplikasi serius bila tidak segera ditangani. Meskipun kondisi ini sering dikaitkan dengan penderita diabetes, individu tanpa diabetes juga bisa mengalaminya.
Penggunaan Obat Diabetes atau Insulin Secara Berlebihan
Pada penderita diabetes, terutama yang menjalani terapi insulin intensif, hipoglikemia sering terjadi akibat dosis insulin yang terlalu tinggi atau waktu pemberian yang tidak tepat. Menurut Dr. David M. Nathan dari Harvard Medical School, bahkan kesalahan kecil dalam penghitungan dosis insulin basal atau bolus dapat memicu penurunan kadar glukosa yang drastis. Risiko ini meningkat saat asupan makanan berkurang atau saat tubuh melakukan aktivitas fisik yang berat.
Gangguan Pengosongan Lambung dan Malabsorpsi
Hipoglikemia setelah makan bisa dialami oleh penderita yang memiliki gangguan pengosongan lambung (gastroparesis), yang kerap dijumpai pada pasien dengan diabetes jangka panjang atau neuropati otonom. Penyerapan glukosa menjadi tidak menentu, dan tubuh justru memproduksi insulin dalam jumlah berlebih dibandingkan dengan beban glukosa yang sebenarnya masuk. Selain itu, gangguan seperti penyakit celiac atau kekurangan enzim pankreas dapat memengaruhi penyerapan nutrisi, memicu ketidakteraturan kadar gula darah. Tes toleransi glukosa atau pemantauan glukosa secara terus-menerus (CGM) biasanya diperlukan untuk mendiagnosis kondisi ini.
Gangguan pada Kelenjar Adrenal atau Hipofisis
Hormon kortisol dan hormon pertumbuhan berperan penting dalam menstabilkan kadar glukosa darah. Pada kondisi seperti insufisiensi adrenal (penyakit Addison) atau hipopituitarisme, kekurangan hormon ini dapat mengganggu proses glukoneogenesis dan glikogenolisis. Sesuai pedoman dari Endocrine Society, pengujian kadar kortisol di pagi hari sangat disarankan bagi pasien dengan hipoglikemia yang tidak dapat dijelaskan, terutama jika disertai gejala seperti tekanan darah rendah, kelelahan, dan gangguan elektrolit.
Hipoglikemia Pasca Operasi Bariatrik
Beberapa pasien yang telah menjalani prosedur bedah lambung seperti gastric bypass atau sleeve gastrectomy dapat mengalami hipoglikemia pascamakan yang tertunda. Kondisi ini dikenal sebagai sindrom mirip nesidioblastosis, yaitu adanya proliferasi sel islet pankreas secara berlebihan yang menyebabkan sekresi insulin berlebihan. Untuk mendiagnosisnya, biasanya dilakukan pemantauan glukosa terus-menerus dan uji toleransi makan campuran. Penanganannya meliputi perubahan pola makan, dengan fokus pada makanan dengan indeks glikemik rendah.
Hipoglikemia Reaktif Akibat Konsumsi Karbohidrat Tinggi
Pada individu tanpa diabetes, hipoglikemia reaktif bisa terjadi 2–4 jam setelah mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat. Respons insulin yang dihasilkan tubuh terhadap lonjakan glukosa dapat berlebihan, sehingga menyebabkan penurunan kadar glukosa secara tiba-tiba. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang lebih muda dan memiliki sensitivitas insulin yang tinggi.
Penyakit Kritis dan Infeksi Berat
Penyakit akut seperti infeksi berat atau respons inflamasi sistemik dapat mengganggu metabolisme glukosa tubuh. Contohnya, sepsis bisa menghambat glukoneogenesis dan merusak regulasi hormon normal, sehingga menyebabkan episode hipoglikemia. Pada pasien yang sedang dalam kondisi kritis, fluktuasi kadar gula darah sangat mungkin terjadi akibat gangguan fungsi hati dan perubahan metabolik yang dipicu oleh sitokin.
Insulinoma dan Kondisi Hiperinsulinisme Endogen
Insulinoma, yaitu tumor neuroendokrin yang jarang terjadi, perlu dipertimbangkan dalam kasus hipoglikemia berulang dengan kadar insulin dan C-peptida yang tidak sesuai. Gejala klasiknya adalah triad Whipple: gejala hipoglikemia, kadar glukosa plasma rendah, serta perbaikan gejala setelah pemberian glukosa. Berbagai teknologi pencitraan modern seperti PET/CT dengan 68Ga-DOTATATE membantu mendeteksi tumor berukuran kecil dan mempermudah tindakan bedah.
Hipoglikemia Akibat Olahraga
Selama aktivitas fisik yang berat atau berlangsung lama, otot membutuhkan glukosa dalam jumlah besar, yang bisa melampaui kapasitas produksi glukosa oleh hati. Pada individu yang menggunakan insulin atau obat pemicu insulin, risiko ini lebih tinggi, terutama jika asupan karbohidrat sebelum berolahraga tidak mencukupi. Karena itu, penting untuk menyesuaikan waktu dan intensitas latihan fisik dengan pola makan dan pengobatan yang sedang dijalani.
Penurunan kadar gula darah secara mendadak bukanlah sekadar gangguan ringan, melainkan pertanda adanya ketidakseimbangan metabolisme yang kompleks. Untuk itu, dibutuhkan evaluasi medis yang menyeluruh, termasuk pemeriksaan kadar hormon, riwayat penggunaan obat, serta pola hidup harian. Pendekatan terapi harus disesuaikan dengan penyebab utamanya, bukan hanya mengatasi gejala sementara. Seiring berkembangnya teknologi, pemantauan glukosa secara real-time dan pemeriksaan hormon tingkat lanjut kini memungkinkan deteksi lebih awal dan strategi pengobatan yang lebih tepat sasaran.